"Geo mau pilih ekskul apa?" Arza berjalan menyusul Geo sembari membuka bungkus permen chupa chups nya. Geo yang ditanya berhenti sejenak, menatap Arza sembari memasang wajah berpikir.
"Sebenarnya masih bingung mau masuk mana, PMR aja kali ya? Padahal gue gak mau masuk kemana-mana tapi katanya buat nilai tambahan?" Geo berucap dengan ragu, ia tak terlalu memperhatikan wali kelas yang menjelaskan tentang ekstrakurikuler saat kemarin.
"Kemarin kata Pak Asep sih gitu"
"Kalau lo Za? Katanya pas SMP lo masuk banyak ekskul?" Kini giliran Geo yang bertanya pada yang lebih kecil.
"Iya tapi tahun ini gue mau masuk 1 organisasi aja, kayaknya masuk OSIS aja" Arza sudah memikirkan hal ini dari kemarin malam, ia tak mau terlalu aktif dalam organisasi seperti saat di SMP yang sampai menjadi anggota dari 3 ekstrakurikuler.
"Hmm jadi OSIS ya? Kalau gak salah teman gue di kelas lain juga ikut OSIS dan katanya harus isi dulu formulir gitu"
"Eh gue gak tahu... Padahal kemarin ada anggota OSIS ke kelas, kenapa Geo gak ngasih tahu?" Arza menpoutkan bibirnya dengan lucu, Geo yang melihat nya terkekeh kecil.
"Maaf maaf, kemarin kan lo gak bilang mau masuk OSIS" Geo menyubit pelan kedua pipi yang lebih muda, membuat permen yang berada di mulut Arza hampir terjatuh.
Arza memprotes, mengusap kedua pipi nya yang sedikit memerah sementara Geo sendiri masih asik tertawa. Arza yang ingin melanjutkan perjalanan menuju kelasnya yang tertunda, tak sengaja melihat Raffa yang berada di lantai 2, sedang berjalan menuju kearah seseorang.
"Geo duluan aja ke kelas nya, nanti gue nyusul" Arza melambaikan tangannya pada Geo, berjalan cepat menaiki tangga menuju lantai 2, Arza mengernyit tak suka saat mengetahui sosok yang ditemui Raffa adalah Vee.
"Jangan ambil Kakak Ipar" Arza menyela diantara Raffa dan Vee, keduanya sempat terkejut atas kedatangan Arza yang tiba-tiba.
"Ngapain lo kesini?" Tanya Vee pada yang lebih muda. Arza yang berdiri di tengah-tengah mereka menatap Vee tak suka, berusaha terlihat garang namun dimata Raffa dan Vee tetap saja Arza terlihat menggemaskan.
"Lu mau godain Kakak ipar lagi kan? Ngaku aja deh" laki-laki yang lebih kecil itu kembali berucap, menghalangi Vee seolah-olah sedang melindungi Raffa dari orang jahat.
"Gak dih, orang gue mau mau nganterin ini" Vee menyodorkan buku absensi kelas pada Raffa, laki-laki manis yang berada di belakang Arza tersenyum kecil sembari mengambil buku tersebut.
"Eh?" Arza menoleh pada Raffa, meminta penjelasan dari Raffa, seperti nya adiknya Reyhan itu tak percaya dengan perkataan Vee tadi.
"Io segitu gak percayanya sama gue Za? Gue beneran cuma mau ngasih ini, itu juga karena disuruh guru" Raffa yang hendak membuka suara langsung disela oleh Vee.
"Bohong, terus kenapa harus lu yang anterin ini ke Kakak ipar?"
"Gue sendiri yang disuruh sama guru, lo masih gak percaya?" Arza menatap Vee dengan tatapan yang masih tak percaya, membuat Vee lagi-lagi berdecak saat menghadapi Arza. "Yaudah lah terserah lo, gue duluan" Vee melambaikan tangannya pada Raffa sembari berjalan menjauh dari mereka.
"Kakak ipar, kalau Kakak diganggu sama Vee bilang aja sama Arza ya" Arza berbalik menghadap pada Raffa yang dibalas senyuman canggung oleh nya.
"Oke... Tapi Arza gak usah khawatir, Vee udah bilang kalau dia nyerah kok, dia gak bakal gangguin gue lagi" Raffa mengusap kepala Arza dengan lembut, "kalau gitu gue pergi ke kelas ya"
Arza mengangguk, menatap sang kakak ipar yang berjalan menjauh. Arza baru sadar walau tubuh Raffa terlihat lebih ramping daripada Reyhan, tapi aura dominannya lebih terasa, ia jadi penasaran siapa yang memeluk siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIRA (✓)
عاطفيةAlicia itu hanya ingin menjaga agar hubungan kedua temannya baik-baik saja, tapi kenapa ada saja hal yang menganggu hubungan mereka. "Reyhan, lo pacaran sama Raffa cuma gara-gara permainan Truth or Dare? Yang benar aja dong!" "Tapi gua beneran suka...
