20 komen bisa nggak nih?Happy Reading Guys ❤️
***
Sakti duduk termenung sambil sesekali menghisap rokok yang ada di tangannya itu. Kini ia berada di balkon kamarnya untuk menikmati suasana yang hampir malam, tempat merupakan tempat yang paling aman untuk menikmati asap tembakau tanpa ketahuan oleh sang Bunda.
Pikirannya kacau selama seminggu terakhir ini. Setiap datang ke kampus pun ia tidak bisa fokus mendengarkan materi yang diberikan dosen. Alasannya tentu saja karena kejadian malam itu. Malam di mana ia telah merenggut paksa kesucian seorang gadis asing.
Tapi sejujurnya Sakti ingin melupakan kejadian itu dan menganggapnya tidak pernah terjadi sama sekali. Lagi pula gadis itu sudah pergi entah ke mana, artinya memang ia hanya perlu melupakannya saja kan? Ya, ia harus menganggap kejadian itu sebagai one night stand biasa.
Sakti menghembuskan asap rokoknya dengan santai, lalu menggosok ujung rokok tersebut pada asbak agar padam.
Ia mengeluarkan handphone-nya dan mencari foto seseorang yang sebenarnya banyak sekali ada di galeri foto. Apa lagi kalau bukan foto Lauren. Sakti menatap foto Lauren cukup dalam, sedalam cintanya pada gadis yang menjadi mantan kekasihnya itu.
"Lau, segitu cintanya gue sama lo sampai buat gue buta dan berakhir tidur dengan gadis lain, karena mengira gadis itu lo." Layar handphone-nya sepenuhnya mati, kini tinggal kekecewaan saja. Kecewa atas apa yang ia lakukan, karena tanpa disadari ia telah menodai cintanya pada Lauren dengan tidur dengan gadis lain.
Sejujurnya Lauren sering melakukan itu pada pria lain, tapi Sakti fine-fine saja selagi Lauren senang melakukan itu karena ia sendiri tidak bisa memberikan kesenangan tersebut. Semua karena permintaan Bundanya untuk tidak melakukan itu, selain dirinya masih terlampau muda, juga karena itu menyangkut kehormatan seorang gadis. Sayangnya Sakti telah melakukan perbuatan itu, meski bukan Lauren yang menjadi partner-nya.
"Mas Sakti!"
Tubuh Sakti tersentak kaget bahkan sampai terjatuh dari kursi yang ia duduki, semua itu karena ulah adiknya yang tiba-tiba muncul.
Agatha tertawa kencang melihat kemalangan sang kakak. "Lebay banget sih, Mas. Masa baru dipanggil gitu aja bisa langsung jatuh. Apa lagi kalau dipanggil sama Tuhan," celetuk Agatha sambil geleng-geleng mengejek.
Sakti menatap sang adik berang seraya bangkit. "Kamu bukan panggil, tapi teriak! Mana di depan telinga benar-benar, gimana nggak kaget coba. Lagian kamu ngapain sih ada di kamar Mas? Perasaan pintu kamar udah mas kunci."
"Dasar pikun, jelas-jelas pintu kamar nggak Mas kunci makanya aku bisa masuk. Aku di sini karena bunda minta aku buat suruh Mas Sakti turun, karena udah waktunya makan malam," ujar Agatha.
Sakti melirik jam tangannya dan memang sudah waktunya makan malam. "Ya udah nanti Mas turun ke bawah. Kamu keluar sana," ucap Sakti sambil mendorong kepala Agatha agar segera keluar dari kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Result Of Mistake
General FictionSama-sama berusia muda, sama-sama masih ingin merasakan kebebasan namun karena satu kecerobohan yang diperbuat semua berubah dalam sekejap. Menjalin sebuah ikatan dengan cara terpaksa merupakan mimpi buruk bagi keduanya. Bersama tanpa cinta seperti...