Hari Rabu, jam istirahat pertama, perempuan berambut panjang yang selalu di ikat kuncir kuda itu duduk di bangku nya dengan diam, menatap pada ponsel yang hanya menampilkan layar home screen.
Tolong jangan berpikiran bahwa Alicia sedang kesurupan atau apa, tadi pagi tak ada hal yang terjadi dan berjalan normal seperti biasa, Alicia yang diantar oleh Vee lalu laki-laki itu mengobrol sebentar dengan Raffa yang lagi-lagi berpapasan di gerbang, disana juga ada Reyhan hanya saja Alicia tak terlalu tahu apa yang mereka katakan.
Tetapi hari ini Alicia tidak menatap mata teman-temannya secara langsung, karena ia masih menyalahkan dan merutuki dirinya sendiri.
Bakat membaca perasaan pada orang lain yang sudah Alicia miliki dari kecil membuat dirinya dulu dijuluki sebagai 'si tukang ikut campur', niat Alicia memang baik sebenarnya, mencoba mengungkap perasaan atau emosi seseorang.
Contohnya dulu ada salah satu teman nya yang terlihat sangat baik, selalu tersenyum, dikelilingi banyak orang. Itu yang mereka lihat, tapi Alicia tahu perasaan aslinya bahwa si perempuan merasa risih dan tak suka. Alicia berniat baik memberitahukan pada teman-temannya yang lain kalau perempuan itu merasa risih, tapi yang lain menganggap Alicia pembohong, menyerbu si perempuan sembari mempertanyakan apa yang katakan Alicia adalah kebenaran atau kebohongan. Mungkin karena tekanan psikologis manusia atau bagaimana, si perempuan malah ikut menuduh Alicia pembohong dan ikut campur dengan perasaan nya.
Disitu lah Alicia berjanji pada dirinya tak akan mencampuri urusan orang lain lagi, tapi tanpa ia sadari, ia sudah ikut campur masalah Reyhan dan Raffa. Bayangkan karena Alicia sudah membuat yakin bahwa Reyhan juga menyukai Raffa, lalu nanti saat Raffa menyatakan persetujuannya dan benar ditolak, pertemanan mereka akan ikut hancur. Membayangkan nya saja sudah membuat Alicia ingin membenturkan kepalanya ke atas aspal.
"Hahh..." Sudah ketiga kali nya Alicia membuang nafas panjang, Raffa dan Reyhan yang sedang makan di hadapannya kembali menatap Alicia khawatir.
"Cia, lo beneran gak apa-apa?" Tanya Reyhan, menyodorkan punggung tangannya, mengecek suhu pada dahi Alicia. "Lo sakit? Badan lo agak panas"
Itu pasti karena Alicia terlalu banyak berpikir, ia hanya butuh tidur saat ini. "Gak apa-apa, gue mau tidur bentar aja"
"Ke UKS aja yu Cia, biar gue yang izin nanti ke guru" bujuk Raffa yang sudah menyimpan sendok ke atas meja.
"Gak mau" Alicia menggeleng kecil, menumpu kan kepalanya ke atas meja. Ia pernah mendengar cerita seram dari teman sekelasnya yang menyebutkan jika UKS sekolah mereka berhantu, ia sedikit takut kalau ditinggal disana.
"Seenggaknya lo harus makan dan minum obat, ayo gua temenin deh" Reyhan menyimpan kotak bekalnya, menarik lengan Alicia agar mengikutinya menuju UKS.
Alicia dengan diam mengikuti kemana Reyhan akan membawanya, Reyhan juga sempat pergi ke kantin terlebih dahulu untuk membeli roti.
Sampai di UKS yang letaknya berada di samping ruang guru, Reyhan meminta bantuan pada anggota PMR yang sedang bertugas untuk mencarikannya obat, sementara Alicia memakan terlebih dahulu roti tersebut.
"Habisin, kata Raffa minggu depan lo ada event kan? Jadi jangan sampai sakit"
Benar juga, kemarin Alicia tak ikut berkumpul dengan teman-teman di studio dance nya, ia hampir saja lupa. Seperti nya hari ini ia harus meminta maaf pada senior dan teman-temannya yang lain karena kemarin tak hadir.
Memakan roti nya dengan tenang, Reyhan menyodorkan air hangat yang sudah disediakan oleh PMR yang langsung diterima oleh Alicia.
"Gak biasanya lo kayak gini, ada yang bikin lo kepikiran terus?" Reyhan bertanya sedikit berhati-hati. Alicia menelan obat nya sebelum mengatakan beberapa kalimat.
