23⊸•

167 18 1
                                    

MPLS yang digelar oleh sekolah berlangsung selama 5 hari, sebenarnya 3 hari untuk masa pengenalan dan 2 harinya lagi ada acara kemah di sekolah yang diadakan oleh ekstrakurikuler pramuka.

Tak ada yang spesial, hanya acara kemah seperti pada umumnya yang bertujuan untuk menyambut peserta didik baru, hanya saja dalam seminggu ini ada beberapa yang membuat Arza kesal. Entah kenapa selama acara tersebut, Arza selalu berurusan dengan Vee padahal mereka beda kelas dan beda jurusan juga.

Contohnya saat sedang upacara pembukaan acara kemah, laki-laki tinggi yang memilik sorot mata tajam itu berdiri disebelahnya padahal seharusnya dia berbaris di tengah bersama teman satu jurusannya. Bukan cuma itu saja, saat makan bersama, saat memainkan permainan, saat acara api unggun yang diadakan malam hari, kedua nya terus terlibat bersama sampai-sampai Arza dibuat pusing oleh nya.

Setiap mereka bertemu pastinya Vee selalu melayangkan tatapan tak suka yang berujung mereka berdua beradu mulut, saling mengatai satu sama lain. Kakak kelas yang saat itu melihat Vee dan Arza terus cekcok, sampai membuat mereka satu kelompok saat mereka bermain permainan agar mereka akur, ya tapi usaha senior nya itu sia-sia karena Vee dan Arza tetap seperti itu.

Dan pada hari senin nya, mood Azra sedang baik karena berpikir dirinya tak akan terlibat dengan Vee lagi, tapi sialnya kelas Azra malah berdekatan- bukan, malahan bersebelahan dengan kelas Vee. Yang lebih membuat mood Azra buruk adalah karena saat ini ia bertemu dengan Vee di depan tangga.

"Dari sekolah sebesar ini kenapa gue harus ketemu lu lagi sih?" Arza berceloteh, ia menjadi kesal setiap melihat wajah Vee.

"Harusnya gue yang ngomong kayak gitu!" Tampaknya Vee juga kesal pada Arza, laki-laki itu berniat menjauhi si manis setelah MPLS berakhir tapi kenyataannya mereka malah bertemu kembali.

Arza malas menjawab perkataan  Vee tadi karena ujung-ujungnya pasti mereka berdebat. Laki-laki berkulit putih itu berdecak sekilas, memilih berjalan duluan dan tak memperdulikan Vee yang berjalan di belakangnya.

"Arza..." Si empunya nama menoleh ke dalam kelas, Geo teman baru nya itu melambaikan tangan Arza, memberi kode agar laki-laki itu duduk satu bangku dengannya.

"Pagi Geo... Dateng jam berapa?" Arza duduk di samping pemuda tersebut sembari bertanya, penasaran karena saat MPLS kemarin Geo juga selalu datang pagi-pagi sekali.

"Tadi sampe di sekolah jam setengah 7" ucap Geo sembari melirik kearah jam ditangan kirinya.

"Rumah Geo jauh banget emang?" Arza kembali bertanya.

"Yah lumayan, dari sekolah ke rumah perlu waktu 30 menit itu juga kalau gak macet" ucap Geo disertai kekehan kecil.

"Eh pantesan Geo selalu datang lebih awal. Tapi kenapa gak pilih sekolah yang dekat rumah aja?" Arza kembali bertanya, ia cukup penasaran pada teman barunya itu.

"Sebenarnya rumah Ibu gue dulu di kompleks belakang SMA Taruna, belum lama ini gue pindah kerumah Ayah yang tinggal lumayan jauh dari sini karena Ibu ditempatin ngajar di luar kota. Gue diajak pindah juga tapi gue lebih milih netap disini, jadi ya gitu harus nanggung resiko lumayan jauh pergi ke sekolah" Geo berucap dengan santai. Aslinya ia bukan orang yang langsung terbuka pada teman nya apalagi kepada teman baru, namun ia merasa nyaman membicarakan tentang dirinya pada Arza.

