Sama-sama berusia muda, sama-sama masih ingin merasakan kebebasan namun karena satu kecerobohan yang diperbuat semua berubah dalam sekejap.
Menjalin sebuah ikatan dengan cara terpaksa merupakan mimpi buruk bagi keduanya. Bersama tanpa cinta seperti...
Yuk jangan lupa berikan vote dan komen sebanyak-banyaknya 🔥🔥
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ini dia, si cantik dan punya jiwa yang kuat. ADELIARASYA, yuk kasih semangat untuk Adel ❤️❤️✨✨
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading Guys ❤️
***
Hari ini begitu cerah. Matahari pun tanpa malu-malu muncul dari tempat persembunyiannya ketika pagi tiba. Awan pun begitu indah menghiasi langit.
Hal tersebut juga berpengaruh pada suasana hati Adel saat ini. Hari ini adalah hari pertama dimulainya semester baru. Yang mana hari ini ia telah resmi menjadi siswi kelas tiga SMA disalah satu sekolah didekat tempat tinggalnya, tidak begitu terkenal namun mampu menghasilkan siswa-siswi berprestasi tinggi.
Adel menatap pantulan dirinya di cermin sambil tersenyum. Ia menyisir rambutnya yang sebahu dan mengikatnya dengan rapi. Meski di tahun ajaran baru ia tidak memakai barang-barang yang baru juga, Adel tetap bersemangat sekolah. Sebab tanpa memakai seragam baru serta sepatu baru semangatnya tidak akan berubah.
Setelah bersiap-siap, Adel mengambil tasnya yang sudah usang dari balik pintu kamarnya. Lalu keluar untuk menemani sang ibu.
***
"Wah ... ibu buat sarapan untuk aku juga nggak?" Tidak ada tanggapan. Adel kembali berucap.
"Bu, aku boleh minta uang untuk beli buku tulis? Soalnya ada beberapa buku ku yang waktu kelas sebelas udah habis," ujar Adel lagi pada sang ibu yang sedang sarapan di ruang tengah.
Mereka bukanlah dari kalangan keluarga yang memiliki harta melimpah. Mereka berasal dari keluarga sederhana yang kadang sering merasakan kesusahan dalam hidupnya. Meskipun Adel sangat bersyukur karena ia masih memiliki orang tua, biar pun kini hanya tinggal seorang ibu.
Di rumahnya tidak ada sofa bagus, sebab mereka terbiasa duduk secara lesehan dilantai keramik. Tidak ada televisi dengan layar jernih dan ada beberapa lubang di dinding rumahnya.