"Perkataan lo kemarin bikin gua kaget sebenarnya"
Reyhan mengerutkan dahinya, bingung dengan apa yang dimaksud Alicia. Si perempuan menghela nafas nya sekilas lalu menatap Reyhan dengan serius.
"Gue gak bermaksud ikut campur sama hubungan lo dan Raffa, maaf. Gue ngira kalau lo suka sama Raffa makanya pas lo bilang kayak kemarin bikin gue kaget" Alicia berucap dengan nada pelan, Reyhan yang mendengar itu baru teringat lalu menggaruk kepalanya sekilas.
"Sebenarnya perkataan lo kemarin gak salah kok"
"Apa?" Alicia membulatkan matanya, menatap meminta penjelasan lebih dari Reyhan.
"Y-ya gitu, gua tahu kalau lo pasti udah sadar sama perasaan gua ke Raffa tapi gua gak nyangka lo bakal bilang kayak kemarin secara langsung" Reyhan menutupi wajahnya yang terasa memanas, Alicia bisa melihat warna kemerahan dari kedua telinga laki-laki itu.
"Tapi kemarin lo keliatan tenang-"
"Itu karena sebelumnya. Raffa dengan santai nya bilang kalau ada orang lain yang deketin dia, gua gak suka tapi orang yang disebut dia adalah adik lo, Cia. Gua ngerasa gak enak sama lo, dan berpikir mungkin lo lebih setuju Raffa pacaran sama adik lo itu"
"Yang benar aja? Gue malah nentang banget adik gue deketin Raffa, Raffa terlalu baik buat Vee yang playboy kayak gitu. Hahhh... Sialan, jadi semuanya cuma salah paham?" Alicia mengacak rambutnya cukup keras.
"Eh lo gak setuju adik lo deketin Raffa? Kemarin, gua ngerasa gak enak kalau sampe nunjukin rasa gak suka gua sama adik lo, makanya gua berusaha buat tenang" Reyhan ikut mengacak rambutnya.
Kedua nya menghembuskan nafas lega, seolah-olah benang kusut yang ada di atas kepala mereka jadi terurai rapih.
"Lo bisa deketin Raffa, jangan ngerasa gak enak dan insecure karena saingan nya adik gue sendiri. Soal Vee, nanti gue yang urus biar hubungan kalian lancar" ucap Alicia sembari tersenyum kecil.
"Ehh tapi kan belum tentu sama Raffa diterima, emang nya dia juga suka sama gua?"
Alicia membuang pandangannya ke sembarang arah. "Lo tanya sendiri aja sama Raffa, hehehe" permainan cupid Alicia sudah selesai disini, sisanya tergantung mereka sendiri. Ia sudah berjanji kan agar tidak ikut campur terlalu dalam.
Reyhan yang mengerti maksud Alicia hanya tersenyum, bangkit dari posisi nya sebelum tangannya kembali ditahan oleh si perempuan.
"Lo mau kemana, masa gue ditinggal sendiri?" Tanya Alicia menatap tak percaya, ia mending tidur di kelas saja darimana ditinggal sendiri di UKS.
"Pfft, jangan sama gua nanti orang-orang pada salah paham. Gua suruh Frilly kesini nanti, lo tiduran aja sana" Reyhan menutup tirai samping pada ranjang yang ditempati Alicia, lalu berjalan keluar dari UKS.
Siapa sangka, perempuan yang disebutnya tadi sudah berdiri disana sejak tadi.
"Gimana Cia?" Tanya nya to the point, seperti biasa.
"Udah minum obat tadi paling lagi tiduran, lo masuk aja, dia bisa nangis kalau kelamaan sendiri di UKS" Reyhan terkekeh kecil, perempuan yang selalu berekspresi datar itu sempat menunjukkan raut wajah takut.
Frilly tersenyum kecil, "lo gak pernah liat Cia nangis kan? Dia lucu banget kalau nangis tahu, lo ke kelas duluan, biar Cia gue yang urus"
Reyhan berjalan menuju kelasnya, sedikit bingung kapan Frilly melihat Alicia menangis. Padahal selama ini perempuan itu selalu bersama mereka.
TBC
Ayy, 16-11-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIRA (✓)
Любовные романыAlicia itu hanya ingin menjaga agar hubungan kedua temannya baik-baik saja, tapi kenapa ada saja hal yang menganggu hubungan mereka. "Reyhan, lo pacaran sama Raffa cuma gara-gara permainan Truth or Dare? Yang benar aja dong!" "Tapi gua beneran suka...