Kemarin, kedua anak adam itu menghabiskan waktu hari Minggu nya bersama. Raffa tak melepaskan pandangan nya dari Reyhan, bahkan laki-laki itu tiba-tiba berubah manja. Padahal kemarin Reyhan ingin kabur saking malu nya tapi apa boleh buat, sang kekasih tak mengijinkannya pulang.
Dan hari Senin pun tiba, rasanya begitu malas untuk Raffa membuka mata di pagi hari, ia masih ingin tidur lebih lama. Tapi itu pemikiran sesaat nya saja, saat sang Ibu berkata jika Reyhan sudah berada di depan rumah nya, laki-laki itu langsung bersemangat, bersiap-siap dengan wajah senang nya sampai Reyhan sendiri bingung ada apa dengan Raffa.
Seperti biasa, Reyhan mengendarai motor nya dengan santai sementara Raffa yang berada di belakang nya memasukkan tangan ke dalam saku jaket yang berada di pinggang Reyhan.
Asal kalian tahu, saat ini Reyhan mati-matian menahan dirinya agar fokus pada jalanan.
Pada akhirnya, mereka sampai dengan selamat, walau saat diparkiran Raffa mendapat sebuah pukulan dari sikut Reyhan karena dirinya tak melepaskan tangannya dari pinggang si tampan.
"Ah Kak Raffa, halo..."
Kedua laki-laki tadi serentak menoleh pada sumber suara. Seorang laki-laki yang baru saja mengantar teman perempuan mereka, Vee menyapa dengan ramah disertai senyuman diwajahnya.
"Halo" Raffa membalas sapaan dari laki-laki yang lebih muda, terdengar agak canggung karena Raffa akhir-akhir ini tidak mengacuhkan Vee.
Reyhan yang berada di samping nya menatap sekilas pada Vee, sebelum berpaling pada Raffa yang berada di sebelahnya. Alicia yang berada di samping Reyhan juga menatap Raffa dan Vee bergantian, memberi kode agar Raffa memberitahu Vee.
"Lu duluan aja Rey bareng Cia, ada yang mau gue omongin dulu sama Vee" Raffa harus menjelaskan hubungan nya dengan Reyhan, agar Vee berhenti mengejar-ngejar nya.
Walau sebenarnya tak mau, Reyhan tetap mengangguk, memasuki kelas duluan bersama Alicia.
"Vee, sorry gue tahu ini dari Cia. Katanya lu deketin gue karena suka kan?" Raffa bertanya tanpa basa basi. Vee yang ditanya seperti itu terlihat sedikit terkejut, mengusap tengkuk nya dengan gugup kemudian mengangguk kecil.
"Ahh iya, gue tertarik sama lo Kak dari pertama kita ketemu. Kakak gak masalah kan kalau gue deketin? Gue pengen tahu lebih banyak tentang Kak Raffa" ujar Vee yang kini menarik tangan Raffa untuk digenggamnya.
"Maaf Vee, tapi gue udah ada pacar. Gue mau ngasih tahu ini dari waktu itu tapi gak ada kesempatan terus, maaf ya udah bikin lu berharap" Raffa menarik tangannya kembali. Menatap pada jam ditangannya, Raffa tak punya banyak waktu tapi ia harus menyelesaikan hal ini agar nanti tidak ada kesalahpahaman.
"Jadi gue gak ada kesempatan banget nih?" Vee berucap dengan tatapan kecewa, dirinya bahkan belum benar-benar menyatakan perasaannya tapi sudah ditolak duluan oleh si manis.
"Maaf" Raffa menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Ahh Kak Raffa gak usah minta maaf, Kakak kan gak salah apa-apa" ujar Vee karena Raffa terus meminta maaf. Ya sebenarnya dari awal dirinya sudah diperingati oleh Alicia dan diberi tahu kalau ia tak punya kesempatan, jadi Vee tak terlalu terkejut walau tetap merasa kecewa.
"Tapi kalau Kakak berubah pikiran atau pacar Kakak itu putusin Kakak, Kak Raffa bisa datang ke gue kapan aja. Gue siap nunggu" lanjut Vee tak pantang menyerah. Raffa hanya tersenyum kecil menanggapi nya, menyuruh Vee agar segera pergi sekolah karena sebentar lagi bel masuk juga akan berbunyi.
Pada awalnya Raffa menganggap perasaan Vee hanya main-main saja, seperti kata Alicia. Namun jika sampai seperti ini, apa laki-laki itu serius menyukai nya? Raffa merasa tak enak juga sebenarnya, tapi sejak awal Raffa hanya melihat pada satu orang saja, yaitu Reyhan.
![](https://img.wattpad.com/cover/265782918-288-k925426.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIRA (✓)
RomansaAlicia itu hanya ingin menjaga agar hubungan kedua temannya baik-baik saja, tapi kenapa ada saja hal yang menganggu hubungan mereka. "Reyhan, lo pacaran sama Raffa cuma gara-gara permainan Truth or Dare? Yang benar aja dong!" "Tapi gua beneran suka...