Happy reading gaes ~~~
°°
Haaa...
Suara tarikan nafas panjang dari Renza terdengar.Jeri yang melihat Renza mulai tersadar mencoba menggoyangkan tangan Renza dengan pelan dari tidur panjangnya. " Ren, Ren bangun!"
Renza perlahan membuka mata, melihat langit-langit di kamarnya berubah. Bukan hanya itu bahkan seisi ruangan yang ia tempati terbalut serba warna putih membuatnya bingung. " Dimana ini?" Tanya Renza bingung.
" Rumah sakit, Nza." Jawab Jeri, berniat menekan tombol memanggil dokter namun terhenti.
" Haikal mana?" Renza terlihat bingung melihat kanan kiri terus menerus.
" Enggak ada." Jawab Jeri cepat. " Mau ditelpon suruh kesini?" Tawar Jeri.
Renza menggelengkan pelan menolak. " Kenapa aku di sini?" Tanya Renza tidak mengingat apapun.
Jeri sedikit terkejut mendengar perkataan Renza yang sedikit berbeda dari Renza biasanya. Seperti kata 'gue' kini berganti menjadi aku. " Kamu sama Joen kecelakaan, kamu ngga inget?" Tanya Jeri serius. Hanya gelengan pelan dari Renza sebagai jawaban.
" Ini jam berapa?" Tanya Jeri bingung, masih belom mengingat situasi yang terjadi.
" Ini." Jeri melihat jam tangannya. " Jam 11 lewat sedikit."
" Sebelas siang?" Tanya Renza dengan bingung.
" Malem, Nza."
" Aku panggil dokter dulu kalau kamu udah bangun dari koma." ucap Jeri, ada rasa syukur di dalam dirinya melihat Renza terbangun.
" Aku koma? Kecelakaannya kapan?" Tanya Renza bingung, ada beberapa alat rumah sakit menempel di tubuhnya. " Aku baik-baik aja kok."
" Terus kamu enggak ngerasa sakit?" Tanya Jeri heran.
" Enggak, aku nggak kenapa-kenapa."
Jeri diam melihat Renza, langsung menekan tombol memanggil Dokter.
Tak lama seorang dokter bersama dua perawatan masuk ke dalam, memeriksa tubuh Renza.
" Dokter tanya sama kamu, namanya siapa?" Tanya Dokter itu.
" Renza." Hanya satu kata keluar dari mulut Renza.
" Renza nggak ngerasa sakit ya?" Tanya dokter pria itu lagi pada Renza.
" Dok, lepasin ini." Renza meminta melepas beberapa alat yang menempel di tubuhnya merasa tidak nyaman.
" Jangan, nanti aja. Kalau udah sembuh, nanti dokter lepas semua." Jawab dokter itu.
" Orang tuanya ada dimana?" Dokter itu bertanya pada Jeri.
" Sedang berada di kantin, dok."
" Owh, dengan Adek siapa?"
" Jeri, saya saudara Renza."
Dokter itu mengangguk mengerti. " Renza, inget ini siapa?" Dokter itu bertanya, setelah tadi mendengar beberapa penjelasan dari Jeri.
Renza diam melihat kearah Jeri. Ada kerutan di keningnya, seolah sedang berpikir. " Chandra?" Tanya Renza, hanya ada nama itu terlintas di pikirannya.
" Owh." Dokter itu mengangguk, mengerti dengan kondisi yang dialami pasiennya saat ini.
Clek... Pintu terbuka. Jeri dan dokter itu spontan menoleh kearah pintu dan melihat Audi dan Faisal masuk.
" Ayah, Renza udah siuman." Ucap Jeri pada Faisal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pertunjukan Terakhir
Novela JuvenilBercerita tentang Renza dan Haikal, dua sahabat yang sama-sama menyembunyikan rahasia besar demi tidak mengkhawatirkan orang-orang terdekat mereka. Bagiamana kisah mereka? Yuk dibaca:)