Masih setia nunggu cerita ini update? Oh pasti dong! 😁😁
Yuk jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya 🔥🔥
25 vote dan 30 koment bisa tembus nggak ya?? YUK SPAM KOMENNYA
Supaya aku cepat update lagii 🥰🥰
Happy Reading Guys ❤️
***
Adel tidak tahu ia di mana sekarang, sebab ketika membuka mata bukan lagi teras rumah Sakti yang ia temukan namun sebuah kamar dengan nuansa putih, bersih dan juga besar.
Ia pun menyandarkan punggungnya pada headboard ranjang. Ia memang sempat pingsan karena menangis begitu kencang, ditambah tubuhnya yang begitu lemas hingga membuatnya langsung tidak sadarkan diri.
Tidak lama, pintu pada kamar tersebut terbuka dan munculah seorang wanita cantik yang masih tampak muda meski Adel tahu bahwa umur wanita itu sudah lebih dari tiga puluh tahun.
"Kamu udah siuman ternyata, syukurlah Tante jadi tenang sekarang," ucap wanita itu yang merupakan Bunda dari Sakti.
Adel ingat siapa Tante tersebut, wanita itu yang memeluknya tadi untuk menghentikan tangisannya, namun karena begitu kecewa pada kata-kata Sakti membuatnya sulit untuk menghentikan tangisnya. Rasanya memang sesakit itu.
"Ada yang sakit nggak? Nanti Tante panggilkan dokter supaya kondisi kamu bisa langsung dicek," ucap Tante Devina saat sudah duduk berhadapan dengan Adel di atas ranjang.
"Nggak ada, Tan-tante," Adel menjawab dengan gugup.
"Kalau ada yang sakit bilang ya?"
Adel hanya mengangguk lagi.
"Cantik, nama kamu siapa kalau Tante boleh tahu?"
"A-aku Adel, Tante."
"Oke Adel, perkenalan, nama Tante ini Devina. Kamu jangan gugup gitu ya, Tante nggak akan gigit kok," ucap Tante Devina sedikit bercanda agar Adel tidak terlalu gugup, sambil mengusap lembut lengan Adel dan tersenyum tulus.
Diperlakukan semanis dan selembut ini membuat Adel tidak bisa menahan air matanya untuk tidak jatuh kembali.
Akhir-akhir ini ia memang begitu sensitif akan hal-hal kecil, jadi tidak heran jika ia banyak menangis sekarang. Terbukti beberapa waktu lalu, saat ia hendak membeli roti kesukaannya di kantin sekolah namun ia kehabisan, saat itu juga air matanya langsung jatuh hingga membuat pedagang tersebut kebingungan.
"Kamu kok nangis? Aduh, Tante buat kamu nggak nyaman ya? Maafin Tante ya kalau udah buat kamu--"
"Aku nggak apa-apa kok, Tante," ucap Adel dengan air mata yang terus mengalir. Hal itu membuat Tante Devina memeluknya segera dan tangisan Adel semakin tumpah. "Maaf ya, udah buat Tante khawatir."
KAMU SEDANG MEMBACA
Result Of Mistake
Художественная прозаSama-sama berusia muda, sama-sama masih ingin merasakan kebebasan namun karena satu kecerobohan yang diperbuat semua berubah dalam sekejap. Menjalin sebuah ikatan dengan cara terpaksa merupakan mimpi buruk bagi keduanya. Bersama tanpa cinta seperti...