Arza yang mendengarkan cerita Geo dengan baik menganggukkan kepalanya, ia sendiri tahu rasa tak nyaman ketika terus pindah rumah. Arza sudah 2 kali pindah rumah, harus beradaptasi dengan cepat di lingkungan rumah dan sekolah adalah hal yang sedikit merepotkan untuk Arza, maka dari itu ia paham mengapa Geo lebih memilih menetap.

***

Waktu istirahat tiba, Arza yang sudah merasa keroncongan karena lapar bergegas menarik Geo menuju kantin. Laki-laki yang memiliki tinggi badan 169 itu menghela nafas kecewa saat melihat kantin sudah penuh, ia malas berdesakan namun perut nya sudah berteriak meminta diisi.

"Geo mau beli apa?" Arza bertanya pada Geo, ia bingung akan membeli apa. Geo, yang ditanya ikut berpikir sembari melihat-lihat makanan yang dijual di kantin.

"Kayaknya gue beli roti aja deh Za, biar bisa makan di kelas, kalau makan disini rame banget" Geo menunjuk pada bangku kantin yang terlihat penuh.

Arza mengangguk, menyuruh Geo diam di tempat nya sementara ia akan membeli roti dan beberapa camilan lainnya. Masuk ke kerumunan murid-murid lainnya yang sibuk membeli makanan, Arza dengan tubuh yang kecil nya hampir terdorong dan jatuh jika tidak ada seseorang dibelakangnya.

"Lo lagi?" Arza menatap pada orang yang ada di belakangnya, Vee bertanya sembari menatap malas pada nya.

"Ya maaf, gue ke dorong tadi sama yang di depan" Arza meminta maaf pada Vee, entah sudah berapa kali dirinya menabrak laki-laki itu.

"Ck, lo mau beli apa memang nya? Biar gue yang beliin daripada ke dorong-dorong gitu" Vee menjawab sembari menarik Arza keluar dari kerumunan.

"Eh serius? Gue mau beli roti 2 sama camilan itu" Arza menunjuk pada makanan yang ingin ia beli, Vee yang sudah menerima uang dari Arza langsung pergi membeli apa yang si manis katakan.

Arza heran sendiri karena ia kira Vee hanya beromong kosong saja tadi tapi laki-laki tinggi itu benar-benar melakukan apa yang ia suruh.

Tak lama dari itu Vee kembali ke hadapan Arza, menyodorkan 2 buah roti dan camilan padanya "Nih, kembalian nya segini"

"Wah makasih..." Arza berterimakasih sembari tersenyum begitu manis, Vee yang sempat tertegun kini berdehem kecil mengatakan kalimat "sama-sama" lalu pergi begitu saja.

Arza hanya menggeleng, tingkah laku Vee memang tak bisa ditebak, kadang membuatnya kesal, kadang ia juga baik membantu nya seperti ini.

Arza berjalan menuju Geo yang masih diam di tempatnya semula, menyodorkan satu buah roti padanya sembari berjalan menuju kelas mereka.

"Oh iya, lu kenal sama Veandra, Za?" Tanya Geo sesaat setelah mereka duduk di bangku nya.

"Eh Vee? Geo juga kenal sama dia?" Arza balik bertanya setelah menelan gigitan pertama rotinya.

"Kita satu SMP" ucap Geo yang kini menatap Arza karena pertanyaan nya tadi belum dia jawab.

"Sebenarnya belum lama ini gue kenal dia. Itu juga gara-gara gue yang sering nubruk dia jadi ya kenal gitu aja. Emang kenapa?"

"Gak kenapa-kenapa sih, gue cuma mau ngasih tahu aja supaya jangan terlalu dekat sama dia, kayaknya yang satu SMP sama Vee udah tahu kalau dia playboy, cowok sama cewek semua di embat sama dia"

"Eh gitu ya" Arza mengangguk, ia sudah tahu cerita Vee dari Alicia sebenarnya tapi ia sendiri tak menyangka teman satu sekolah nya mengetahui tentang hal ini.

"Eh gitu ya" Arza mengangguk, ia sudah tahu cerita Vee dari Alicia sebenarnya tapi ia sendiri tak menyangka teman satu sekolah nya mengetahui tentang hal ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Ayy, 14-12-2022

AFFAIRA (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang