Entah apa yang Arza lakukan dimasa lalu sampai-sampai saat ini ia selalu terlibat dengan seseorang yang terus membuatnya kesal. Vee, lagi-lagi pemuda itu terus muncul dihari-hari kehidupan Arza. Masalahnya, Arza tak pernah mengetahui jika Vee sama-sama berminat masuk OSIS, dan saat ini mereka berdua tengah duduk berhadapan diruang OSIS.
Seperti nya semesta tak membiarkan Arza hidup tenang tanpa laki-laki menyebalkan itu, bisa-bisa nya mereka satu organisasi. Padahal Arza sudah senang saat dirinya lolos seleksi tapi kini rasanya ia ingin mengundurkan diri saja.
"Kenapa lu masuk OSIS juga sih Vee? Ngaku deh, lu ngikutin gue kan?" Tanya Arza dengan wajah malasnya, tolong diingat jika Arza masih kesal karena perbuatan Vee kemarin yang tiba-tiba mencium hidungnya.
"Lah gue mana tahu lo ikut OSIS juga. Dan asal lo tahu pas SMP gue ngejabat jadi wakil ketua OSIS loh Za" ucap yang lebih tua dengan bangga. Arza menatap Vee dari atas sampai ke bawah seolah-olah sedang menilai laki-laki itu, cukup mengejutkan bagi Arza karena ia kira Vee seorang murid bandel yang sering membolos lalu nongkrong dengan cewek-cewek. Ya walau tak sepenuhnya salah.
"Lo jadi wakil ketua OSIS?" Tanya Arza lagi masih tak percaya, Vee membuka ponsel nya, menggulir layar lalu menunjukkan ponsel nya pada si manis.
Vee menunjukkan foto dimana dirinya sedang dilantik menjadi wakil ketua OSIS, bersama temannya yang Arza tebak pasti dia ketua OSIS nya. "Gimana, masih gak percaya?" Vee bertanya sembari memasang wajah tengil nya, jelas sekali jika laki-laki itu ingin membuat Arza kesal.
Arza mengalihkan pandangan nya, tak mau mengakui hal tersebut. Arza bukan mengiri atau bagaimana, toh dulu ia juga aktif sebagai anggota OSIS atau malah yang paling banyak berkontribusi di dalam organisasi, dia juga sempat jadi kandidat calon ketua OSIS namun Arza sendiri yang mengundurkan diri, jadi jangan berpikir Arza iri sampai tak mengakui Vee pernah menjabat menjadi wakil ketua OSIS.
"Oh udah ada Arza, udah nunggu lama?" Frilly memasuki ruang OSIS, menyimpan tas nya keatas kursi yang tersedia lalu perempuan itu mengambil sesuatu di laci meja.
Arza menggelengkan kepalanya, "kayaknya baru nunggu 15 menit, gak terlalu lama" ucap si manis setelah melihat jam di tangan kirinya.
"Oh iya Za, lo tahu adiknya Cia masuk OSIS juga?" Frilly yang masih mencari-cari barang di dalam laci meja bertanya, tanpa menatap ke lawan bicara.
"Loh dia adiknya Kak Cia" Arza menunjuk laki-laki tinggi yang duduk didepannya. Kakak kelas nya itu mengangkat pandangan nya, menatap Vee dengan lekat.
"Eh iya juga, lo mirip banget sama Cia" Frilly ikut duduk di samping Arza. Yakin banget Frilly duduk disana sekalian mau modus deketin calon adik ipar.
Vee menoleh sembari tersenyum canggung, laki-laki itu kadang tak tahu harus bereaksi seperti apa saat orang-orang mengatakan jika dirinya mirip sekali dengan sang Kakak.
"Iya kan Kak, kalau rambut Kak Cia dipotong pendek pasti keliatan makin mirip sama Vee" Arza ikut menimpali, ia bingung bagaimana tak langsung menyadari Vee adalah adik Alicia saat mereka pertama bertemu. Tapi memang jika dilihat lebih dekat bentuk wajah dan alis keduanya sedikit berbeda, dan Arza juga menyadari jika Vee memiliki tahi lalat kecil di pipi kanan nya.
"Eh tapi Kak Frilly tahu darimana kalau adiknya Kak Cia masuk OSIS juga, Kak Cia yang ngasih tahu?" Arza bertanya kembali.
Vee yang duduk dihadapan mereka menggelengkan kepalanya kecil, "mana mungkin Kak Cia mau ngasih tahu tentang gue. Paling Kak Frilly tahu dari yang lain kan?" Ucap Vee yang membuat Arza dan Frilly menatap nya secara berbarengan.
"Engga, gue memang dikasih tahu sama Cia. Cia bilang adiknya ikut OSIS juga, makanya tadi gue nanya, siapa tahu Arza kenal sama orangnya. Tapi ternyata adiknya Cia itu lo, Veandra" jangan aneh melihat Frilly mengenal Vee, laki-laki itu sudah banyak dibicarakan di jurusannya karena kejadian kemarin-kemarin, Frilly hanya tak tahu jika Veandra yang sering diceritakan oleh Cia adalah orang yang sama dengan Vee yang bertengkar dengan kakak kelas satu jurusannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIRA (✓)
عاطفيةAlicia itu hanya ingin menjaga agar hubungan kedua temannya baik-baik saja, tapi kenapa ada saja hal yang menganggu hubungan mereka. "Reyhan, lo pacaran sama Raffa cuma gara-gara permainan Truth or Dare? Yang benar aja dong!" "Tapi gua beneran suka...
