Kekhawatiran Alicia selama ini benar-benar sia-sia, ia terlalu overthingking jika dirinya akan diganggu seperti saat SMP nya dulu.
Disaat itu beredar beberapa rumor tentang Alicia, yang membuat orang-orang mengecap buruk padanya. Rumor seperti Alicia yang datang ketempat 'karaoke' bersama seorang lelaki, lalu Alicia yang bertengkar dengan teman sekelasnya sampai harus dibawa ke rumah sakit karena kepalanya berdarah.
Pada dasarnya rumor-rumor tersebut adalah kebenaran yang dibesar-besarkan. Alicia bukan datang ke 'karaoke' bersama laki-laki, ia dipaksa oleh ke 5 orang temannya masuk kedalam tempat karoke -bukan tempat karaoke biasa karena tempat itu sudah terkenal sebagai tempat prostitusi- lalu seorang laki-laki, mungkin umur nya beda 2 atau 3 tahun dengan Alicia, ia menolong Alicia lepas dari tarikan ke 5 orang itu, dan entah siapa yang memotret Alicia bersama laki-laki tersebut.
Dan soal ia yang bertengkar, memang betul dirinya memukul teman sekelasnya itu tapi tak sampai berdarah, hanya lebam disekitar pipi kanannya. Itu pun Alicia lakukan sebagai pertahanan diri, teman satu kelasnya yang menjadi dalang pemaksaan waktu itu ke tempat 'karaoke', perempuan gila itu bawa cutter ke sekolah, dan mencoba menyayat tangan Alicia. Untungnya kejadian tersebut terjadi di koridor yang terkena sorotan CCTV, berujung perempuan itu di skors selama 2 minggu.
Perempuan itu mungkin tak terima lalu menyebarkan rumor-rumor tersebut, dan selama kurang lebih 6 bulan itu, dia mendapat gangguan-gangguan dari teman sekelasnya. Murid-murid dari kelas lain juga mulai menatap Alicia dengan tatapan tak ramah.
Makanya saat Aresa mengganggu dirinya, ia begitu takut kejadian tersebut terulang, masalahnya Tya -teman sekelas sekaligus teman dekatnya Aresa saat ini- adalah teman satu sekolah nya dulu, ia pikir Tya memberitahu rumor tersebut pada Aresa.
Yah walau begitu, orang seperti Aresa biasanya tak harus punya alasan untuk mengganggu kehidupan orang lain, mereka menikmati menginjak-injak orang untuk kesenangannya sendiri.
Kembali ke waktu saat ini. Alicia yang datang lebih lambat dari biasanya karena Veandra tak mau mengantarnya, perempuan itu jadi harus naik angkutan umum, ia melihat Reyhan dan Raffa yang tumben-tumbenan berjalan bersama.
Raffa seperti biasa, memakai cardigan berwarna coklat, sementara Reyhan memakai hoodie berwarna hitam. Si perempuan yang melihat mereka berdua buru-buru menyusul kesamping Raffa.
"Pagi..." Alicia tersenyum menatap mereka berdua, Reyhan dan Raffa dengan serempak membalas sapaan Alicia.
"Ciaa yang kemarin tuh beneran?" Raffa bertanya, memastikan apa yang kemarin Alicia katakan di group chat.
"Iya, ternyata Aresa ganggu gue bukan karena masalah 'itu', dia cuma gak mau gue dekat-dekat Reyhan" ucapnya yang membuat Raffa menghela nafas lega, Alicia memang sudah pernah menceritakan masalah nya dulu kepada Raffa.
Reyhan yang berjalan di samping Alicia dan Raffa menatap mereka yang begitu asik mengobrol berdua, entah kenapa ia merasa tak suka, apalagi saat Raffa yang lebih terbuka dengan Alicia.
Sampai-sampai saat di kelas, laki-laki berambut coklat gelap itu menukar tempat duduk nya menjadi disebelah Raffa.
"Kenapa tiba-tiba duduk disini?" Raffa berucap karena tak terima.
"Gua mau duduk disini buat hari ini doang, kenapa gak suka?" Reyhan bertanya dengan ekspresi wajah yang datar. Tumben sekali kan Reyhan memasang wajah seperti itu.
Raffa berdecak sekali, sebelum membuka buku nya dari dalam tas.
"Terserah lu aja deh"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIRA (✓)
RomanceAlicia itu hanya ingin menjaga agar hubungan kedua temannya baik-baik saja, tapi kenapa ada saja hal yang menganggu hubungan mereka. "Reyhan, lo pacaran sama Raffa cuma gara-gara permainan Truth or Dare? Yang benar aja dong!" "Tapi gua beneran suka...
