"Lah tumben seorang Veandra udah dateng jam segini? Dunia sedang tidak baik-baik aja nih" Perempuan dengan rambut sebahu menghampiri Vee yang sedang memakan gorengan di bangkunya.
"Gak usah lebay, gue tadi pergi bareng Kakak gue" ucap Vee menatap temannya dengan malas.
Perempuan bernama Lea yang sedang terkekeh kecil langsung menatap bingung kearah temannya lalu ia duduk di samping si laki-laki, "sama Kakak lo? Tumben banget"
Vee mengangguk kecil, "udah baikan dong kita" Vee berucap bangga, sedangkan perempuan yang sudah berteman dengan Vee sejak bangku sekolah dasar malah mencibir tak suka.
"Dari waktu itu gue kasih saran buat baikan sama Kakak lu tapi gak lu dengerin, dapet motivasi buat baikan dari siapa lu?" Ucap Lea sembari mengambil satu gorengan yang ada di hadapan Vee, laki-laki tersebut hendak menepis tangan temannya namun kalah cepat saat gorengan tersebut langsung masuk ke mulut Lea.
"Ck!" Vee berdecak sekilas, "ya... Sebenarnya dari dulu gue juga mau baikan sama Kak Cia tapi dia menghindar mulu kalau gue mau beresin masalah itu. Terus kata-kata teman gue bikin gue sadar buat jelasin kejadian dulu, walau gue gak bisa beresin masalah ke orang itu karena kita juga udah gak ada apa-apa jadi seenggaknya gue harus beresin kesalahpahaman ke Kakak gue"
Lea menatap Vee intens seolah tak percaya kalimat itu keluar dari mulut Vee. Yaa... bagaimana Lea tidak percaya, Vee yang ia kenal jarang sekali meluruskan kesalahpahaman pada orang lain, contohnya ketika orang-orang salah paham atas kebaikan Vee yang sering membantu mereka, laki-laki itu bahkan tak bisa menolak saat diajak berpacaran, atau saat kekasih yang sebelum-sebelumnya memutuskan hubungan secara sepihak karena salah paham kembali, Vee menerima begitu saja serta tak menjelaskan apapun.
"Dipikir-pikir kelakuan lu akhir-akhir ini aneh juga Vee. Gak ngontak lagi teman-teman cewek lu, nolak beberapa permintaan dari mereka, ngelurusin semua kesalahpahaman lu selama ini. Lu sakit apa kesambet deh?"" Lea berucap sembari menempelkan punggung tangannya ke dahi Vee, bertujuan untuk mengecek suhu badan teman laki-laki nya itu, takut-takut Vee beneran sakit karena perilakunya yang tidak biasa.
"Gue gak apa-apa ish, gue cuma mau berubah biar nanti kedepannya gak ada masalah lagi. Lo kira gue gak capek apa dijadiin bahan gosip mulu" Vee menarik tangan Lea dari dahi nya, dan sedikit mendorong temannya itu menjauh.
"Kata orang-orang kalau ada orang yang sifat nya berubah tiba-tiba itu tandanya dia mau meninggal-"
Tuk!
"Aduh!" Lea mengaduh sembari mengusap dahinya yang baru saja dijitak oleh Vee.
"Sembarangan banget kalau ngomong, coba minggir!" Vee menitah teman perempuan nya itu keluar dari bangku karena menghalanginya.
"Ehh mau kemana? Tunggu!" Lea bertanya sembari mengikuti Vee yang sudah berjalan menuju luar kelas.
"Mau beli minum, tenggorokan gue kering ini abis makan gorengan"
"Ngomong-ngomong kemarin gue hampir nabrak motor orang gegara salah nge-rem, terus ternyata yang punya motor nya cowok ganteng tapi imut gemes gitu, kayaknya anak sini juga tapi gak tahu kelas apa" si perempuan bersandar di tembok kantin sembari menunggu Vee yang sedang menunggu kembalian di samping nya.
"Kenapa gak tanya langsung ke orang nya?"
"Lupa bego, kemarin cuma minta maaf doang terus- eh Vee! liat sana itu tuh orangnya!" Lea memaksa Vee agar berbalik, menunjuk dengan matanya ke arah koridor depan.
Mata Vee menyipit berusaha melihat siapa yang dimaksud oleh Lea, Vee hanya melihat beberapa murid perempuan dan dua orang murid laki-laki dan salah satunya adalah Arza yang kini datang menuju mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIRA (✓)
RomanceAlicia itu hanya ingin menjaga agar hubungan kedua temannya baik-baik saja, tapi kenapa ada saja hal yang menganggu hubungan mereka. "Reyhan, lo pacaran sama Raffa cuma gara-gara permainan Truth or Dare? Yang benar aja dong!" "Tapi gua beneran suka...
