6⊸•

369 31 0
                                        

Reyhan membuka pintu kamar nya, menyimpan tas nya ke atas meja lalu melemparkan diri pada kasur empuknya.

"Hahh...." Menghela nafas panjang, ia membalikkan badannya menjadi terlentang, menatap langit-langit kamar yang berwarna putih.

"Sialan!" Laki-laki itu beberapa kali mengumpat sembari menghela nafas panjang, pasalnya sejak Reyhan tak sengaja melihat tubuh Raffa, ia tak pernah bisa melihat Raffa dengan sama lagi, Reyhan terus terbayang bagaimana tubuh Raffa yang seputih susu dan begitu mulus.

Ia jadi penasaran bagaimana jika dirinya menggigit kecil lalu memberi tanda pada badannya apakah akan terlihat dengan jelas, atau pinggang nya yang begitu ramping apakah akan pas saat Reyhan memeluk nya dengan satu tangan-

"Tunggu tunggu! Akhhh kenapa jadi mikir kesana woe" Reyhan bangkit dari posisinya, mengacak rambut nya sekilas sebelum masuk ke kamar mandi dan mengguyur kepala nya dengan air dingin. Bisa-bisanya ia malah membayangkan hal yang tidak-tidak pada temannya itu.

Berhubung hari juga mulai sore, Reyhan memutuskan untuk sekalian mandi, membersihkan dirinya dan mendinginkan kepalanya.

Sekitar 10 menit, Reyhan sudah keluar dan berpakaian dengan baju santai, memakai baju abu lengan panjang dengan celana training berwarna hitam.

"Aduhh... Abang apa sih, main duduk aja gak liat ada kaki gue?" Laki-laki yang memakai kaos putih itu mengaduh kala saudara laki-laki nya menduduki kedua kaki nya.

"Ya lo minggir kek, gua juga mau duduk" Reyhan mencoba menyingkirkan kaki sang adik agar ia bisa duduk di sofa.

"Abang duduk di bawah aja, lagi mager"

Berdecak kesal, Reyhan mengalah dengan duduk di atas karpet. "Arza?" Reyhan menoleh pada adik nya yang masih berbaring diatas sofa.

"Hmm" yang punya nama hanya berdehem, fokus pada film di layar tv nya.

Reyhan terlihat ragu bertanya, ia menggeleng pelan sebelum mengalihkan pandangannya lagi. "Gak jadi deh"

"Dih gak jelas. Abang daripada gak ada kerjaan kayak gitu mending tolong potongin buah buat Arza"

"Emang ada?" Reyhan membalas seadanya.

"Buah mangga yang kemarin Abang colong itu, kan masih ada 2 lagi" Arza mengubah posisi dari berbaring menjadi duduk.

"Lo potong sendiri aja lah- ADUHH!" Reyhan berbalik menatap adiknya yang menarik rambut nya cukup kuat.

"Tolong potongin dong abang..."

"Aduhh udah jangan ditarik, iya nih gua potongin" sang adik terkekeh, menampilkan deretan gigi putih nya. Mau tak mau Reyhan bangkit, mengambil dua buah mangga dari dalam kulkas kemudian mengupas dan memotong nya.

"Ngomong-ngomong Za, lo pas nyadar kalau lo cuma suka sama cowok tuh kapan?"

"Hah?? Abang serius nanya gini ke Arza?" Arza yang hendak memakan mangga jadi tertegun saat sang kakak menanyakan hal seperti itu. Ya bagaimana tak terkejut, sejak dirinya come out pada orang tua nya 2 tahun yang lalu, baru kali ini Reyhan membicarakan topik ini padanya.

"Gua kepo doang Arza, jangan natap gua kayak gitu" ucap Reyhan menjauhkan wajah sang adik karena terus menatapnya penuh selidik.

"Kapan ya? Arza juga lupa, tiba-tiba tahu aja kalau emang gak suka sama cewek. Abang serius kepo doang atau jangan-jangan Abang..." Arza mendekati Reyhan dengan tatapan curiga.

"Gua beneran pengen tahu doang, udah ah gua mau ke kamar aja lo bau soalnya!" Reyhan bangkit, malas menghadapi sang adik yang kini melemparkan bantal sofa padanya.

AFFAIRA (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang