Pukul 6.30 pagi, Reyhan yang sudah memakai seragam sekolah nya dengan rapih. Laki-laki bersiap menggunakan sepatu hitamnya sebelum menyalakan mesin motor matic berwarna hitam dan biru itu.
Reyhan yang hendak berangkat malah tertahan kala suara sang adik menginterupsi dari dalam rumah. "Bang, lu gak mau nungguin gue? Kemarin bilang mau anterin gue kan sampe sekolah?"
Reyhan berbalik, menatap sang adik sekilas lalu menggeleng. "Besok lagi aja dah, hari ini gua mau bareng Raffa" sang adik terlihat cukup kesal namun Reyhan tak peduli dan langsung pergi menuju blok perumahan sebelah.
Selain masuk ke sekolah yang sama, jurusan yang sama dan kelas yang sama, Reyhan dan Raffa sebenarnya tinggal di perumahan yang sama, hanya saja blok perumahan yang berbeda.
Awalnya mereka berdua tak tahu, sampai saat sore hari, setelah Raffa pulang dari tempat les ia melihat Reyhan yang berjalan dari arah berlawanan -entah sudah darimana-
Keduanya sama-sama terkejut dan sempat beradu mulut (dalam artian sebenarnya) sebelum berjalan bersama kedalam perumahan dengan mereka yang berjalan berjauhan, Raffa berjalan didepan sementara Reyhan berjalan dibelakangnya.
Kembali ke waktu sekarang, Reyhan sudah sampai di depan gerbang rumah Raffa. Ia mematikan mesin motornya sebelum memanggil nama sang rival itu.
Tak perlu waktu lama, Raffa muncul dari rumah dengan sebuah roti selai coklat ditangan kanan nya. "Mau gak Rey?" Raffa membuka gerbang sembari menawari roti yang dipegangnya.
"Gak deh, lo kenyang emang sarapan sama roti?" Tanya Reyhan yang kini memberikan helm cadangannya pada Raffa.
"Tadi gue udah makan sama nasi goreng kok, roti cuma buat cemilan. Ayok berangkat, keburu bel nanti" Raffa yang sudah duduk dengan nyaman di jok belakang motor menepuk pundak Reyhan sekilas, sebelum mereka berdua pergi ke sekolah.
Seperti nya hanya mereka saja yang mengaku rival tapi menjemput ke depan rumah, sampai-sampai membawa helm cadangan untuk dipakai sang rival, ck ck ck... Dasar anak muda.
Tak butuh waktu lama, Reyhan dan Raffa sudah sampai di depan sekolahnya. Raffa memilih turun di gerbang dan pergi terlebih dahulu, sementara Reyhan yang memarkirkan motornya di belakang warung bu Nur. Sebenarnya anak kelas 10 dilarang membawa motor, mereka yang masih tetap membawa motor tak diizinkan parkir di dalam sekolah, maka mereka memilih parkir di tanah kosong yang ada dibelakang warung bu Nur (meski jadi harus membayar uang parkir).
Reyhan berjalan masuk ke kelas nya, melewati bangku nya yang berada di bangku ke 3 dari depan dan menuju Raffa yang sedang asik dengan Alicia.
"Cia... Hari ini bekal apa?" Tanya Reyhan yang duduk dihadapan Raffa dan Alicia.
"Tadi pagi lupa masak nasi, jadi bekal mie goreng doang. Gegara Veandra yang katanya ada piket jadi harus buru-buru pergi" Alicia jadi kesal kembali karena adik laki-laki nya begitu cerewet menyuruh Alicia cepat-cepat. Ia jadi tak sarapan dan harus membeli roti di kantin untuk mengganjal perutnya.
"Eh siapa? Adik lo?" Reyhan cukup penasaran, baru kali ini Alicia membicarakan orang-orang terdekatnya. Alicia mengangguk menanggapi pertanyaan Reyhan, ia malas sebenarnya membahas sang adik karena mereka tidak terlalu dekat padahal jarak mereka hanya terpaut 1 tahun.
"Ahh jadi kemarin yang anterin sampe gerbang itu adik lo, Cia?" Raffa ingat sekali saat pagi kemarin melihat Alicia yang diantar oleh seorang laki-laki, ia kira Alicia memiliki pacar.
"Iya. Oh iya gue mau nanya ini kemarin tapi lupa, kalian satu SMP kan sama Aresa?" Ekspresi Alicia seketika berubah menjadi serius, Raff menatap Reyhan bingung, tak biasanya Alicia berbicara seserius ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIRA (✓)
RomanceAlicia itu hanya ingin menjaga agar hubungan kedua temannya baik-baik saja, tapi kenapa ada saja hal yang menganggu hubungan mereka. "Reyhan, lo pacaran sama Raffa cuma gara-gara permainan Truth or Dare? Yang benar aja dong!" "Tapi gua beneran suka...
