26

235 32 0
                                    

Selamat membaca ~~



°°





" Pagi ku cerah, matahari bersinar
Ku gendong tas Hitam ku di pundak
Selamat pagi semua, ku... Apaan?" Tanya Zaky tidak melanjutkan lagi nyanyiannya di depan papan tulis karena lupa lirik selanjutnya.

" Ku nantikan dirimu, di depan
Kelas ku menantikan kamu..." Saut Renza. Berjalan masuk masih menggunakan alat bantu menuju bangkunya.

" Nyambung listrik aja." Ucap Zaky melihat Renza yang terus melangkah ke bangkunya.

" Loe nyanyi nggak hafal, sok mau nyanyi." Jawab Renza berhenti melangkah dan melihat Zaky dengan wajah datar.

" Eh, Ren. Lo keterlaluan banget." Zaky berdiri di depan Renza menatap tajam.

" Apaan? Mundur, geli gue lihat muka lo."

" Loe kok ngga ngundang gue?" Ta ya Zaky dengan wajah kecewa.

" Ada ngga nya lo disana acaranya masih jalan aja."

" CK! Jawaban lo sesuai di harapkan."

Hari ini, hari pertama masuk sekolah setelah libur semester ganjil. Semua harus masuk tanpa terkecuali, karena sudah diberi liburan panjang maka tidak ada alasan lain lagi untuk tidak masuk.

Upacara di hari Senin dilaksanakan tanpa terkendala sampai selesai. Tidak ada kegiatan aktif atau wajib belajar di hari pertama masuk sekolah. Sedangkan besok proses pembelajaran akan berlanjut seperti biasanya.

" Ini papan pengumuman jangan di salah gunakan!" Teriak Pak Teguh menggelegar di sepanjang lorong. Semua murid yang melihatnya memilih menjauh bahkan menghindar.

Bagaimana tidak, papa pengumuman ini dijadikan para murid untuk menempelkan pernyataan mereka.

Setelah upacara, kegiatan kebersihan lingkungan sekolah di lanjutkan. Semua murid memiliki tanggung jawab sendiri dengan kelas mereka. Banyak siswa dan siswi berpencar memenuhi sekolah sesuai suruhan guru yang berjaga.

" Ji dipanggil tuh, anggota OSIS di suruh ngumpul di ruang rapat." Ucap Chandra pada Jibran yang tengah menyapu kelas.

" Oh, makasih Chan infonya." Jibran memberikan sapu yang ia pegang pada Chandra lalu pergi.

" Apa-apaan ini kenapa jadi aku yang nyapu!" Chandra bersuara kesal.

Sedangkan di belakang sekolah, ada banyak anal-anak yang malas pembersihan bersembunyi. Namun hal itu tidak akan lepas begitu saja dari pengawasan Pak Jingga yang datang dengan rotan di tangannya.

" Bagus!"

Semua berlari tak tentu arah, menghindar dari rotan yang bisa saja melayang pada waktunya.

" Masih sekolah aja udah ngga bener kerjaannya!" Pak Jingga mengambil rokok di tanah, sepertinya punya salah satu siswa yang berlari.

Di sisi lain, Joen ada di bank sampah. Ia memisahkan semua sampah organik dan non organik atas perintah wali kelasnya karena ia ketangkap berada di kantin ketimbang membersihkan kelas.

" Ko Joen, Ngapain disini?" Tanya salah satu adik kelas pada Joen.

" Lo Kenapa disini?" Tanya Joen balik.

" Di suruh taruh ini."

" Lusa latihan, Jangan enggak datang." Ucap Joen, karena di adik kelasnya ini termasuk anggota basket sama sepertinya.

" Siap, Ko. Semangat." Ucapnya sebelum pergi.

" Perasaan banyak banget yang ada di kantin kenapa cuma gue sendiri yang ketangkep." Ucap Joen mengeluh.

Pertunjukan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang