5⊸•

386 29 0
                                        

"Pagi Tante... Raffa nya ada?"

"Oalah Reyhan? Sini-sini masuk dulu, Raffa masih ada di kamarnya" seorang wanita berambut sebahu, menyambut kedatangan Reyhan. Wanita yang diketahui sebagai Ibu nya Raffa, memimpin jalan menuju lantai 2, tepatnya menuju kamar Raffa.

"Masuk aja ya Rey, sekalian nanti ajak Raffa buat sarapan dulu, kamu pasti belum makan kan kita makan bareng sebelum kalian ke sekolah"

"Eh iya, makasih Tante" ucap Reyhan dengan senyum canggungnya. Menatap pintu berwarna hitam didepannya, ia mengetuknya tiga kali lalu masuk begitu saja.

Saat Reyhan membuka pintu kamar tersebut, aroma cologne yang biasa Raffa pakai langsung tercium. Laki-laki itu menatap pada tembok kamar Raffa yang dipenuhi poster dan beberapa koleksi skateboard yang laki-laki itu pajang di dinding.

Ketika pintu kamar terbuka sepenuhnya, Reyhan baru sadar sang pemilih kamar tengah berdiri di depan lemari sembari mengambil kemeja sekolah yang akan ia kenakan.

"Raffa?" Reyhan dapat melihat tubuh bagian atas Raffa yang mulus, bahkan pinggang nya terlihat ramping untuk ukuran pria.

"Rey ngapain masuk? Sana keluar dulu!" Raffa yang sama-sama menatap Reyhan kini tersadar terburu-buru menutup pintu kamar sedikit kencang.

Reyhan yang terdorong mengerutkan keningnya sedikit kesal. "Kenapa gua diusir?"

"Lu yang masuk kamar orang sembarangan Reyhan" sahut Raffa dari dalam sana.

"Gua disuruh Tante buat masuk ke kamar lo!"

"Seenggaknya ketuk pintu dulu!!"

"Udah gua ketuk, lo nya aja kali yang budeg!"

"Gue gak budeg, cuma gak kedengaran. Tunggu diluar, gua masih pake baju"

"Emang kenapa sih, sama-sama cowok juga"

"Berisik Reyhan!"

Reyhan berdecak, malas membalas ocehan Raffa lagi. Laki-laki itu memilih menyandarkan tubuh nya kemudian mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya.

Sekitar 5 menit setelahnya, Raffa keluar dengan pakaian yang sudah rapih dan tas yang sudah berada di pundaknya.

"Kenapa?" Raffa bertanya saat temannya itu menatap dirinya dengan lekat.

"Gak... Gua cuma baru tahu kalau badan lo seramping itu, apa karena baju seragam- AWW RAFFA SAKIT!" Reyhan mengaduh saat Raffa menginjak kaki kiri nya dengan kuat. Setelahnya laki-laki itu berjalan terlebih dahulu, meninggalkan Reyhan yang masih mengaduh.

"Jahat banget sih Raf, salah gua apa coba?" Reyhan berucap setelah menyusul Raffa turun ke lantai bawah.

"Lu ngomong yang ngada-ngada sih" Raffa menjawab asal, membawa Reyhan yang cemberut ke meja makan.

Disana sudah ada Ibu Raffa yang sedang menyiapkan makanan. Reyhan mengikuti Raffa dari belakang kemudian ikut duduk disampingnya.

"Oh iya Rey, katanya kalian mau pindah lagi ya?" Raffa yang sedang menyendok nasi untuk Reyhan tertegun, menatap Reyhan dan sang ibu bersamaan.

"Gak jadi Tante, pas mau kelulusan SMP papah emang bilang katanya ada kemungkinan dipindah tugasin lagi. Waktu itu mamah udah ribut nyari apartemen sama sekolah karena gak mau ditinggal, untungnya gak jadi pergi deh" jelas Reyhan sembari tertawa kecil, teringat kembali bagaimana wanita yang melahirkan nya itu sibuk mencari tempat tinggal padahal mereka belum pasti akan pindah.

"Tapi Rey kenapa milih masuk SMK, padahal sayang dengan nilai kamu yang segitu bisa langsung masuk ke SMA Negeri 1"

"Rey sendiri memang pengen masuk SMK Tante, dan waktu itu pendaftaran ke SMA udah di tutup juga"

AFFAIRA (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang