16

215 22 0
                                    

Happy reading gaes ~~~


°°


Haaa...
Suara tarikan nafas panjang dari Renza terdengar.

Jeri yang melihat Renza mulai tersadar mencoba menggoyangkan tangan Renza dengan pelan dari tidur panjangnya. " Ren, Ren bangun!"

Renza perlahan membuka mata, melihat langit-langit di kamarnya berubah. Bukan hanya itu bahkan seisi ruangan yang ia tempati terbalut serba warna putih membuatnya bingung. " Dimana ini?" Tanya Renza bingung.

" Rumah sakit, Nza." Jawab Jeri, berniat menekan tombol memanggil dokter namun terhenti.

" Haikal mana?" Renza terlihat bingung melihat kanan kiri terus menerus.

" Enggak ada." Jawab Jeri cepat. " Mau ditelpon suruh kesini?" Tawar Jeri.

Renza menggelengkan pelan menolak. " Kenapa aku di sini?" Tanya Renza tidak mengingat apapun.

Jeri sedikit terkejut mendengar perkataan Renza yang sedikit berbeda dari Renza biasanya. Seperti kata 'gue' kini berganti menjadi aku. " Kamu sama Joen kecelakaan, kamu ngga inget?" Tanya Jeri serius. Hanya gelengan pelan dari Renza sebagai jawaban.

" Ini jam berapa?" Tanya Jeri bingung, masih belom mengingat situasi yang terjadi.

" Ini." Jeri melihat jam tangannya. " Jam 11 lewat sedikit."

" Sebelas siang?" Tanya Renza dengan bingung.

" Malem, Nza."

" Aku panggil dokter dulu kalau kamu udah bangun dari koma." ucap Jeri, ada rasa syukur di dalam dirinya melihat Renza terbangun.

" Aku koma? Kecelakaannya kapan?" Tanya Renza bingung, ada beberapa alat rumah sakit menempel di tubuhnya. " Aku baik-baik aja kok."

" Terus kamu enggak ngerasa sakit?" Tanya Jeri heran.

" Enggak, aku nggak kenapa-kenapa."

Jeri diam melihat Renza, langsung menekan tombol memanggil Dokter.

Tak lama seorang dokter bersama dua perawatan masuk ke dalam, memeriksa tubuh Renza.

" Dokter tanya sama kamu, namanya siapa?" Tanya Dokter itu.

" Renza." Hanya satu kata keluar dari mulut Renza.

" Renza nggak ngerasa sakit ya?" Tanya dokter pria itu lagi pada Renza.

" Dok, lepasin ini." Renza meminta melepas beberapa alat yang menempel di tubuhnya merasa tidak nyaman.

" Jangan, nanti aja. Kalau udah sembuh, nanti dokter lepas semua." Jawab dokter itu.

" Orang tuanya ada dimana?" Dokter itu bertanya pada Jeri.

" Sedang berada di kantin, dok."

" Owh, dengan Adek siapa?"

" Jeri, saya saudara Renza."

Dokter itu mengangguk mengerti. " Renza, inget ini siapa?" Dokter itu bertanya, setelah tadi mendengar beberapa penjelasan dari Jeri.

Renza diam melihat kearah Jeri. Ada kerutan di keningnya, seolah sedang berpikir. " Chandra?" Tanya Renza, hanya ada nama itu terlintas di pikirannya.

" Owh." Dokter itu mengangguk, mengerti dengan kondisi yang dialami pasiennya saat ini.

Clek... Pintu terbuka. Jeri dan dokter itu spontan menoleh kearah pintu dan melihat Audi dan Faisal masuk.

" Ayah, Renza udah siuman." Ucap Jeri pada Faisal.

Pertunjukan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang