✨ 21. Susu Coklat ✨

522 63 35
                                    

Sesuai vote di story Instagram, aku pun memutuskan untuk up malam ini juga, meski agak kemalaman yaa.

Yang kangen Adel Sakti terus minta cepat up mana suaranya? Harus spam komen ya supaya aku bisa cepat up 🔥

Chapter kali ini ada manis-manisnya, tapi kalian nggak boleh terbuai lebih dulu yaw

Tolong koreksi jika ada typo🤍

Happy Reading Guys ❤️

***

Pagi-pagi sekali Adel sudah bangun seperti biasanya, selain ingin membantu Mbak As membuat sarapan seperti biasanya, hari ini ia akan pergi ke sekolahnya.

Bukan. Ia bukan ingin bersekolah seperti dulu tapi ingin mengajukan permohonan untuk keluar dari sekolah dan ia akan mulai home schooling mulai besok. Padahal ia masih ingin sekali bersekolah seperti anak-anak seusianya, tapi keadaannya sekarang sangat tidak memungkinkan.

Adel mengusap perutnya dari balik dress santai yang ia pakai. "Nggak apa-apa kalau aku harus kehilangan apa yang selama ini aku impikan, semuanya demi kalian. Tumbuh sehat selalu ya di perut aku?" Ia tersenyum.

Rutinitas yang beberapa hari ini ia lakukan adalah menyiapkan pakaian untuk Sakti pakai ke kampus, seperti sekarang. Adel memilihkan hoodie berwarna abu-abu dan juga jeans hitam untuk Sakti kenakan. Ia melakukan ini semua berkat ilmu dari Bunda Devina.

Adel sama sekali tidak merasa keberatan jika harus menyiapkan keperluan Sakti, karena ia memang ingin menjadi istri yang baik.

Kakinya melangkah ke arah kamar mandi yang pintunya tertutup rapat. Ada Sakti di dalam sana. Ia pun mengetuk pintu tersebut dengan pelan. "Sakti, aku mau ke bawah dulu untuk bantu buat sarapan. Pakaian kamu udah aku siapkan di atas ranjang, kalau butuh apa-apa panggil aku aja ya?"

Tidak ada sahutan sedikit pun dari Sakti, membuat Adel menghela nafas pasrah dan segera melangkahkan kakinya menuju dapur.

Tampaknya Sakti masih marah atas kejadian di kampus pria itu beberapa hari lalu.

Disaat semuanya sarapan, Adel pun izin untuk bersiap-siap karena sebentar lagi ia pun akan pergi bersama Bunda Devina. Begitu kembali lagi ruang makan, Adel tidak mendapati Sakti. Ia mengernyit bingung.

"Bun, Sakti udah berangkat?"

"Belum tuh, dia lagi di dapur. Kamu samperin sana," ujar Bunda Devina sambil mengulum senyum.

Adel sempat mengernyit bingung kenapa Sakti pergi ke dapur. Akhirnya ia pun yang penasaran langsung menghampiri suaminya itu.

Dari posisinya sekarang, Adel dapat melihat punggung tegap suaminya itu, entah sedang apa sepertinya sangat serius.

"Sakti, kamu lagi a--pa?" Adel terdiam sejenak melihat apa yang sedang Sakti kerjakan. Ada gelas besar berisi susu coklat yang sedang Sakti aduk.

Sakti sedikit terkesiap akan kehadiran Adel. Namun ia tetap mempertahankan wajah angkuhnya seperti biasa.

"Kamu mau minum susu?"

Pertanyaan polos Adel sukses membuat Sakti tersedak sampai terbatuk-batuk keras. Dengan penuh perhatian Adel mengusap punggung suaminya itu dan tangannya langsung meraih gelas susu coklat tersebut untuk Sakti minum.

Alih-alih menerimanya Sakti mendorong gelas susu tersebut sambil melotot tajam, untung tidak tumpah. "Lo gila ya?!"

Adel mengerjap tidak paham. Kenapa Sakti mengatainya gila padahal dirinya hanya ingin membantu.

Result Of Mistake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang