14⊸•

279 29 1
                                        

"Sore Tante..." Reyhan menyapa Ibu Raffa dengan ramah, seperti biasa.

"Sore Rey, kalau cari Raffa dia lagi ada di kamarnya, masuk aja sini" wanita yang sudah berkepala 3 ini mempersilahkan Reyhan masuk. Reyhan berjalan menuju kamar Raffa yang sudah tak lagi asing baginya, mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk kesana.

"Coco..." Melihat kucing kecil yang sedang berada di atas ranjang Raffa, Reyhan berlari menghampiri nya lalu memeluk Coco begitu saja.

Si pemilik kamar yang mendengar suara sang teman, menyembulkan kepalanya dari kamar mandi. Melihat Reyhan yang tengah asik bermain bersama Coco, Raffa kembali menutup pintu kamar mandi lalu mempercepat mandinya.

"Gemes banget" Reyhan bergumam sembari menggelitiki perut Coco yang kini mengeong dan berusaha menggigitnya.

Raffa keluar dari kamar mandi dengan kaos serta celana santai nya, menatap pada Reyhan yang terus mengganggu Coco.

"Raf, Coco kok jadi wangi? Lo mandiin?" Tanya Reyhan tanpa mengalihkan atensi nya dari kucing kecil dihadapannya ini.

"Iya kemarin, dia mainin air minum nya terus tumpah. Sekalian aja gue mandiin" Raffa duduk di kursi depan meja belajar nya, membawa buku dari dalam tas nya lalu memasukkan buku pelajaran untuk besok.

"Jadi wangi banget" Reyhan tak berhenti menciumi Coco, laki-laki ini sengaja datang sehabis mandi kerumah sang teman hanya untuk bermain bersama kucing yang mereka temukan.

Bermain bersama kucing memang terkadang jadi penghilang stres, sayang sekali Reyhan tak bisa membawa Coco kerumahnya padahal ia berharap bisa tidur bersama kucing berbulu oranye itu.

"Alicia besok sekolah gak ya, takut nya dia keterusan sakit" Raffa masih menghawatirkan teman perempuan nya itu, walau saat Alicia keluar dari UKS, keadaannya terlihat lebih baik.

"Tadi pas dia udah minum obat sih keliatan agak mendingan, semoga aja udah gak apa-apa" Reyhan bangkit dari posisi tengkurap nya, menggendong Coco pada pangkuannya.

Raffa mengangguk kecil, laki-laki itu mengambil ponsel nya yang berdenting, menandakan adanya pesan masuk. Raffa sedikit bingung melihat nomor yang tak ia kenal, dengan ragu-ragu memutuskan untuk membalas pesan tersebut.

Ting!

Suara pesan masuk terdengar lagi, Raffa ber-oh ria saat mengetahui si pengirim pesan adalah Vee, ternyata ia belum memasukkan nomor laki-laki itu kedalam kontak.

Mendengar ponsel Raffa yang terus berdenting, Reyhan mengalihkan pandangan nya pada Raffa yang tengah asik membalas pesan-pesan tersebut, sedikit ingin tahu siapa yang membuat Raffa-nya fokus seperti itu.

"Siapa Raf?" Reyhan akhirnya bertanya, dengan wajah yang penasaran.

"Vee, adiknya Cia" Raffa menjawab singkat, menunjukkan ponsel nya sekilas pada Reyhan.

"Ohh..." Reyhan mengangguk, tangan Reyhan masih mengelus Coco sementara matanya tertuju pada Raffa, berusaha menekan perasaan tak suka yang timbul melihat Raffa asik karena hal lain. "Lo sering chat sama dia Raf?"

"Gak juga, dia baru chat gue lagi hari ini. Kenapa?" Raffa memutar kursi belajarnya menjadi menghadap Reyhan, laki-laki berambut coklat gelap itu hanya menggelengkan kepalanya.

"Sini Coco, kita nonton cocomelon aja" Reyhan kembali berbaring, Coco mengeong saat Reyhan kembali merubah posisi nya. Menghiraukan cibiran Raffa tentang Reyhan yang berbaring nyaman seperti berada di kamarnya sendiri.

Baru saja Raffa menyimpan ponsel nya diatas meja, suara dering telepon terdengar membuat Reyhan juga mengangkat kepalanya.

"Kak Raffa" sebuah video call, menampilkan wajah nya yang begitu jelas.

AFFAIRA (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang