18🔒

1.1K 126 6
                                    

Jungwon baru saja akan di rias dan tiba-tiba seorang Kasim mengabarkan kematian Kaisar, sangat tiba-tiba. Tentu Jungwon langsung berganti hanbok, tanpa perhiasan atau riasan. Lalu segera pergi menemui ibu mertuanya.

Entahlah, Jungwon merasa ada kejanggalan. Dengan berbagai cara dia berusaha untuk bisa melihat alat makan yang masih tergeletak di dalam kamar sang Kaisar.

"Aku dan Sunghoon hyung mempelajari tentang racun, melihat perubahan itu apa bisa dikatakan ada racun?  Aku akan membicarakan ini dengan Sunghoon hyung nanti." Ujarnya dalam hati.

Ia setia di samping Minghao selama hari duka saat itu, dan penjagaan semakin ketat pada Permaisuri begitupun dengan Jungwon dan Jongseong atas perintah menteri urusan militer, Taehyung.

"Aku tidak melihat Sunghoon hyung sejak pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak melihat Sunghoon hyung sejak pagi."

"Mama, tuan Taehyung dan tuan Jungkook melarang. Kematian Kaisar adalah kesempatan untuk para musuh bergerak, karena saat itu orang-orang tengah berkabung. Dan mulai sekarang menantu dari keluarga Shim di larang masuk ke istana jika itu bukan hal penting, tuan Soobin saja dipindah tugaskan di luar istana."

Jungwon paham sekarang kenapa pengawal disekitar nya, Permaisuri dan suaminya bertambah. Sekarang dia harus membicarakan hal ini dengan siapa? Apa Seja bisa di ajak berdiskusi hal ini?

"Aku harus mencobanya." Ia mempercepat langkahnya, sampai di kamar mereka tidak ada siapapun kecuali pengawal dan pelayan. "Apa dari kalian ada yang melihat Seja?"

"Tidak, Mama."

Ingin sekali Jungwon berdecih mendengar nya, mereka mengatakan tidak tapi wajahnya terlihat menyembunyikan sesuatu. Tempat apa yang sering di kunjungi Jongseong? Taman? Tidak, ia yakin itu tidak mungkin.

Tempat ini, kakinya kembali melangkah kali ini tujuannya istana para pangeran. Beberapa pelayan menyuruhnya untuk tetap di kamar dan beristirahat, tapi Jungwon tidak akan patuh begitu saja.

Para pengawal langsung menutup akses masuk ke kamar milik Jongseong sebelum dirinya menikah. "Maaf Mama, tidak ada yang di izinkan untuk masuk."

"Kalian berani melarang ku?"

"Maaf Mama." Kedua pengawal itu tetap menutup akses masuk, mereka juga bingung harus menurut pada siapa.

Seseorang mendatangi mereka. "Ada apa? Kenapa Seja ada di istana Pangeran?" Tanya orang tersebut menginstrupsi. "Izinkan Sejabin masuk."

"Tidak." Jungwon melihat dua pasang alas kaki di depan pintu. Tanpa sepatah kata dia pergi kembali ke istana nya diikuti para pelayan.

Jaeyoon baru sadar, dia singkirkan tangan kedua pengawal yang menghalangi jalan. Dengan tidak sabaran mengetuk pintu kamar si Putra Mahkota, sekarang dia tidak bisa mengetuk sembari berteriak memanggil pemilik kamar.

"Tuan muda Shim—" Kasim itu mendapatkan tatapan tajam dari Jongseong.

Percuma saja, Jaeyoon menghela nafas. "Tarik beberapa pengawal dari nya dan tambah penjagaan untuk Sejabin." Titahnya untuk Kyungjun.

"Tuan muda—"

"Orang sepertinya harus diberi pelajaran, dia tidak bisa berlindung pada seseorang terus menerus." Ia memotong perkataan Kasim itu. "Jika dia sudah keluar, katakan jika ayahku menunggunya di tempat latihan militer."

"Tapi masa berkabung—"

"Dan dia melakukan hal ini di masa berkabung. Jika tidak mau, kami bisa menarik pasukan." Jaeyoon pun pergi dari sana, untuk malam ini dia harus tinggal di istana dan berpatroli semalaman.

Ia temui sang kakak yang sedang berjaga di depan aula utama. "Hyung."

"Ada apa?"

"Seja melakukan nya dengan pelayan itu."

Yeonjun yang awalnya malas menanggapi langsung memasang ekspresi tak percaya. "Lalu Sejabin?"

"Dia tau."

Yang lebih tua menghela nafas. "Panggil Jongseong sekarang, paksa dia."

"Baik." Jaeyoon kembali ke istana para pangeran, kali ini ia menerobos penjagaan di kamar milik Jongseong. Ia mengetuk-ngetuk pintu dengan brutal. "Keluar atau hal ini aku laporkan pada Daewangdaebi." Ancamnya.

To be continued….

To be continued…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Family SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang