✨ 08. Berharap Tidak Terjadi ✨

471 44 6
                                    

Adel dan Sakti update lagi!

Tandai jika ada typo (●♡∀♡)

Tandai jika ada typo (●♡∀♡)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adelia Rasya, 18 Tahun.

Happy Reading Guys ❤️

***

Adel merasa bahwa belakangan ini tubuhnya terasa begitu lemas. Kepalanya pun jadi lebih sering pusing, nafsu makannya pun berkurang dan parahnya ia tidak tahu apa penyebabnya.

Sekarang ia berada di sekolah, tepatnya di dalam kelas di mana pelajaran pun sedang berlangsung. Sesekali ia memejamkan mata karena pusing di kepalanya itu sangat mengganggu.

"Del, kamu sakit?"

Adel menoleh pada Naomi yang baru saja bertanya, mereka memang duduk di meja yang sama. Wajah sahabatnya itu terlihat khawatir. Naomi memang selalu menanyakan keadaannya yang memang belakangan ini kurang baik. Tapi ia selalu menjawab tidak apa-apa.

"Nggak kok, aku cuma pusing sedikit aja. Pasti anemia ku lagi kumat." Adel memang meyakini bahwa yang dirasakannya sekarang adalah anemia.

"Wajah kamu pucat banget lho. Kamu izin pulang aja ya, kalau di UKS paling cuma bisa rebahan aja, terus nanti suruh ikut belajar lagi," ujar Naomi sambil mengusap lengannya.

"Nggak usah, aku baik-baik--"

"Pak! Adel sakit!" seru Naomi tidak terduga, membuat bapak guru yang sedang menjelaskan pun terpaksa sebentar menghentikan aktivitas belajar.

Adel membulatkan mata, apa lagi saat bapak guru mulai menghampiri mejanya.

"Adel, kamu sakit nak?" Bapak guru yang umurnya melebihi lima puluh tahun itu bertanya pada Adel dengan lembut. Bapak Hakim namanya, beliau merupakan guru Geografi yang sangat baik diantara guru-guru lain, tidak ayal semua murid sangat menyukai sosok pak Hakim ini.

"Pak, Adel kalau ditanya gitu nggak bakal jawab jujur. Saya yakin kok dia sakit, wajahnya pucat banget soalnya. Bapak lihat sendiri kan?" ujar Naomi.

Adel segera menggeleng cepat, untuk meyakinkan orang-orang bahwa ia tidak sakit, hanya pusing biasa. "Saya baik-baik aja kok, Pak. Naomi cuma khawatir aja sama keadaan saya," ucapnya.

"Adel bohong Pak. Suruh pulang aja pak, kalau di UKS paling nggak ada yang periksa. Kalau pulang kan Adel bisa periksa ke dokter," imbuh Naomi untuk meyakinkan pak Hakim.

Pak Hakim pun menatapnya lama, sebelum akhirnya menghela nafas. "Yang dikatakan Naomi ada benarnya Adel. Sebaiknya kamu pulang aja ya, istirahat yang cukup di rumah. Wajah kamu emang pucat banget, bapak takut kamu pingsan di sekolah. Nanti kalau kamu pingsan bapak nggak bisa gedongnya buat dibawa ke UKS, takut encok bapak kumat. Teman-teman kamu yang cowok juga pasti nggak bisa karena ada hati yang harus dijaga, apa lagi yang ayangnya ada di kelas ini juga," ujar Pak Hakim diakhiri dengan candaan. Membuat para siswa laki-laki bersorak dan tertawa geli.

Result Of Mistake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang