Ada nggak sih seminggu gak update? Maaf banget yaa
Oh iya, buat yang belum bisa nonton TDS 2 sabar ya gais, meski sambil nangis-nangis dikit pokoknya harus tetap sabar. Aku juga sama kayak kalian, pingin ketemu langsung sama mereka, tapi kalau belum rezeki mau gimana lagi. Insyaallah kalau ada umur tahun depan kita yang hari ini belum bisa nonton pasti bisa nonton kok, amin!
Tetap semangat dan jangan lupa tersenyum yaa☺️🤗🥰
Jangan lupa untuk vote dan komen sebanyak-banyaknya 🔥🔥
Imut banget pokoknya <3
Happy Reading Guys ❤️
***
Sakti menoleh ke arah Adel yang kini tertidur pulas di kursi penumpang, cukup lama karena ia sudah mengitari beberapa jalan dan Adel pun belum terbangun juga. Alasannya ... ia tidak ingin Bundanya tahu bahwa Adel sempat menangis dan menanyakan alasannya, meskipun ini sia-sia sebab merah pada pipi Adel akibat belas tamparan sang ibu terlihat jelas dan pasti akan mengundang banyak pertanyaan dari Bundanya jika melihat kepulangan sang menantu.
Ia sungguh tidak menunda bahwa mengikuti Adel secara diam-diam akan membuatnya diperlihatkan tentang usaha Adel membujuk ibunya untuk berhenti. Walau berakhir mengenaskan seperti ini.
Ada rasa bersalah muncul di dadanya ketika mengingat kembali apa yang ia katakan pada Adel tempo hari, ia mengancam akan menceraikan Adel jika wanita itu tetap tidak bisa membujuk ibunya untuk tidak lagi menjadi wanita simpanan Om Raka. Awalnya ia mengira bahwa Adel berbohong telah membujuk ibunya, tapi apa yang ia lihat tadi benar-benar membuktikan betapa teguhnya Adel membujuk ibunya itu. Sayangnya ibunya saja yang tidak tahu diri, diminta kembali ke jalan yang benar malah menolak dan tidak segan untuk melukai putri kandungnya sendiri.
"Wanita bajingan!" geram Sakti sambil memukul setir mobil. "Kenapa sih lo nggak pernah bilang kalau ibu lo itu mirip psikopat? Jangan-jangan sebelumnya dia udah melakukan yang lebih kasar dari yang tadi?"
Sakti melirik ke arah Adel yang masih memejamkan mata. Ia menghembuskan nafas kasar sampai akhirnya mendekati Adel. Ia tatap cukup lama wajah yang terlihat damai itu.
Tanpa sadar, tangannya bergerak mengusap sisi wajah Adel hingga berhenti pada bagian pipi kiri yang memerah akibat tamparan yang sangat kencang itu.
"Sakit ya? Maaf karena gue datang terlambat dan nggak bisa melindungi lo dari ibu lo itu."
Sakti mendekatkan wajahnya untuk memberikan ciuman di kening, pipi dan terakhir di bibir Adel--cukup lama bahkan ia sempat menyesap bibir merah muda tersebut sebelum akhirnya menjauhkan diri.
Untuk kesekian kalinya Sakti menatap wajah Adel dalam jarak dekat, mungkin karena hembusan nafasnya menerpa wajah Adel membuat mata yang terpejam itu bergerak-gerak tapi tidak lantas membuka mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Result Of Mistake
Ficción GeneralSama-sama berusia muda, sama-sama masih ingin merasakan kebebasan namun karena satu kecerobohan yang diperbuat semua berubah dalam sekejap. Menjalin sebuah ikatan dengan cara terpaksa merupakan mimpi buruk bagi keduanya. Bersama tanpa cinta seperti...