✨ 03. Anak Yang Menyedihkan ✨

600 56 0
                                    

Berikan banyak cinta dan dukungan untuk cerita ini.

Berikan banyak cinta dan dukungan untuk cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adel, si anak kuat✨

Yuk jangan sungkan untuk spam komen yaa 🔥🔥

Yuk jangan sungkan untuk spam komen yaa 🔥🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading Guys ❤️

***

Adel sampai di rumahnya sekitar pukul delapan malam, sebenarnya jam segini toko bunga Mama Adina belum tutup, tapi karena rumah Adel cukup jauh dan Mama Adina tidak bisa mengantarkan pulang, oleh karena itu Adel disuruh pulang lebih dulu.

Sebelumnya, Adel sempat mampir di sebuah warung untuk membeli mie instan dan setengah kilo telur ayam yang akan ia gunakan untuk menu makannya beberapa hari ke depan. Ia tidak mungkin meminta makan pada sang ibu karena hal itu akan membuat sang ibu kembali marah padanya.

Sesampainya di rumah, Adel tidak menemukan sosok ibunya. Ia yakin bahwa saat ini ibunya sedang bersama pria yang sering mengantarkan pulang ibunya.

"Bu, Adel janji suatu hari Adel bakal kasih ibu uang yang banyak, supaya ibu nggak perlu melakukan ini lagi demi punya uang. Adel cuma kasihan sama para istri yang suaminya ibu jadikan alat penghasil uang. Pokoknya kalau Adel punya uang banyak, Adel akan membahagiakan ibu."

Usai membersihkan diri, Adel pergi ke dapur untuk mengisi perutnya yang mulai sakit karena belum belum terisi makanan sedari pagi. Mungkin ini merupakan gejala maag yang akan terjadi padanya. Adel pun memilih merebus mie dengan irisan cabai merah untuk penambahan rasa pedas. Sedangkan untuk telur ia taruh untuk makan selanjutnya.

Ia pun menyantap mienya dengan khidmat dan lahap, karena ia benar-benar kelaparan saat ini. Tiba-tiba saja terdengar suara petir yang cukup keras lalu disusul dengan suara derasnya hujan, Adel yang kebetulan takut dengan suara petir langsung menutup telinganya.

"Ibu ...." Lirihnya ketakutan.

Adel ingat betul saat ia kecil dulu, jika ada suara petir begini ayah dan ibunya pasti akan memeluknya dengan erat. Melindunginya dengan penuh kasih sayang. Menghilangkan rasa takutnya dengan kalimat menenangkan. Namun sekarang, semuanya hanya tinggal kenangan. Sudah ia katakan kan bahwa setelah sepeninggalan sang ayah sikap ibunya berubah, oleh karena itu Adel tidak lagi merasakan pelukan tersebut.

Result Of Mistake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang