Dari judul chapter ini kita udah bisa menebak apa yang terjadi, jadi kalian nggak perlu pusing, cukup Adel aja ya
Sebenarnya chapter ini tuh ada sedih-sedihnya dan kesalnya juga
Tapi tepat ... Happy Reading Guys ❤️
***
Ketika membuka mata, Adel pun bergegas ke kamar mandi yang berada diluar kamarnya. Ia pun menyembunyikan alat tes kehamilan itu dari balik bajunya, takut sang ibu sudah lebih dulu bangun dan melihat apa yang ia bawa.
Sesampainya di kamar mandi, ia pun melakukan apa yang sudah diarahkan pada tes kehamilan itu. Jantungnya berdegup kencang seiring menunggu hasilnya. Ia langsung mencoba ketiganya dengan perasaan was-was.
"Aku nggak mungkin hamil kan? Apa yang aku rasakan akhir-akhir ini cuma efek kelelahan aja, bukan karena sedang mengandung," ucapnya lirih berharap cemas.
Ia takut sekali, jujur saja.
Beberapa saat ia menunggu dan ia pun mulai meraih testpack pertama yang menunjukkan ... hatinya mencelos seketika. Bergaris dua.
"Nggak mungkin, pasti alatnya salah." Adel masih mencoba menyangkal apa yang ia lihat.
Ia pun meraih testpack yang satunya dan ... hasilnya membuat Adel kehilangan separuh nyawanya. Hasilnya tetap sama, bergaris dua. "Nggak! Pasti alatnya rusak, secara ini dari merek yang sama." Ia mencoba menghibur dirinya dengan mengatakan itu.
Dirinya yakin bahwa kedua alat tes kehamilan itu sedang mempermainkannya, oleh karena itu menunjukkan hasil sama yang sama sekali tidak ia inginkan.
"Yang kali ini aku harap pasti beda. Ya semoga aja," ucapnya seraya mengambil testpack yang tersisa satu. Ia pun menutup mata sambil berharap bahwa yang ini hasilnya berbeda dari yang dua sebelumnya.
Perlahan matanya terbuka dan Adel pun langsung merosot ke bawah, jatuh ke lantai kamar mandi yang dingin.
Hancur sudah!
Baik dirinya, raganya dan juga masa depannya.
Testpack ketiga pun menunjukkan hasil yang sama, bergaris dua yang artinya ia positif hamil saat ini.
Air matanya mengalir begitu teras. Ia kembali menatap testpack yang jatuh didekat kakinya. Ia tidak menyangka bahwa ia benar-benar hamil, padahal ia sudah mencoba untuk menyangkalnya. Namun, kenyataan terus saja menamparnya dengan menunjukkan hasil sama pada testpack yang ia pakai.
"Kenapa hidupku itu menyedihkan sekali tuhan? Cobaan yang engkau berikan kepadaku begitu berat. Aku nggak akan sanggup menerimanya. Tolong katakan bahwa ini mimpi, aku ... nggak siap jika hamil sekarang. Ibu pasti akan marah besar kalau tahu aku hamil." Adel menangis sesenggukan dengan tubuh yang bersandar pada pintu kamar mandi.
Hamil diluar nikah sama sekali tidak pernah ada dalam bayangannya.
Ia selalu bermimpi memiliki masa depan yang cerah agar bisa membahagiakan sang ibu. Namun hari ini, ia dihantam oleh sebuah realita yang sulit untuk diterima.
Kenapa garis takdirnya begitu malang?! Apa ia tidak pantas untuk mendapatkan apa yang ia impikan hingga berakhir seperti ini?!
Adel ingin berjerit seperti itu namun ia coba tahan sekuat tenaga. Sampai ia harus mengepal erat tangannya hingga buku-buku tangannya memutih.
Kejadian malam itu ternyata membawanya ke jurang nestapa seperti ini. Kejadian yang menurutnya hal paling buruk dalam hidupnya dan kejadian yang tidak akan pernah ia mau ingat, namun kejadian itu malah membuatnya seperti ini, mengandung tanpa menikah dan memiliki suami lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Result Of Mistake
General FictionSama-sama berusia muda, sama-sama masih ingin merasakan kebebasan namun karena satu kecerobohan yang diperbuat semua berubah dalam sekejap. Menjalin sebuah ikatan dengan cara terpaksa merupakan mimpi buruk bagi keduanya. Bersama tanpa cinta seperti...