6🐈

1.5K 171 6
                                    

Hari baik untuk pernikahan sudah tiba. Jungwon membenarkan perkataan Sunghoon tentang pakaian pernikahan nya akan lebih berat, terbuat dari sutra dan banyaknya perhiasan yang dikenakan.

"Noona... aku takut."

Jimin menahan diri untuk tidak mencubit hidung sang adik, dia tidak bisa melakukan apapun karena Jungwon sudah selesai di rias dan hanya menunggu waktu saja. "Tenang lah."

Jungwon lihat mata sang kakak berkaca-kaca, ia menyeka air mata di ujung mata Jimin. "Noona jangan menangis, aku akan ikut menangis nanti." Ujarnya dengan bibir melengkung ke bawah.

Jimin tersenyum. "Jungwonie, noona bangga padamu. Noona tau kehidupan di istana bagaimana, kau kesayangan noona, kau adik yang hebat dan kuat."

Ia mengangguk. "Noona pasti kesepian nanti."

"Itu sudah jelas, setiap hari noona selalu mengawasi mu tapi sekarang adik kesayangan noona akan menikah."

"Kalau begitu, noona cepat menikah."

Yang lebih tua menggeleng-gelengkan kepalanya, ia menjewer pelan telingan sang adik. "Kau baru akan menikah, bukan sudah menikah. Lagipula noona tinggal memilih orang nya saja."

Jungwon tersenyum melihat wajah kesal Jimin, ingin sekali dia memeluk kakaknya itu. Tapi sungguh, pakaian dan perhiasan nya sangat merepotkan.

Sunghoon memperhatikan dari ambang pintu, dia tidak mau mengganggu pembicaraan kakak beradik itu. "Mianhae, karena kau yang menjadi korbannya." Ia berbalik berniat untuk menemui istri dari kakak suaminya.

Mereka sudah berada di istana, Jaeyoon berada di kamar Putra Mahkota untuk memastikan Jongseong tidak lari atau berbuat sesuatu yang bisa membuat masalah besar.

Mereka sudah berada di istana, Jaeyoon berada di kamar Putra Mahkota untuk memastikan Jongseong tidak lari atau berbuat sesuatu yang bisa membuat masalah besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua mempelai sudah berhadapan, untuk pertama kalinya mereka bertemu. Kaisar berada di sana untuk melihat Putra nya menikah meskipun dalam keadaan tidak baik tersenyum senang.

"Proses pemberian hormat."

Jungwon berlutut dengan kedua tangan terlipat di depan dada dan sedikit membungkuk, dia di bantu dua orang pelayan. Setelah membungkukkan, Jongseong menyatukan kedua tangannya dan mengayunkan ke depan lalu bersujud.

"Proses penuangan minum."

Seorang pelayan datang dan memberikan minuman pada kedua mempelai.

Jaeyoon terus memperhatikan acara itu tanpa mengalihkan pandangannya sedikit saja, ia harus memastikan seseorang tidak mengacaukannya. "Bagaimana?" Ia bertanya pada asistennya yang baru saja datang.

"Semua baik tuan, pelayan itu tengah sibuk dengan pekerjaannya."

"Baguslah." Jaeyoon baru bisa mengalihkan pandangannya, ia melihat ke arah keluarganya untuk memastikan Sunghoon baik-baik saja di sana. "Perintahkan semuanya untuk tetap waspada."

"Baik tuan."

"Dengan ini, Yang Jungwon dari Klan Yang dari Jeju dinyatakan telah menjadi Wangsejabin."

Jungwon tersenyum getir, tanda jika kebebasannya benar-benar hilang. Tidak ada lagi main-main, tidak ada lagi rengekan pada sang kakak atau sang ibu. Tanda jika dirinya sudah harus lebih dewasa sekarang, tanda jika setiap langkah nya akan ada ancaman, tanda jika dia harus menahan luka selama menjadi istri seorang Putra Mahkota.

Ia melihat keluarganya yang tersenyum menahan kesedihan. Mereka harus melepas anak mereka untuk menjadi Permaisuri di masa depan, putra kecil mereka.

Sunghoon di sana tersenyum tipis, tapi tatapannya seolah memberi ketenangan. Ia tidak perlu takut, bukan? Ada Sunghoon serta Jaeyoon akan membantunya selama tinggal di istana.

Meskipun belum lama menjadi pengawal istana, ia yakin jika Sunghoon sudah tahu setiap seluk-beluk istana. Apalagi Jaeyoon yang memang dibesarkan di istana dan belajar bersama para Pangeran di sana.

"Jangan terlalu berharap padaku."

Jungwon menatap seseorang yang lebih tinggi darinya. "Tidak ada yang berharap pada anda Seja, tapi andalah yang akan berharap pada hamba."

Jongseong menatap yang lebih muda dan Jungwon tetap mempertahankan sikap angkuhnya, ia harus berani dan melawan seluruh rasa takut yang dirasakannya.

To be continued....

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Family SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang