22

377 41 1
                                        

Happy reading gaes ~~

°°

Joen, Jeri, Haikal, Renza dan Mahen duduk di kantin tanpa Jibran dan Chandra yang tengah sibuk dengan tugas sekolah hingga tidak bisa ikut bergabung.

Mahen duduk tepat di depan Joen, disebelahnya ada Haikal. Sedangkan Joen duduk bersama Jeri dan Renza di bangku panjang.

" Ehem..." Mahen berdehem. " Ada yang motor baru nih." Ucap Mahen tanpa menyebut orangnya.

Joen yang merasa tersenyum lebar, membuat Haikal tersadar.

" Motor baru aja." Ucap Haikal.

" Yoii." Sahut Joen."  Btw, tau aja Lo gue motor baru?" Tanya Joen pada Mahen.

" Gue dibelakang lo waktu masuk parkir." Ucap Mahen.

Joe mengangguk mengerti." Gimana keren ngga?"

" Keren, cocok buat Lo." Puji Mahen serius. " Dalam rangka apa lo ganti motor?" Tanya Mahen penasaran.

" Mike lagi seneng kerja sama dia diterima." Ucap Joen tanpa embel" 'papi' pada orang tuanya.

" Anjir nih anak durhaka banget, udah dibeliin motor malah manggil bokap sendiri pake nama. Lo kira tinggal di barat sana!" Oceh Renza.

" Nggak heran lagi." Sahut Haikal.

" kal - Kal, kek orang bener aja loe pake nyaut juga." Ucap Joen tidak terima jika Haikal yang notabene sama sepertinya ikut mengkritik dirinya.

Haikal tidak memperdulikan perkataan Joen, malah bersikap acuh agar Joen semakin merasa diejek.

" Udah gue lagi nggak mau debat sama Lo." Ucap Joen pada Haikal.

" Siapa juga mau debat sama orang bloon kayak Lo, Joe!" Bukanya Haikal, malah Renza menjawab perkataan Joen.

Joen mengelus dada mencoba bersabar dan tidak terpancing untuk menyahuti perkataan Renza yang tidak akan ada habisnya.

" Kal, gue makasih banget bisa temenan sama lo ternyata menguntungkan hidup gue banget." Ucap Joen melihat Haikal dengan senyum paling manisnya.

Haikal mengerut kening melihat tingkah menjijikan Joen. " Dih, apa-apaan najis banget!" Haikal mendorong tangan Joen yang mulai merambat mengarah tangannya. " Ngga usah pegang-pegang gila!" Haikal  memberontak karena Joen yang tidak mendengar perkataannya malah memegang kedua tangannya erat.

" Bentar-bentar, Lo tiba-tiba bilang gitu ada apa?" Tanya Mahen.

" Lepas dulu gila!" Haikal menghempas tangan Joen dengan kasar.

Joen tidak marah, senyumnya bahkan tidak luntur sama sekali dari wajahnya. Hal itu semakin membuat Haikal semakin geli.

" Sebenernya, gue ikut bokap ke acara launching brand dua hari lalu. Et, lebih tepatnya bokap gue yang ngajak, sengaja ngajak biar Kakek Haikal tertarik untuk kerja sama karna anak calon dari kerja samanya temenan sama cucunya. Ternyata itu ampuh juga, nggak butuh waktu lama kakek lo terima kerja sama itu." Jelas Joen menceritakan apa yang terjadi pada sikapnya.

" Nggak anak, bapak, sama-sama aja." Respon Renza setelah mendengar keseluruhan cerita Joen.

" Halah, kek bokap loe bener aja!' saut Joen tidak terima. " Bokap loe tuh hobi kawin."

" Minimal gue nggak kayak bokap gue."

Joen memutar mata malas mendengarnya. " Kayak bakal hidup bener aja sampe tua, loe muda aja gini modelannya." Sahut Joen agar Renza sadar.

Pertunjukan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang