"Anjir, siapa dah itu?" Raffa berjalan keluar dari belakang pohon, berniat menghampiri Reyhan yang ada di luar gerbang.
"Raffa!" Alicia buru-buru mengejar laki-laki yang lebih tinggi, mereka berdua tak memperdulikan satpam yang berjaga di samping gerbang.
Reyhan yang menyadari kedatangan Raffa dan Alicia menatapnya dengan bingung. "Kenapa Raf?"
Raffa tertegun, tak tahu harus menjawab bagaimana. Kan tidak mungkin ia mengatakan jika dirinya kesal melihat ada seseorang yang mencium Reyhan begitu saja.
Raffa menatap pada laki-laki disamping Reyhan, dilihat dari dekat wajah laki-laki itu terlihat begitu imut. "Eh, ah gak ada apa-apa sih" ujar Raffa sembari mengalihkan pandangannya ke sembarang arah.
"Eh siapa ini?" Alicia membuka suara, bertanya pada Reyhan yang kini menatap pada laki-laki yang lebih muda.
"Oh dia adik gua"
"Hah??" Alicia dan Raffa serempak menatap si imut lalu menatap Reyhan bergantian. Siapa yang menyangka mereka berdua bersaudara, pasalnya muka kedua nya benar-benar berbeda, dan Raffa yang tinggal satu lingkungan pun tak tahu jika Reyhan mempunyai seorang adik.
"Eh cowok yang Abang cerita itu yang ini- hmpp" belum selesai berbicara, Reyhan sudah menutup mulut sang adik sembari menatap nya, memberi kode untuk diam.
"Arza pergi aja deh sekarang, katanya ditungguin teman kan? hati-hati bawa motor nya" Reyhan menepuk kepala sang adik dengan lembut.
"Dih ngusir, Abang malu nih ceritanya?" Ledek si yang lebih muda, Reyhan mendorong tubuh sang adik pelan menuju motor nya. Gawat kalau Arza kelamaan disini, bisa-bisa rahasia nya terbongkar begitu saja.
"Udah sana cepetan"
"Kalau gitu Arza pergi dulu ya Bang, Kakak-Kakak. Sampai nanti lagi ya Kakak ipar" Melambaikan tangan sekilas, Arza yang menukar motornya dengan motor Reyhan pergi dari hadapan mereka bertiga. Menyisakan Alicia dan Raffa yang menatap nya bingung, serta Reyhan yang nampak terkejut.
'Eh siapa yang Kakak ipar' Raffa memiringkan kepalanya, reaksi ilmiah saat ia kebingungan. Adiknya Reyhan itu mengatakan kalimat tadi sembari tepat menatap matanya.
"Kok gue baru tahu lo punya adik Rey?" Menyampingkan soal kata 'kakak ipar' tadi, Raffa bertanya pertanyaan yang lebih membuat ia penasaran.
"Arza emang jarang ada di rumah, kalaupun ada ya pasti gak pernah main keluar. Sibuk sama organisasi di sekolahnya"
"Eh gitu, tapi dia gak mirip sama lo Rey" Alicia ikut bertanya, penasaran juga pada laki-laki imut itu.
"Dia emang bukan adik kandung gua. Orang tua kandung Arza meninggal karena kecelakaan, beruntung Arza yang waktu itu masih bayi gak kenapa-kenapa terus karena orangtua dia sahabat Ibu gua, Ibu memutuskan untuk adopsi dia" Reyhan menjelaskan dengan singkat, ya walau memang bukan saudara kandung tapi Arza tetap adik kesayangannya.
"Dia kelas berapa Rey? Keliatan masih muda banget" tanya Raffa lagi, mereka bertiga masuk kedalam kelas sebelum mengobrol lagi.
"Dia sekarang kelas 9 tapi kalau di liat dari umur, dia beda 2 tahun sama kita. Pas SD dia loncat kelas, pinter banget emang anaknya" memang bisa bikin bangga, tapi lama-kelamaan Reyhan bosan melihat sang adik kerjaan nya hanya belajar. Reyhan sepertinya tak sadar jika perilaku dirinya tak berbeda jauh dengan Arza.
Alicia ber-wahh ria, tak menyangka jika lelaki imut itu begitu pintar. Alicia sedikit mengiri karena orang-orang disekitar nya pintar-pintar, bahkan Vee yang terlihat seperti preman itu bisa masuk ke rangking 5 besar disekolah nya. Ckckck... Walau saat ini ia mengatakan iri, tapi ketika diberi tugas, si perempuan malah malas-malasan terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIRA (✓)
Любовные романыAlicia itu hanya ingin menjaga agar hubungan kedua temannya baik-baik saja, tapi kenapa ada saja hal yang menganggu hubungan mereka. "Reyhan, lo pacaran sama Raffa cuma gara-gara permainan Truth or Dare? Yang benar aja dong!" "Tapi gua beneran suka...
