7⊸•

320 27 1
                                        

⚠⚠⚠

"Hmm tunggu" Raffa menjilat lalu menghisap kedua jarinya sebelum dimasukkan kedalam hole nya, memaju mundurkan jarinya sampai merasa cukup untuk memasukkan milik Reyhan yang berada di hadapannya.

Mengalungkan tangannya pada leher Reyhan, Raffa mulai memposisikan milik Reyhan pada hole nya. Reyhan mengerang kecil, menahan pinggang yang lebih ramping karena laki-laki ini memasukkan nya dengan sekaligus.

Rasa hangat dan sempit membuat milik Reyhan terasa seperti dihisap. Raffa menarik tengkuk Reyhan, menjulurkan lidahnya masuk kedalam rongga mulut sang teman hingga mengeluarkan bunyi.

"Hahh... tunggu Raffa- Hmmp" Raffa mulai menggerakkan pinggul nya sembari tak melepaskan ciuman nya tersebut. Reyhan menarik wajah nya menjauh untuk mengambil oksigen, Raffa yang berada di atasnya masih bergerak dengan tempo yang sedikit membuat Reyhan frustasi.

Tangan Reyhan yang asalnya berada di pinggang Raffa, kini mulai membantu menghentakkan tubuh yang sudah penuh dengan tanda.

Raffa mendesah saat milik Reyhan menyentuh sweet spot nya di dalam sana. Merasa tak puas, Reyhan mulai menjilati nipple Raffa yang tepat berada di hadapannya, memainkan benda berwarna merah muda itu sampai membuat Raffa terus mendesahkan namanya.

"Hnggg Rey, pelan-pelan"

Seolah tuli, Reyhan malah semakin mempercepat tempo nya tanpa menjauhkan wajahnya dari dada Raffa. Menggigiti kecil, menghisap sampai meninggalkan jejak berwarna merah, Raffa dibuat kewalahan karena kenikmatan yang dirasakannya.

Merasa ejakulasi nya mulai mendekat Reyhan menambah tempo nya lagi, mengerang rendah saat semua cairan nya masuk ke dalam hole hangat Raffa.

Si manis juga sampai pada ejakulasi nya, mengotori perut nya dan baju bagian depan Reyhan. Keduanya terengah, meraup oksigen sebanyak-banyaknya hingga sebuah suara yang begitu Reyhan kenal terdengar.

"REYHAN!"

Merasakan sebuah tepukan pada pantat nya cukup keras, laki-laki itu membuka matanya, berkedip sekilas menyesuaikan cahaya yang masuk.

"Kamu ini kenapa masih tidur sih?Ayo bangun udah jam setengah 10 ini loh, Mamah sama Papah mau pergi belanja, kamu jaga rumah ya" wanita yang melahirkan Reyhan itu menepuk-nepuk punggung nya, menyuruh Reyhan bangun.

"Mamah juga udah siapin makanan buat kamu sarapan, awas jangan tidur lagi loh ya" Reyhan mengangguk kecil, mengusap wajahnya yang frustasi.

"Sialann... Kenapa mimpi itu lagi sih" Reyhan bergumam setelah Nala -sang Ibu- sudah pergi keluar kamarnya.

Menatap pada bagian bawahnya yang sudah menggembung. Reyhan dengan cepat memasuki kamar mandi, mengguyur dirinya dengan air dingin sembari merenungkan apa yang sedang terjadi pada nya, sampai-sampai terus memimpikan Raffa.

Cukup lama laki-laki berada di kamar mandi, mencoba menyegarkan badan dan pikirannya namun sepertinya itu sia-sia saja. Setelah selesai mandi pun, Reyhan sama sekali tak merasa segar.

Tadi malam ia sengaja bermain game yang berada di ponsel nya sampai pukul 4 pagi hari, berpikir jika ia kelelahan dan mengantuk maka ia tak akan memimpikan teman nya itu.

Mencoba berhenti berfikir, Reyhan memilik berjalan ke dapur lalu meneguk air putih sebelum mengambil makan untuk sarapan- tidak bisa dibilang sarapan juga karena hari sudah mulai siang.

Klek!

Pintu utama terbuka, menampilkan Arza yang masuk dengan wajah kesal. "Abang, Mamah kemana?" Tanya nya ikut duduk di meja makan.

AFFAIRA (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang