17⊸•

293 24 0
                                        

Hari Sabtu pun tiba. Sekitar jam 12.30 siang, Reyhan sudah bersiap mengenakan kemeja flanel berwarna biru tua dengan kaos hitam sebagai dalaman.

Laki-laki itu juga tak lupa memakai parfum pada kedua pergelangan tangan serta area leher nya. Tak berselang lama, suara klakson terdengar dari luar rumah.

"Abang itu kakak ipar udah nunggu" Arza membuka pintu kamar Reyhan, menatap sang kakak yang sedang membenarkan celana jeans hitamnya.

"Siapa yang kakak ipar?!" Reyhan mengelak, mengambil ponsel dan dompet nya lalu dengan buru-buru keluar dari kamar.

"Idih Abang malu-malu terus" Arza mencibir sekilas, sembari mendorong tubuh Reyhan agar cepat menemui Raffa, kasian kan kalau laki-laki manis itu menunggu terlalu lama.

"Rey" laki-laki itu menyapa sembari menatapnya lalu tersenyum manis, bisa-bisa Reyhan kena diabetes ini setiap hari ngeliat yang manis-manis mulu.

"Oh iya helm gua, tunggu" saking gugupnya ia sempat melupakan helm nya, hari ini jalan-jalan pertama dia setelah berpacaran dengan Raffa jadi harap maklum jika Reyhan sedikit gugup.

Raffa hanya terkekeh, melepas totebag dari bahu kanan nya sebelum menyodorkan tas tersebut pada Reyhan yang kembali dengan helm yang sudah ia kenakan.

"Tolong pegangin ya Rey, takut jatuh kalau disimpan disini" ucap nya yang hanya dibalas anggukan oleh Reyhan, laki-laki itu juga memberi tahu jika ia akan ikut menyimpan dompet dengan ponsel nya di tas milik Raffa.

"Oke, karena belum jam 1 gimana kalau makan dulu? Gue belum sempat makan tadi di rumah" usul Raffa, menatap sekilas pada Reyhan.

"Boleh tuh, kita ke kfc aja beli ayam. Mau gua yang nyetir gak?" Reyhan bertanya balik, Reyhan merasa aneh karena biasanya ia yang menyetir.

"Gak usah, hari ini biar lu duduk tenang aja dibelakang" Raffa menyalakan mesin motornya, setelah melihat anggukan dari Reyhan, mereka berdua melaju menuju event yang berada di salah satu gedung mall, Alicia sudah memberitahu jam dan tempat dimana event itu diadakan, tadi pagi.

Karena jalanan tak terlalu ramai walau hari ini hari weekend, mereka berdua bisa sampai di gedung pusat perbelanjaan kurang dari 30 menit.

Setelah memarkirkan motor serta menaruh helm nya di atas motor, Raffa berjalan menuju luar parkiran dengan Reyhan yang berada disampingnya, tempat makan yang mereka tuju berada terpisah di luar gedung.

Rasanya keberuntungan datang kepada mereka lagi, dimana tempat tersebut yang biasa ramai dipenuhi orang tapi saat ini tempat tersebut sedikit sepi, memudahkan Raffa dan Reyhan mengantri dan memesan makanan.

"Makan diatas aja Raf?" Reyhan berbalik, menatap Raffa yang sedang mengambil pesanan nya.

"Boleh" keduanya naik ke lantai 2, mencari tempat duduk yang agak pojok untuk menghindari keramaian.

"Kita liat Cia nanti jam 2 atau sesudah makan langsung kesana aja?" Raffa bertanya setelah menelan suapan pertama nya.

"Hmm kita kesana jam 2 aja, ngomong-ngomong soal litter box Coco gimana?" Reyhan mengingat perkataan sang kekasih yang akan membeli kotak pasir baru untuk kucing kecilnya.

"Nanti mampir ke petshop yang ada disini aja Rey, siapa tahu ada ukuran yang lebih kecil dari yang ada dirumah"

Raffa sebenarnya kasian ketika Coco terlihat kesusahan masuk ke litter box dan kesulitan saat buang air besar, biasanya memang anak kucing masih memerlukan bantuan dari induknya jika ingin buang air, namun Coco yang sudah ditinggalkan oleh sang induk jadi harus berjuang sendiri.

AFFAIRA (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang