📍JayWon; Jay x Jungwon
Yang Jungwon, anak dari seorang gubernur dan berasal dari keluarga bangsawan, menerima dengan terpaksa pernikahan nya dengan Putra Mahkota, Park Jongseong. Sampai akhirnya dia tahu rahasia keluarga nya dengan keluarga Kerajaa...
"Ayahmu meninggal, apa kau benar-benar tidak ingin kembali?" Tanya Sunoo pada sosok yang baru saja mengantarkan makanan pada seseorang.
Riki terlihat berpikir sebentar. "Tidak ada anak yang tidak ingin mendatangi makam ayahnya, hanya saja aku terlalu malas kembali berdebat dengannya."
Bahkan Riki sudah malas dan merasa jijik memanggil sang kakak.
"Ibu mu pasti sangat terpukul atas kepergian ayahmu, setidaknya sebagai anak kau harus menemaninya. Kau tau betul kakakmu bagaimana, seharusnya kau tau apa yang dilakukannya."
Riki mengangguk-angguk setuju. "Akan ku pikirkan dan harus memastikan dahulu." Ia melenggang pergi menuju dapur.
Sunoo perhatikan sosok Pangeran Agung yang memilih hidup sebagai rakyat biasa dan membenci kakak kandung nya sendiri. "Ternyata sangat menyeramkan. Sepertinya Sunghoon tidak terlalu mengkhawatirkan, tapi bagaimana dengan Jungwon?"
Raut wajahnya berubah sendu, jika diingat-ingat cerita Riki tentang keadaan Jungwon.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jongseong pergi ke kamar sang Ibu, ada Yeonjun yang mengikuti karena tau akan ada pelayan itu di sana. Setelah protokol Kekaisaran mengumumkan kehadirannya, pintu pun terbuka.
Dengan sangat jelas dilihat oleh Yeonjun, hanya Jungwon yang tidak melihat ke arah mereka. "Ku pikir akan sangat sulit memperbaiki sebuah hubungan yang rusak sebelum memulai hubungan." Ujarnya pelan.
"Sejabin, apa kau sendiri sudah sarapan?" Tanya Minghao yang seolah abai dengan kedatangan putra sulungnya.
Jungwon tersenyum kecil. "Saya sudah sarapan, jadi Jungjeon Mama juga harus makan sekarang."
Jongseong terdiam, apa yang membuat sang ibu marah? Karena masalahnya dengan Riki atau kejadian semalam? Tapi, Jaeyoon mengatakan masalah semalam tidak akan dilaporkan.
"Pangeran Agung Riki memasuki ruangan."
Ia yang belum duduk langsung berbalik menatap sosok laki-laki yang berada di ambang pintu. Keduanya sempat beradu pandang, tetapi segera dialihkan oleh Riki.
Anak bungsu dari Permaisuri itu segera memeluk sang ibu dan menangis, meminta maaf karena baru datang. Mereka benar-benar melupakan sosok Jongseong di sana.
Hingga semua sudah duduk di tempatnya. Jungwon masih mengalihkan pandangannya, enggan beradu pandang dengan sang suami yang masih memperhatikan nya.
"Bukankah ada yang ingin kau katakan, Sejabin?" Tanya Daewangdaebi dengan lembut.
Jungwon terdiam cukup lama, ia menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskan nya. "Maaf karena saya lancang, Jungjeon Mama, Daewangdaebi Mama."
Hanya Ibu Suri yang tidak ada di sana, entahlah karena tidak di undang atau sedang bermalas-malasan.
"Berdoa lah untuk kebaikanmu." Ujar Riki pelan.
"Saya… berniat menjadikan seseorang sebagai selir Seja."
Seketika semua orang dalam ruangan terkejut mendengarnya, bahkan Jongseong sendiri. Setidaknya hal ini harus dibicarakan dahulu, kenapa Jungwon langsung memutuskan nya sendiri?
"Sejabin…." Minghao mencoba berbicara lembut dengan sang menantu.
"Tidak baik jika Seja terus berhubungan secara diam-diam, Mama. Orang-orang akan menilai buruk dirinya, lagipula seseorang itu akan dilantik menjadi selir jika sudah melahirkan seorang anak dari Seja."
"Sejabin—"
"Untuk kebaikan Anda." Jungwon masih tidak menatap suaminya. "Saya menerima pernikahan dengan sosok calon pemimpin negeri ini, maka saya harus terima apapun yang terjadi."
Riki tersenyum meledek. "Wah, sepertinya ada yang senang bisa berhubungan dengan bebas."
"Tutup mulutmu." Ujar Jongseong marah.
"Untuk apa? Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Aku memang tinggal jauh, tapi aku tau apa yang terjadi selama ini. Termasuk kau yang dihukum berlutut di depan makam ayah."
Dan yang terbungkam adalah Jongseong, ia tidak bisa melawan lagi. Terlebih saat ibu serta Ibu Suri Agung menatapnya dengan ekspresi penuh tanya.
"Sejabin, seharusnya Anda memberitahu alasan kenapa memutuskan hal ini. Lagipula orang sepertinya sudah tidak memiliki rasa malu, apalagi memiliki hati, sangat mustahil."
Minghao menenangkan dirinya sendiri. "Yeonjun-ssi."
"Seja menghabiskan malam dengan seorang pelayan malam tadi."
"PARK JONGSEONG!!" Daewangdaebi terlihat sangat marah. Nafasnya menggebu-gebu, melupakan gelar yang disandang cicitnya tersebut. "Oh Tuhan… dosa apa yang dilakukan cucuku hingga di hari kematiannya harus merasakan hal ini."
Riki dan Jungwon langsung menenangkan Ibu Suri Agung. Sedangkan Jongseong masih tidak bergerak karena sang ibu masih menatapnya dengan tajam dan seolah tak percaya dengan apa yang terjadi.
To be continued….
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.