"Hahh... pegal juga duduk terus dari pagi" Arza menepuk-nepuk punggung nya yang terasa pegal, meregangkan badannya sekilas sebelum berjalan keluar tempat praktek jurusan Elektro yang diubah menjadi aula sementara untuk ditempati oleh peserta didik baru dari 3 jurusan selama masa pengenalan lingkungan sekolah.
Sebenarnya total jurusan yang ada di sekolah ini ada 5 jurusan, ketiga jurusan tersebut adalah Elektro, Komputer&Jaringan, dan Rekayasa perangkat lunak. Sementara dua nya lagi jurusan teknik & bisnis sepeda motor dan teknik kendaraan ringan otomotif, berada di aula terpisah dari mereka.
Murid-murid lain terlihat asik bercengkrama mencari teman baru, dan ada juga yang berjalan berkeliling sekolah. Arza menguap, waktu istirahat yang diberikan sekitar 15 menit dan ia terlalu malas untuk pergi berkeliling atau hanya sekedar pergi ke kantin, yang pastinya kantin akan dipenuhi murid-murid lain.
Yahh lebih baik ia diam di dalam saja dan memakan roti sandwich yang ia bawa tadi pagi-
Dugg!!
"Duh... Lo lagi, lo lagi. Gue udah bilang kalau jalan liat-liat" Arza yang sibuk mengusap dahinya menatap laki-laki tersebut sembari mengernyit tak suka.
"Gue gak tahu kalau lu berdiri di belakang gue! Coba minggir!" Titah Arza hendak kembali ke tempat duduk nya. Bukan nya menurut, pemuda tersebut malah menghalangi jalan Arza dengan tatapan yang sama tajamnya seperti tadi pagi.
"Lo gak mau minta maaf gitu? Hari ini lo udah nabrak gue 2 kali, 2 kali loh!" Mengacungkan 2 jarinya, laki-laki itu masih tak mengijinkan Arza untuk masuk kedalam aula.
"Maaf ya. Nah udah kan? Sekarang minggir!" Arza menerobos masuk, berterimakasih lah pada badannya yang kecil sehingga laki-laki imut itu bisa menerobos dengan mudahnya.
"Eh eh lo mau kemana? Gak ke kantin?" Entah mau nya apa, tapi sekarang pemuda berambut hitam itu malah mengikuti Arza masuk sembari bertanya dengan santai, seolah-olah mereka sudah akrab.
"Males, kantin penuh. Dan gue udah punya roti sandwich ini" balas Arza menatapnya dengan malas.
"Gua juga punya cemilan sih, ayok makan diluar aja"
"Eh- tunggu!" Tangan Arza ditarik begitu saja, si manis jadi sedikit kesusahan menyamai langkah kaki nya.
"Nah sini duduk" menepuk-nepuk bangku kosong disebelahnya, Arza menatap dia dengan malas namun badannya malah menuruti perkataan pemuda tadi.
Arza membuka plastik roti sandwich nya, menatap kearah depan dimana murid-murid berlalu lalang. "Tadi gue liat lu baris di jajaran jurusan elektro, lu kelas elektro berapa?" Arza membuka suara disela-sela makan sandwich nya, mencairkan suasana canggung yang beberapa menit lalu menyelimuti mereka.
"Elektro 3, kalau lo?" Tanya balik laki-laki yang ada disampingnya, masih asik memakan cemilan yang entah kapan dibawanya.
"RPL 1" jawab Arza setelah menelan gigitan roti. Mereka berdua sama-sama kembali terdiam, hanya saja sesekali Arza menatap laki-laki tersebut dari samping. Arza selalu merasa familiar dengan wajahnya, apalagi sorotan matanya yang tajam dan mengintimidasi terasa mirip dengan seseorang.
"Nama?"
"Kenapa?" Arza yang tak fokus karena melamun langsung menoleh ke sampingnya.
"Nama lo siapa? Gue Veandra lo bisa panggil gue Vee"
"Ahh gue Arza. Ngomong-ngomong lu punya kakak atau adik, Vee?" Arza bertanya karena semakin ia menatap wajah Vee, ia jadi semakin yakin bahwa pernah bertemu dengan wajah yang mirip dengannya.
Vee yang ditanya mengerutkan dahinya bingung karena Arza tiba-tiba bertanya seperti itu. Laki-laki itu melemparkan bungkus snack yang sudah habis ke tempat sampah yang berada tak jauh darinya sebelum menatap Arza lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIRA (✓)
RomansAlicia itu hanya ingin menjaga agar hubungan kedua temannya baik-baik saja, tapi kenapa ada saja hal yang menganggu hubungan mereka. "Reyhan, lo pacaran sama Raffa cuma gara-gara permainan Truth or Dare? Yang benar aja dong!" "Tapi gua beneran suka...