✨ 06. Sesuatu Yang Hilang ✨

541 43 0
                                    

Aku update lagi gais, masih pada nunggu kelanjutannya cerita ini kan?

Aku update lagi gais, masih pada nunggu kelanjutannya cerita ini kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading Guys ❤️✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading Guys ❤️✨

***

Satu jam lamanya berdiri untuk menyambut para tamu ternyata begitu melelahkan, itulah yang Adel rasakan. Sampai kakinya pun mulai pegal.

Untung saja para tamu mulai sedikit yang berdatangan, ia jadi bisa sesekali mencuri waktu untuk berjongkok dan memijat pergelangan kakinya yang sakit itu. Ia pikir pekerjaan ini gampang, ternyata ia salah. Tapi ia juga bersyukur karena Tuhan masih mau memberikannya pekerjaan meski hanya sementara.

Tugasnya untuk menyambut para tamu susah selesai, kini ia berada di tempat berlangsungnya pesta. Ia berada di bagian ujung untuk menyaksikan berlangsungnya acara bersama para staf EO yang lain.

"Del, minum dulu nih. Kamu pasti capek kan?" Adel menerima uluran gelas jus buah dari Mbak Dita.

Di sini Mbak Dita benar-benar menjaganya. Sampai Adel merasa seperti memiliki kakak.

"Makasih ya, Mbak."

"Gimana Del, nyambut tamu itu capek nggak?"

Adel tersenyum tipis. "Lumayan, Mbak. Aku mau ngeluh tapi malu sama Allah yang udah kasih aku pekerjaan. Bukannya seharusnya aku bersyukur aja ya, Mbak?"

"Ngeluh capek sesekali itu nggak salah kok, Del. Tapi jangan lupa untuk tetap bersyukur. Semangat ya, nanti kalau ada job lagi mbak bakal kasih tahu," ujar Mbak Dita sambil menepuk bahunya.

"Iya Mbak," kepalanya mengangguk cepat.

Mereka pun terdiam untuk menyaksikan pesta yang semakin malam, semakin ramai. Bahkan suara musik pun semakin kencang, membuat sesekali Adel menggosok telinganya karena sakit.

Ia merasakan handphone yang berada di sakunya bergetar, segera ia keluarkan dan melihat siapa yang menghubunginya. Naomi, Adel jelas terkejut. Memang seharian ini ia tidak menghubungi sahabat baiknya itu, oleh karena itu sekarang ia tidak mungkin menolak panggilan telepon dari Naomi. Bisa-bisa Naomi curiga atau bahkan marah padanya karena teleponnya tidak diterima, meski pun Naomi jarang sekali marah.

Result Of Mistake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang