Kalian tahu apa yang lebih mengesalkan daripada harus bangun pagi di hari senin? Iya, pelajaran olahraga di hari senin apalagi jam pelajaran nya siang setelah istirahat kedua.
Rasanya Alicia ingin memukul orang karena pusing sehabis dijemur dibawah teriknya matahari selama 30 menit. Perempuan itu tak pernah suka berdiam di tempat yang panas, karena setelah nya kepala Alicia akan sakit seperti tertusuk jarum.
"Kemana Cia? Gak akan nonton yang main bola?" Raffa bertanya saat perempuan itu bangkit dari duduknya, menepuk-nepuk celana olahraga nya yang kotor sebelum menatap Raffa dengan wajah nya yang lelah.
"Mau beli minum, terus langsung ke kelas" Alicia menjawab seadanya karena tenggorokan nya kering.
"Ikut dong" Raffa berjalan menghampiri Alicia, Reyhan yang berada di lapang menoleh pada Raffa.
"Raff gak ikut main?" Tanya nya suara sedikit keras agar Raffa dapat mendengar.
"Gak akan, lu aja" ucap Raffa yang kini mulai menyusul Alicia. Sampai di kantin, Alicia membeli satu botol air mineral dengan beberapa permen mint.
"Tumben gak ikut main, ada apa?" Ucap Alicia setelah menegak air nya sampai tersisa setengah.
Raffa bingung, ia memang agak menghindari Reyhan karena kejadian tadi pagi, ia tak bisa menatap matanya atau hanya berdekatan dengan Reyhan saja sudah membuat jantung nya berdetak dengan cepat.
"Gue bingung Cia..." Raffa ikut duduk di hadapan si perempuan, mengambil sebungkus permen yang diberi oleh temannya itu.
"Lo suka sama Reyhan kan? Terus apa yang bikin lo bingung?"
Raffa ingin terkejut tapi ini Alicia, perempuan itu langsung bisa menebak apa yang ia pikirkan. "Ya bingung aja kayak emangnya gue boleh suka sama dia? Gue juga pengen jadiin dia pacar gue tapi itu gak mungkin kan?"
"Gak ada alasan yang bikin lo gak boleh suka sama Reyhan, toh dia gak punya pacar ini kan" Alicia berucap, bangkit dari duduk nya, berjalan menuju kelas Elektro 1 yang berada di lantai 2.
"Iya sihh tapi Reyhan kan gak suka cowok, kalaupun suka kayaknya dia bakal milih cowok imut, soalnya mantan dia juga dulu cantik jadi gak mungkin milih gue" ucapnya sembari menghela nafas panjang. Sial, walaupun tak mau mengakuinya Raffa memang insecure tentang penampilan nya, mengingat Reyhan dulu berpacaran dengan perempuan berparas cantik.
"Kok gak mungkin sih? Orang-orang jatuh cinta dengan cara yang acak dan misterius, kita gak akan pernah tahu apa yang nanti terjadi. Lagipula lo memang puas suka sama Reyhan terus liatin dia dari jauh kayak gini? Kenapa gak dikejar?"
Raffa terdiam, kata-kata Alicia tadi cukup menusuk karena selama ini memang Raffa hanya berharap tanpa melakukan apapun.
"Gue bingung Cia... Takut di tolak" Raffa melengkung bibirnya, menunduk dengan sedih.
Alicia yang sedang mengambil baju seragam nya dari dalam tas langsung menatap pada sang teman. Yahh ditolak memang hal yang tak menyenangkan, apalagi hubungan pertemanan Reyhan dan Raffa juga menjadi dekat yang mungkin saja acara 'confess' itu akan membuat hubungan pertemanan mereka menjadi tak nyaman.
Tapi heyy, disini ada Alicia si perempuan pengamat yang sudah tahu jika kedua teman laki-laki nya itu saling menyukai satu sama lain, bodoh kan kalau Alicia sampai tak tahu padahal Reyhan selalu menatap Raffa dengan tatapan yang begitu tulus.
"Setidaknya harus dicoba dulu kan, biar gak penasaran juga" ucap Alicia yang berjalan di depan Raffa dengan santai. Ia tidak akan memberitahu Raffa apa-apa, agar mereka sendiri yang mengatasi masalah perasaan mereka, Alicia juga takut Reyhan dan Raffa tak nyaman jika ia ikut campur terlalu dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIRA (✓)
Любовные романыAlicia itu hanya ingin menjaga agar hubungan kedua temannya baik-baik saja, tapi kenapa ada saja hal yang menganggu hubungan mereka. "Reyhan, lo pacaran sama Raffa cuma gara-gara permainan Truth or Dare? Yang benar aja dong!" "Tapi gua beneran suka...
