22💔

1.1K 125 12
                                    

"Aku takut."

Jaeyoon yang baru saja masuk ke kamarnya pun merasa bingung. "Takut untuk apa?" Tanya nya pada sosok yang datang menghampirinya.

"Masalah diantara kita dulu."

Ia langsung memeluk orang yang sangat dicintainya. "Tenanglah, akan aku pastikan sejabin tidak akan tahu hal itu."

"Tapi-"

"Jangan dipikirkan, tidak baik untuk kesehatan mu." Ia memberi kecupan pada kening Sunghoon. "Semuanya memang akan terbongkar dan aku akan jelaskan baik-baik jika waktunya datang."

"Jaeyoon."

"Ada apa sayang?"

"Kau percaya padaku, kan?"

Jaeyoon menggesek-gesekkan hidungnya dengan hidung Sunghoon. "Aku mengenalmu sejak kecil, tentu aku percaya padamu. Akulah yang pertama kau sebut jika ada masalah, akulah yang pertama kau kabari jika ada kabar bahagia. Kenapa aku harus tidak percaya padamu?"

Sunghoon langsung menangis, ia tau jika menjadi Jaeyoon juga sulit. Apalagi setelah masalah sebelum mereka menikah.

"Jangan menangis, jangan buat aku merasa bersalah karena gagal menjaga mu."

Kyungjun yang berada di ambang pintu pun enggan untuk masuk. Ia tau betul betapa tulus dan kuat cinta keduanya, sampai masalah sebesar di masa lalupun bisa mereka lewati bersama.

"Aku tidak tau terbuat dari apa hatimu itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak tau terbuat dari apa hatimu itu." Ujar Heeseung ditengah penjagaannya di kamar si Putra Mahkota yang akan dilantik menjadi Kaisar.

"Apa maksudmu?"

Heeseung menggerak-gerakkan pedangnya. "Tidak ada rasa penyesalan atau rasa bersalah dengan semua perbuatan buruk yang telah kau lakukan. Bahkan, tak ada ucapan terima kasih untuk Jaeyoon karena masih setia di sampingmu. Padahal jika aku menjadi dia, aku tidak segan membunuhmu saat itu juga."

"Kalau begitu bunuh saja aku sekarang."

"Untuk apa? Tidak ada untungnya bagiku. Aku masih ingin hidup dan melihat mu menderita." Ujar Heeseung dengan santainya. "Sebagai kakak sepupu Jaeyoon, akupun marah dengan apa yang kau perbuat. Kalau bukan karena kakeknya, keluargamu hanya seseorang dari keturunan selir."

Jongseong mendecih. "Itu keinginan kakeknya, kenapa aku disalahkan?"

"Lihatlah, betapa angkuhnya dirimu. Sadarlah, orang terdekatmu bisa saja yang membunuhmu. Termasuk anakmu nanti."

"Lalu? Aku harus takut?"

Heeseung menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya, kenapa manusia seperti Jongseong bisa lahir dan hidup enak menjadi garis keturunan Kaisar?

Si Lee menghela nafas. "Ingatlah Seja, sepupumu itu masih menyimpan dendam. Kapan saja dia bisa berbalik melawanmu, kekuatan keluarganya bahkan tidak sebanding dengan Kekaisaran. Karena keluargamu hanya mengurusi jalannya pemerintahan, sedangkan kekayaan bahkan pertahanan itu milik keluarga Shim."

Jongseong melembar tempat tinta ke arah penjaganya tersebut, Heeseung tetap diam meskipun pakaiannya harus kotor terkena cairan hitam tersebut.

"Tertampar oleh kenyataan? Baguslah. Jadi, jangan pernah membuat kesalahan yang sama atau bahkan lebih fatal pada sepupu mu itu. Kehidupan mu ada padanya, bersyukurlah jika dirimu masih dibebaskan."

"Kau tidak ada hak untuk menasehatiku." Ujar Jongseong penuh penekanan.

"Apa aku menasehati mu? Aku hanya menyadarkan tentang posisimu sebenarnya. Kau memang calon Kaisar, tapi posisimu berada di kaki keluarga Shim. Kapan saja dirimu bisa ditendang atau diinjak oleh mereka."

"Karena itu aku berani melakukan kesalahan fatal itu pada mereka." Jongseong tersenyum licik.

Heeseung mengambil tempat tinta yang berada di kakinya, ia melihat hal tersebut. "Dan kau pikir dengan itu mereka akan takut? Harus dengan cara apalagi untuk menyadarkan mu? Kau terlalu termakan perkataan nenek dan pelacur itu."

"JAGA UCAPAN MU! AKU BISA MENGHUKUM MATI KAU!"

Heeseung tertawa meledek melihat kemarahan si Park. Ia berjalan mendekati sang Putra Mahkota, lalu menuangkan tinta yang tersisa pada kertas yang sedang dibaca Jongseong. "Siapa yang berani menghukum sepupu seorang Shim Jaeyoon?"

"Kau!"

"Jadilah anjing yang penurut Park. Kau mendapatkan bantuan, seharusnya gunakan dengan baik. Meskipun bantuan mu itu bisa balik menyerangmu."

"Kemana wajah bersalah yang kau pasang dihadapan istrimu itu? Kau benar-benar pintar mencari perhatian."

"Kau pikir dirimu itu adalah orang paling kejam di negeri ini? Tidak. Karena orang paling kejam saat ini sedang diam mengawasi."

Jongseong benar-benar marah karena dirinya direndahkan oleh seorang prajurit, sayangnya pemuda Lee itu bisa berlindung pada keluarga Shim.

To be continued....

Keknya harus momen romantis Jay sama Jungwon sebelum puncak masalahnya, meskipun jatohnya Jongseong cman pura-pura hehehe....

Keknya harus momen romantis Jay sama Jungwon sebelum puncak masalahnya, meskipun jatohnya Jongseong cman pura-pura hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Family SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang