27❤️‍🩹

953 118 3
                                    

Seperti biasa, Jungwon akan menghabiskan waktunya di pinggir danau atau di paviliun dekat danau, untuk menikmati angin yang segar di sana.

Hingga dirinya melihat sosok laki-laki yang berjalan diikuti oleh banyak pelayan dan pengawal, apa akan mendatangi nya lagi?

"Paman!!"

Laki-laki tersebut berhenti, ia menangkap seorang anak perempuan yang berlari menghampirinya. "Kau di sini?"

"Iya paman, eomma sedang berbincang dengan Junjeong Mama."

Jungwon terus memperhatikan Jongseong yang menggendong seorang anak kecil, keduanya terlihat asyik mengobrol dengan sesekali candaan.

"Seja Jeoha memang menyukai anak-anak."

"Huh?" Jungwon menatap bingung seorang pelayan tua, sepertinya pelayan tersebut melihat tumbuh kembang sang Putra Mahkota.

"Seja Jeoha menyukai anak-anak, mama. Sepertinya Anda tidak pernah mendengarkan kehidupan Seja Jeoha saat kecil." Pelayan tersebut sedikit tersenyum.

"Mendiang Kaisar dan Jungjeon mama sangat jarang memperhatikan Seja Jeoha. Jika bertemu dengan Wangdaebi mama, bukan pertanyaan mengenai kabar atau keadaannya, Wangdaebi mama bertanya soal pelajaran yang didapatkan oleh Seja Jeoha dari tuan Shim."

"Seja Jeoha juga tidak dekat dengan Pangeran Agung Riki dan saudaranya yang lain. Karena itu hubungan Seja Jeoha dan Pangerang Agung Riki tidak baik."

"Mama, ini sebenarnya rahasia, tapi sepertinya Anda perlu tau ini." Pelayan tersebut berlutut dan mendekatkan wajahnya ke telinga sang Putri Mahkota. "Seja Jeoha melompat-lompat bahagia saat mendengar berita kehamilan Anda."

Jungwon menatap sang pelayan dengan ekspresi wajah tidak percaya. "Kau disuruh? Agar aku memaafkan?" Tanyanya dengan nada meragukan.

"Tidak mama, hamba mengatakan yang sebenarnya. Seja Jeoha memang selalu senang jika mendengar orang-orang terdekatnya akan memiliki anak, dengan begitu dirinya bisa merasakan menjadi seorang kakak."

Jungwon terdiam. Kenapa dia tidak pernah diberitahu soal ini? Atau karena orang-orang tidak mengetahui kehidupan Jongseong sebenarnya? Atau tutup mata saja meskipun tau?

"Annyeong haseyo, mama. Paman mengatakan jika paman akan memiliki bayi kecil." Seorang anak perempuan tiba-tiba datang dan duduk di hadapan Jungwon.

Si Yang tersadar dari lamunannya, ia tersenyum ke arah anak tersebut. "Iya, siapa nama mu?"

"Lee Youngseo."

"Dia dari keluarga Lee Heeseung?" Jungwon menatap sosok yang membawa anak perempuan tersebut.

"Tidak, mereka berasal dari klan yang berbeda. Mungkin ada hubungannya karena mereka sama-sama saudaraku."

Jungwon mengangguk paham, ia melihat anak kecil tersebut seperti mencari-cari sesuatu. "Kau sudah tau namaku?"

"Belum, paman tidak memberitahu."

"Namaku Yang Jungwon."

"Aku harus memanggil bagaimana? Paman menyuruhku memanggil dengan kata mama."

"Senyaman mu saja." Meskipun Jungwon anak bungsu dalam keluarganya, dia tetap bisa merawat anak kecil. Terlebih dirinya sudah mendapatkan banyak pelajaran sebelum dan sesudah menikah.

"Paman, kemana bayinya?"

"Dia belum lahir."

"Masih di dalam perut seperti adikku?"

"Iya."

Anak kecil tersebut tetap senang meskipun gagal bertemu dengan bayi. "Aku akan datang lagi nanti setelah bayi nya lahir, aku akan memaksa eomma."

"Aku tunggu kedatangan mu."

Jongseong terdiam memperhatikan keduanya. Tidak, lebih tepatnya pada Jungwon yang tersenyum tanpa dibuat-buat. Dia tidak pernah melihat senyuman Jungwon seperti itu.

Pelayan kepercayaan Jongseong terlihat bingung dengan tuannya, selama membaca dokumen Jongseong terus tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pelayan kepercayaan Jongseong terlihat bingung dengan tuannya, selama membaca dokumen Jongseong terus tersenyum. Tidak biasanya.

"Anda baik, Jeoha?"

"Ah iya." Jongseong mengulum senyumnya dan tetap fokus.

"Apa karena Sejabin mama?"

"Tidak, hanya karena Youngseo datang."

"Anda membayangkan jika anak Anda lahir nanti?" Tebak si pelayan, bisa dikatakan tebakannya benar. Tapi, kurang tepat.

Jongseong terdiam, lalu ia menaruh gulungan kertas yang baru saja di baca ke tempatnya. "Aku tidak pernah melihatnya seperti itu."

"Hamba sendiri tidak pernah melihat Anda seperti ini, Jeoha. Dan… apa itu tandanya Anda sudah melupakan masa lalu?"

Sang Putra Mahkota terdiam lagi, kali ini cukup lama. Sampai akhirnya ia kembali bergerak membuka gulungan kertas yang berada di mejanya.

"Jeoha, tuan Shim akan semakin marah nanti." Si pelayan mencoba memperingati. "Lagipula, Sejabin mama tidak memiliki kekurangan apapun."

"Ada." Jongseong mengambil kuas bertinta hitam. "Dia tidak disukai Daebi mama."

"Jika Anda mencari seseorang yang disukai Daebi mama, orang itulah pilihan Daebi mama sendiri. Apa selama ini Anda menikmati hubungan dengan dayang itu?"

Jongseong dibuat terdiam lagi. Pelayan kepercayaannya memang sering membuatnya tidak bisa menjawab sama sekali.

To be continued….

To be continued…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Family SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang