29

262 35 3
                                    

Selamat membaca ~~~



°°





Pertemuan untuk mendiskusikan dan merevisi cerita yang dipilih sudah dilaksanakan, semuanya sudah di susun secara baik sesuai jadwal, dan semua pemain teater sudah mendapatkan naskah dialog masing-masing. Selama tiga bulan ke depan semua harus selesai tanpa ada kekurangan, karena ini penampilan spesial yang belum pernah dilakukan sebelumya semua ingin menampilkan yang terbaik yang mereka bisa lakukan.

Sebelum itu, cerita yang akan ditampilkan sudah di revisi sesuai dengan kesepakatan semuanya termasuk dengan penulis cerita. Judul kali ini sedikit diubah karena saran beberapa orang, termasuk Joen didalamnya. Hingga judul teater kali ini berjudul Tujuh ksatria Negri Emmett. Emmett pengertian dari hewan purba Mamut, nama ini dikeluarkan langsung oleh salah satu peserta talent. Set teater masih berlatar belakang negri berpasir atau gurun yang akan diurus langsung oleh panitia pengurus set background.

Teater kali ini mengisahkan tentang perjalanan hidup tujuh ksatria dari kalangan rakyat biasa yang ingin diakui di mata kaisar. Untuk tujuh Ksatria itu di perankan langsung oleh Dream and the Genk.

Pencarian talent tidak memakan banyak waktu, karena banyak yang ingin ikut serta. Untuk tugas penyeleksian talent di serahkan pada guru kesenian.

Ada lagi bagian cerita yang direvisi, termasuk pada bagian Renza. Karena terkendala kaki Renza yang belum sembuh membuat mau tak mau harus mengubah sedikit cerita aslinya menjadi Ksatria dengan keterbatasan karena perang sebelumnya. Baik dihitung sampai teater tiba, kaki Renza belum pulih sepenuhnya.

Sedangkan Haikal sempat berdiskusi pada penulis aslinya. Haikal menginginkan dialog dan timeline paling singkat diantara ketujuh ksatria itu dan akhirnya Haikal mendapatkan peran sesuai keinginannya.

Sejak hari itu, latihan teater dimulai....

_






_

Saat jam pulang sekolah, semua akan segera berkumpul di ruang yang sudah di tunjuk menjadi tempat latihan bersama. Disana sudah terlihat Bu Margaretha dan beberapa pengurus lainnya.

" Ayo, kita mulai latihannya." Ucap Bu Margaretha menyemangati. Sebelum itu di sempatkan untuk bersama-sama bernyanyi lagu kebangsaan untuk membangun semangat semuanya.

Latihan dimulai, hari pertama ini  Bu Margaretha menjelaskan semua secara rinci dan mendalam terkait peran masing-masing. Bagaimana cara mengekpresikan raut wajah, emosi dan gerakan tubuh itu akan dilakukan seiring berjalannya latihan supaya terlihat natural, dibantu langsung oleh guru berpengalaman.

" Gak sanggup, gue gak sanggup." Ucap Joen terdengar pelan seolah berbisik pada Renza di sampingnya.

" Belum apa-apa udah ngeluh."

" Ini bukan fashion gue, Nza. Gue gak bisa?"

" Jadi lo mau mundur disaat semua udah siap?" Renza mengalihkan perhatian pada Bu Margaretha di depannya, kali ini fokusnya pada Joen.

Joen menggeleng. " Itu masalahnya, gue gak bisa. Maju kena mundur juga kena juga ini."

" Gak inget kemarin Lo kek orang kesurupan langsung ngeiyain?"

Joen diam tidak menjawab, kerut di keningnya semakin banyak, bibirnya sedikit manyun ke depan karena pusing memikirkan tentang teater.

Satu jam berlalu kini latihan berdialog sudah dimulai.

Jeri, Joen dan Haikal saat ini tengah duduk bersampingan memperhatikan Mahen dan Renza beradu dialog.

" Malam nanti mau kemana?" Tanya Joen pada Jeri dan Haikal.

Pertunjukan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang