✨ 12. Sosok Pengganti ✨

548 54 8
                                    

Adel dan Sakti balik lagi nih. Masih setiap menunggu mereka update kan? Oh harus dong!

Yuk spam komen dan jangan lupa vote ya?

25 vote dan 30 komen untuk bisa next gimana?

Happy Reading Guys ❤️

***

Adel ditinggalkan sendirian oleh Tante Devina di kamar bernuansa putih tersebut. Ia hanya bisa duduk diam karena tidak tahu harus melakukan apa.

Ia sempat mengatakan bahwa ingin pulang saja, namun Tante Devina tidak memberikannya izin. Lagi pula, ia masih ingin mengetahui bagaimana tanggapan Sakti atas kehamilannya ini. Apa pria itu bersedia untuk tanggung jawab atau ... jujur Adel tidak tahu harus bagaimana jika Sakti menolak untuk bertanggungjawab.

Kemarahan ibunya pasti akan bertambah besar dan kemungkinan yang terjadi adalah ia akan diusir dari rumah karena telah membawa aib dalam keluarganya sendiri.

Adel tidak mau itu terjadi, tapi ia juga tidak bisa memaksa Sakti kalau pria itu tetap menolak untuk menikahinya.

Ingatkan kalau Sakti sempat merasa ragu bahwa anak yang sedang ia kandung ini bukan anaknya. Padahal Adel berani bersumpah kalau ia hanya pernah melakukan itu pada Sakti saja.

"Kalau seandainya Sakti nggak juga mau tanggung jawab, aku mesti gimana? Aku nggak mungkin mengugurkan anak ini, dia nggak salah karena yang salah aku dan Sakti," lirihnya tanpa sadar mengusap permukaan perut yang masih terasa datar tersebut.

Ia ingin menangis sayangnya air matanya sudah mengering, hingga kini yang tersisa adalah matanya yang bengkak.

"Maafin aku, karena kebodohanku malam itu kamu jadi harus hadir tanpa diinginkan. Kenapa kamu harus tumbuh di rahimku? Kenapa kamu nggak tumbuh aja di rahim seorang istri yang memang menginginkanmu? Untuk sekarang aku memang belum menginginkanmu, perjalanan hidupku masih panjang. Aku masih harus membahagiakan ibu, tapi ... dengan kamu hadir di rahimku sekarang, aku nggak yakin bisa mengejar semua mimpiku selama ini. Bahkan pria yang jelas ikut andil atas kehadiran kamu pun masih tidak mau mengakui bahwa kamu adalah anaknya juga."

Tangannya terus mengusap-usap perutnya itu dengan bibir yang terus berlirih sedih.

"Kalau Sakti tetap nggak mau tanggung jawab, aku nggak bisa apa-apa lagi selain pasrah. Aku mungkin akan memutuskan untuk pergi jauh dari ibu, meski sebenarnya aku masih membutuhkan ibu. Tapi aku nggak mungkin tetap di rumah, karena nggak mau buat ibu tambah malu atas kehamilanku ini."

Adel menarik nafasnya dalam-dalam saat rongga dadanya terasa begitu menyesakan.

"Setelah itu, aku nggak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku memilih untuk mempertahankan kamu atau malah ... aku nggak mungkin kan bunuh kamu yang sama sekali nggak bersalah?" Ia bermonolog sendiri dan segera menggelengkan kepala saat pikirannya kembali kacau.

Dirinya pasti akan jahat sekali jika membunuh janin yang tidak berdosa itu. Padahal hadirnya janin tersebut bukan karena keinginannya, tapi atas kesalahan yang ia perbuat bersama Sakti meski pun tidak sengaja.

Adel menoleh saat merasa pintu kamar tersebut terbuka dan masuklah seorang pria ber-hoodie hitam yang kepalanya tertutup oleh kupluk hingga Adel tidak mengenali siapa pria tersebut.

Pintu kamar tersebut ditutup dan pria itu melangkah ke arah ranjang di mana ia berada.

"Adel?"

Kupluk pria tersebut dibuka hingga Adel dapat mengenali sosok pria itu.

Result Of Mistake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang