Baru kali ini Alicia berada di posisi yang tak nyaman, dimana kedua teman laki-laki nya itu saling diam selama sisa pelajaran. Atmosfer kelas juga terasa berubah, sama seperti saat mereka berdua bertengkar dahulu- tidak! Rasanya lebih dingin dan canggung daripada waktu itu.
Menghela nafas panjang, Alicia menopang dagu sembari menatap pada Raffa dan Reyhan yang duduk di bangku di depannya. Belum ada 1 minggu mereka resmi menjadi pasangan, masalah sudah menghampiri mereka, Alicia sudah berjanji tak akan ikut campur namun tetap saja ikut kepikiran.
Kedua laki-laki itu sama-sama kurang fokus pada pelajaran yang disampaikan oleh guru, tahu-tahu pelajaran berakhir begitu saja bahkan Reyhan tak mencatat apapun, halaman buku nya masih kosong karena banyak hal yang ia pikirkan.
"Cia, gue boleh bawa catatan lo gak?" Reyhan berbalik menghadap Alicia.
"Lo serius mau minjam buku gue? Lo kan tahu tulisan gue gak rapih" Alicia menyodorkan buku catatan nya. Laki-laki berkulit tan itu tiba-tiba terlihat sedih, Alicia tak tahu jika Reyhan membuat ekspresi seperti itu karena memikirkan masalahnya dengan Raffa atau karena melihat tulisan perempuan itu yang acak-acakan. Tapi sepertinya jawaban yang kedua lebih masuk akal, Reyhan itu orang yang rapih soalnya, buku-buku yang ada di kamarnya saja diukur agar sejajar.
"Nanti kalau ada kata yang gak kebaca, chat gue aja Rey" ucap Alicia menambahkan, ia sadar diri jika tulisan nya tidak rapih.
Reyhan mengangguk, memasukkan catatan milik Alicia kedalam tas. Setelahnya mereka bertiga pergi menuju gerbang bersama-sama, Alicia yang berjalan diantara mereka merasa begitu canggung.
"Gue duluan ya, lupa kalau disuruh beli sesuatu sama Ibu. Kalian pulang bareng kan? Hati-hati dijalan nya" Alicia melambaikan tangannya, berjalan dengan terburu-buru entah menuju kemana.
Reyhan yang membalas lambaian tangan Alicia tadi, menatap Raffa yang berada disampingnya dengan sekilas.
"Mau kerumah gua? Kebetulan orang tua gua lagi gak dirumah" Reyhan bertanya dengan nada pelan, ia menunggu jawaban dari Raffa terlebih dahulu sebelum mengeluarkan motor nya dari parkiran.
"Gue ngikut aja" ucap si manis sembari ikut naik ke atas motor. Reyhan mengangguk, setelah memastikan Raffa sudah duduk dengan nyaman, laki-laki itu melajukan kendaraan menuju rumahnya.
Selang beberapa menit, mereka sudah berada di depan rumah Reyhan yang bernuansa putih dan cokelat itu. Si pengemudi langsung memarkirkan motor kedalam garasi rumah nya, sementara Raffa menunggu di depan pintu.
Reyhan berjalan memimpin memasuki rumah, menyuruh Raffa untuk duduk di sofa karena dirinya berniat mengambil minum terlebih dahulu.
Raffa menarik lengan laki-laki itu dengan lembut, mencegah Reyhan pergi. "Sini duduk Rey" ucap nya sembari menepuk-nepuk sofa disampingnya, memberitahu agar sang kekasih duduk di sana.
"Gua mau ambil minum dulu buat lo Raf" walau begitu tindakan Reyhan berbanding terbalik dengan perkataannya, laki-laki itu malah menurut saat Raffa menarik nya duduk.
"Gak usah. Gue pengen dengar penjelasan lu langsung Rey" sejujurnya saat ini Raffa sedikit takut, takut jika Reyhan benar-benar mempermainkannya. Sedari awal ia memang tak terlalu berharap jika Reyhan akan menyukai nya tapi setelah mereka bertemu kembali di sekolah, perasaan suka pada laki-laki itu semakin menumpuk dan ia jadi semakin berharap agar Reyhan bisa menjadi pacarnya. Dan saat Reyhan mengatakan dirinya juga menyukai Raffa, pemuda itu begitu senang sampai tak rela melepas pelukan Reyhan.
"Lo harus janji harus dengerin penjelasan gua dulu" Reyhan berucap sembari menatap manik mata Raffa yang berwarna cokelat gelap itu.
Raffa mengangguk sebagai jawaban, menunggu Reyhan yang kini menunduk sembari memainkan jari-jarinya. "Waktu itu Nabil sama Radian maksa gua ke warung bu Nur, lu juga tahu itu kan. Disana yang ngumpul bukan cuma murid sini tapi ada anak-anak Taruna, mereka nahan gua buat gak pulang duluan. Dan memang benar kalau kita main truth or dare waktu itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIRA (✓)
Roman d'amourAlicia itu hanya ingin menjaga agar hubungan kedua temannya baik-baik saja, tapi kenapa ada saja hal yang menganggu hubungan mereka. "Reyhan, lo pacaran sama Raffa cuma gara-gara permainan Truth or Dare? Yang benar aja dong!" "Tapi gua beneran suka...
