3

487 46 0
                                    

Happy reading guys ~~


°°


Hari Senin telah tiba, semua murid melakukan rutinitas biasa yaitu upacara. Di pagi yang terik namun menyehatkan ini banyak murid yang enggan melaksanakan upacara karena beberapa hal, mulai dari keringat hingga malas berdiri lama. Namun hal itu harus mereka lakukan kalau tidak akan ada sanksi yang menunggu.

Setelah melaksanakan upacara, semua murid dipersilahkan untuk mengganti baju dengan seragam olahraga agar lebih leluasa bergerak, dan akan ada banyak kegiatan yang dilakukan, diawali dengan pembersihan lingkungan sekolah. Berhubung diadakannya turnamen Basket yang di selenggarakan di sekolah, jadi tidak akan ada jam pelajaran untuk seminggu ke depan

" CK! Gerah banget." Keluh Renza, tangannya menyeka keringat yang mengalir di pelipis kiri matanya.

" Ngeluh aja hidup loe, Nza." Ucap Haikal melihat Renza berjongkok mencabuti rumput kecil di depan halaman kelas.

" Loe emang nggak ngerasa gerah apa?" Tanya Renza berhenti mencabuti rumput.

" Gerah juga, sebenarnya bisa aja kita ke kantin." Ucap Haikal bimbang.

" Yuk lah ke kantin aja." Ajak Renza segera berdiri.

" Nggak ah, ada Bu Marni tuh di sana." Haikal menunjuk Bu Marni wali kelas mereka yang berada tidak jauh. Haikal mau saja ke kantin, tapi ia sudah berjanji dengan wali kelasnya untuk tidak bertingkah saat di depan wali kelasnya itu.

" Joen pasti udah di kantin, mana mau dia pembersihan gini."

" Udah ke kantin aja kalau emang nggak tahan lagi."

" Yakin nggak ikut?" Tawar Renza lagi agar Haikal goyah.

" Enggak pergi aja sana."

" Ok."

Renza benar-benar pergi beralasan membuang sampah ke belakang sekolah, padahal kenyataanya sampah itu akan ia alihkan pada murid yang akan membuang sampah ke belakang sekolah juga.

" Kal, jangan nyudut aja nanti kesambet setan." Tegur Zaky menepuk pundak Haikal yang berjongkok tapi tidak melakukan apapun.

" Ki, tolongin gue minta tisu sama Nabila." Haikal menoleh ke belakang, menutupi mulut dan hidupnya dengan tangan.

" Mimisan lagi loe?" Tanya Zaky, Haikal mengangguk sebagai jawaban. " Bu Marni, Haikal mimisan lagi." Teriak Zaky membuat keributan.

Haikal memutar bola mata malas melihat Zaky, seharusnya cukup dia saja tau tanpa harus memberitahu siapapun walau semua tau soal Haikal yang sering mimisan, kadang beberapa murid bersiaga menyiapkan tisu untuk Haikal jikalau dibutuhkan.

Murid-murid yang awalnya sibuk dengan kerjaan masing-masing mulai mengerumuni Haikal. Bu Marni dan satu guru lainnya lalu berjalan mendekati Haikal.

" Mundur, panas gila!" Teriak Haikal, mendorong beberapa temannya dengan tangan kirinya agar sedikit menjauh.

" Mundur-mundur." Zaky membantu Haikal agar teman-teman mereka sedikit memberi ruang agar udara masuk.

" Mundur nak, semuanya tolong mundur." Ucap Bu Dewi, guru biologi.

" Ada tisu?" Tanya Bu Marni pada muridnya.

" Nih, Bu." Zaky memberikan satu bungkus tisu kecil yang belum terbuka.

" Ini, kamu gunain aja semuanya." Bu Marni membantu Haikal membersikan darah yang terus mengalir dari hidung Haikal. " Amar tolong ambil daun sirih di dekat masjid, nak." Suruh bu Marni.

Pertunjukan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang