"Arza?"
Laki-laki yang memakai sweater berwarna coklat susu dengan celana putih pendek itu menoleh, menoleh pada Vee dengan wajah manisnya.
"Oh Vee... Kirain siapa tadi" Arza tersenyum lega karena sempat terkejut dengan tepukan tiba-tiba pada bahu nya.
"Jalan-jalan sendiri Za?" Vee bertanya karena hanya melihat Arza seorang diri, yang lebih muda mengangguk sembari menunjuk pada totebag nya yang penuh dengan buku.
"Iya, tadi habis dari perpustakaan terus kesini buat makan sekalian mau liat-liat sebentar. Kalau lu Vee?" Tanya Arza yang terlihat ragu saat menatap yang lebih tua, bukan apa-apa sebenarnya, hanya saja Arza baru pertama kali melihat Vee dalam pakaian lain selain seragam dan sweater. Vee memakai kaos hitam yang ukurannya pas di badannya, ia tampak berbeda membuat Arza merasa gugup.
Memang benar kata orang-orang, kegantengan laki-laki akan meningkatkan ketika mereka memakai baju berwarna hitam.
"Gue kesini sama teman gue sih, tapi ujung-ujungnya mereka asik berdua dan gue malah jadi kayak babu mereka, tuh liat" Vee berucap sembari menengok kearah Lea dan Nasya yang baru keluar dari toko, laki-laki itu sedikit terkekeh saat mereka berdua terlihat mencari keberadaan Vee.
"Eh gitu ya kirain semua belanjaan itu punya lu semua" Arza terkekeh kecil melihat Vee yang memegang tas belanjaan ditangan kanan dan kirinya.
Vee menatap malas pada Azra yang masih asik tertawa sebelum sebuah ide muncul dalam pikiran nya. "Gimana kalau lo jalan-jalan sama gue aja Za? Kebetulan gue punya 2 tiket bioskop nih"
"Hmm boleh aja sih, tapi teman-teman Vee gimana?" Arza kembali menatap kearah dua orang perempuan itu.
"Tunggu disini" Vee berjalan menuju teman perempuan nya, memberikan tas belanjaan mereka dan memberitahu nya bahwa ia akan pergi bersama Arza. Lea tampak kecewa karena ditahan saat ingin menghampiri Arza oleh temannya itu namun Nasya yang sepertinya paham dengan keinginan Vee langsung menarik Lea menuju tempat yang akan mereka kunjungi.
Vee hanya menggeleng melihat Lea yang tak menyerah ingin mengenal Arza walau sudah ia halangi. Laki-laki itu kini kembali ke Arza yang masih diam ditempat semula lalu menunjukkan tiket bioskop yang sebelum nya sudah ia pesan.
"Lo gak masalah kan kalau kita nonton horor?" Vee bertanya pada Arza yang kini berjalan di sampingnya.
"Gak masalah, gue suka semua genre. Kalau gitu biar gue traktir beli popcorn sama minuman nya oke?" Yang lebih muda sedikit mendongak menatap Vee yang menggeleng kecil sebagai jawaban.
"Gak usah biar gue aja, gue yang ngajak kan"
Arza menggelengkan kepalanya, walaupun Vee yang mengajak nya nonton ia merasa tak enak jika semua nya memakai uang laki-laki tinggi itu. "Gue gak enak kalau semua Vee yang bayar, biar adil gimana popcorn sama minum nya gue yang bayar aja, ya?" Arza berucap sembari menatap Vee dengan tatapan memelas.
Vee yang melihat itu menggigit pipi bagian dalam nya, Arza terlihat begitu menggemaskan membuatnya tak bisa menolak. Setelah melihat anggukan dari Vee, Arza dengan wajah senang segera menarik temannya itu menuju lantai 4 dimana bioskop itu berada.
Arza dengan senang hati langsung memesan 2 popcorn beserta minumannya, Vee juga membantu membawa kan minuman mereka setelah nya yang kemudian kedua anak adam itu berjalan memasuki studio.
Untung saja film belum dimulai walau lampu bioskop sudah dimatikan, Arza sedikit kesusahan melihat karena hal itu, untung nya Vee yang berjalan disampingnya menggenggam tangan yang lebih muda menuju kursi mereka.
Arza yang sudah duduk disamping kiri Vee menatap tangan kanannya yang masih Vee genggam, "Vee..." Dengan suara yang kecil si manis memanggil nama yang lebih tua.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIRA (✓)
Любовные романыAlicia itu hanya ingin menjaga agar hubungan kedua temannya baik-baik saja, tapi kenapa ada saja hal yang menganggu hubungan mereka. "Reyhan, lo pacaran sama Raffa cuma gara-gara permainan Truth or Dare? Yang benar aja dong!" "Tapi gua beneran suka...
