3🐈‍⬛

1.8K 188 3
                                    

Jungwon menatap sedih sahabatnya yang akan pergi ke rumah calon suaminya, tapi Sunghoon terlihat biasa saja, dia sudah lebih dulu menangis semalam karena takut merusak riasan wajahnya jika sekarang dia menangis.

Anak nakal yang masih mengutamakan penampilan.

"Untuk apa kau menangis? Calon suamiku prajurit istana dan dia saudara Putra Mahkota." Sunghoon menyentil dahi yang lebih muda. "Aku memang tinggal di luar, tidak menutup kemungkinan aku akan berkunjung ke istana."

"Kau menyebalkan sungguh, hyung. Biasanya pengantin akan menangis di hari pernikahan nya." Ujar Jungwon dengab kesal.

"Aku sudah banyak menangis semalam, air mataku sudah kering meskipun aku merasa sedih." Sunghoon berpura-pura menyeka ujung matanya.

Jungwon memeluk sang sahabat. "Jangan lupakan aku."

"Sungguh, kau cocok menjadi Permaisuri. Aku bukan pergi jauh, dimana kau harus menghabiskan waktu berhari-hari di jalan untuk menemui ku. Cukup minta seorang dayang atau kasim, 'yak, panggilkan istri Prajurit Shim ke sini', kau cukup mengatakan itu."

"Sepertinya kau bangga sekali menikah dengan dia." Ujar Jungwon dengan kesal.

"Tentu saja, dari banyaknya seorang putri bangsawan, akulah pemenang nya. Pemenang di hati keluarganya dan di hati nya." Sunghoon memasang ekspresi yang sangat menyebalkan, sengaja menggoda yang lebih muda.

"Bagaimana dengan pakaian nya?" Jungwon bertanya dengan binar polos saat melihat pakaian milik si Park.

"Ini berat, tapi milikmu akan lebih berat."

"Yak!"

"Sunghoonie, rombongan calon suami mu sudah datang." Orang tuanya datang, menghentikan pembicaraan perpisahan sementara mereka berdua.

Sunghoon mengangguk, dia mengusap pipi basah Jungwon layaknya seorang kakak. "Jungwonie, aku memang menyebalkan bagimu, tapi percayalah aku menyayangimu seperti adikku sendiri. Kau dibesarkan dengan cara berbeda dengan ku, tapi jadilah kuat saat kau menikah nanti. Jangan sungkan meminta tolong atau bercerita padaku, aku akan tetap menjadi teman mu."

"Kau tau, kehidupan istana tidak sebaik yang orang lain pikirkan. Maka dari itu, jadilah sosok Jungwon yang kuat, sosok Jungwon yang berbeda. Kau dilahirkan dari keluarga yang leluhurnya seorang Jenderal, maka jiwa mu juga harus sekuat leluhurmu."

"Jangan menangis lagi, tidak seharusnya orang-orang melihat sisi lemah calon Permaisuri di masa depan. Tegakkan bahu mu, angkat kepala mu, tunjukkan kau siapa."

Sunghoon bangun dari duduknya dan menghampiri sang ayah, ia mengangguk sebelum pergi keluar menemui calon suaminya yang menjemput. Jungwon itu tidak boleh asal dilihat orang lain, menghindari rencana jahat dari musuh Kaisar.

Jungwon melihat kepergian teman masa kecilnya. Sunghoon benar-benar menerima perjodohan nya, berbeda dengan nya yang sama sekali tidak mengetahui sikap Putra Mahkota bagaimana.

Dalam perjalanan, kuda yang ditunggangi oleh mempelai pria memperlambat dan mensejajarkan nya dengan tandu yang dibawa para pengawal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam perjalanan, kuda yang ditunggangi oleh mempelai pria memperlambat dan mensejajarkan nya dengan tandu yang dibawa para pengawal. "Kau sudah memberitahu nya?

"Iya, semoga dia mendengarkan perkataan ku." Sunghoon menyingkap kain tandu agar bisa melihat laki-laki yang sedang menunggangi kuda, wajahnya ditutupi sebuah kain merah.

"Baik. Oh iya, bisakah aku melihat sedikit wajah calon suami manisku?" Goda Jaeyoon, tidak peduli jika pengawal mendengar itu.

"Tidak, lebih baik kau memimpin jalan." Kembali ia tutup tirai tandunya dan fokus ke depan.

"Aku tidak mau memimpin jalan, aku ingin berjalan bersama."

"Yang Mulia, ini bukan waktunya."

Jaeyoon tertawa setelah berhasil menggoda kekasihnya itu, ia kembali ke posisinya di depan. Menggoda Sunghoon dengan kondisi tidak bisa melawan memang kesukaannya.

Sunghoon menghela nafas, kepalanya tertunduk. "Aku khawatir dengan Jungwon, Jaeyoon-ah. Aku takut adikku kenapa-kenapa." Gumamnya sembari memeluk kaki yang terlipat.

To be continued….

To be continued…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Family SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang