28❤️‍🩹

935 106 4
                                    

Masa berkabung selama 1 tahun pun telah usai, dengan begitu Jongseong telah resmi menggantikan sang ayah, begitupun gelar Permaisuri di dapatkan oleh Jungwon.

Sayangnya Jungwon harus mengalami keguguran, tapi hal tersebut tidak membuat hubungannya dengan Jongseong merenggang, keduanya masih dekat.

Berbeda dengan Jaeyoon yang telah resmi menjadi ayah, tetapi berita tersebut disembunyikan oleh keluarga Shim dan keluarga Park. Sunghoon juga tidak ingin Jungwon merasa sedih.

Semuanya berjalan baik di awal pemerintahan Jongseong, mungkin Ibu Suri yang sudah menjadi Ibu Suri Agung itu sedang merencanakan sesuatu dengan pengikutnya.

Dalam sebuah rapat, Jongseong dengan tiba-tiba mengirim Jaeyoon untuk menjadi pemimpin pasukan yang akan mempertahankan perbatasan timur dari serangan musuh.

Jaeyoon yang akan protes pun mengurungkan niatnya saat sang ayah memberikan kode untuk diam, Jaeyoon hanya memiliki tugas untuk menjaga dan mengawasi Jongseong meskipun sesekali harus pergi berperang. Itupun saat dirinya belum menikah, Sunghoon masih seorang prajurit istana, dan Jongseong masih turun ke medan perang.

"Kenapa mengirim Shim Jaeyoon?" Tanya Taehyung dari posisinya yang duduk dengan tenang.

"Shim Yeonjun baru saja kembali dari penyerangan di gunung, waktunya untuk beristirahat. Lagipula kemampuan anak-anak paman tidak perlu diragukan lagi."

Taehyung menatap putranya, dia tau jika Jaeyoon tidak ingin meninggalkan anaknya yang baru berusia beberapa bulan. "Dia akan pergi dengan pasukannya."

Jaeyoon yang mendengar keputusan sang ayah hanya diam memegang kuat pedangnya, siapa yang berani melawan keputusan kepala keluarga Shim itu? Hanya ibunya.

Jaeyoon menunduk dan pergi diikuti Kyungjun, sudah di pastikan dia akan terkena masalah karena pergi saat rapat masih berjalan.

"Bukan berarti Anda bisa berlaku bebas."

Jongseong paham, setinggi apapun posisinya. Dia akan tetap diawasi dan diatur oleh sang paman, bahkan ibu dan nenek buyutnya itu hanya diam.

"Aku tau itu." Jawabnya singkat.

Pelayan kepercayaan sang Kaisar baru tersebut memandangi tuannya, dia sadar ada maksud lain dari keputusan Jongseong memilih untuk mengirim Jaeyoon.

Apa yang akan tuannya lakukan? Tidak akan memancing kebencian tuan termuda Shim itu, kan? Dia harap hal itu tidak akan pernah terjadi.

Sunghoon perhatikan suaminya yang sejak kedatangannya langsung pergi ke halaman belakang, menghabiskan seluruh anak panah yang ada di kediaman keluarga Shim untuk memanah sesuatu yang sangat mustahil, memanah sehelai jerami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunghoon perhatikan suaminya yang sejak kedatangannya langsung pergi ke halaman belakang, menghabiskan seluruh anak panah yang ada di kediaman keluarga Shim untuk memanah sesuatu yang sangat mustahil, memanah sehelai jerami.

"Kau tidak akan bisa memanah itu."

"Dan anak panah ini tidak akan bisa mengenai orang itu."

"Jaeyoon." Sunghoon tau siapa yang di maksud 'orang itu'. "Ada apa?" Tanya sembari mengambil busur dari tangan Jaeyoon secara perlahan.

"Dia mengirim ku untuk berperang."

"Bukankah kau menyukai hal itu?"

"Dulu, karena aku harus melindungi mu juga. Apa dia tau jika anak kita sebenarnya baik-baik saja? Lalu berniat memisahkan aku dengan anakku?"

"Jangan berpikir yang tidak-tidak." Tegur Soobin. "Dan seharusnya kau memang kembali turun ke medan perang. Orang-orang akan menganggap dirimu orang terlemah dalam keluarga."

"Soobinie hyung benar. Lagipula kediaman rumah kita memiliki penjagaan yang kuat, tidak akan ada yang bisa menembusnya." Ujar Sunghoon menyetujui.

"Kau khawatir berlebihan." Soobin mencabuti anak panah yang tertancap. "Sunghoon tidak selemah itu hingga kau tinggal berperang saja dia bisa kehilangan nyawanya."

Jaeyoon terdiam. Tapi, hatinya memang berkata seperti itu. Dia lebih takut terjadi sesuatu pada Sunghoon daripada dirinya sendiri.

"Memangnya kau bisa melawan abeonim?" Tanya Sunghoon yang langsung dibalas gelengan. "Pergilah, aku dan anak kita akan baik-baik saja."

Jaeyoon masih ragu. Nenek dari Jongseong adalah orang yang nekat dan licik, dulu saja Sunghoon celaka oleh kelicikan wanita paruh baya itu.

"Sungguh?"

"Iya, Jaeyoon. Itu hanya kekhawatiran mu karena ini kali pertama mu berperang setelah menikah dan menjadi seorang ayah."

Soobin terdiam memegang satu anak panah yang masih tertancap, dia ikut ragu. Seperti akan terjadi sesuatu pada keluarganya, tapi Jaeyoon sebagai anak saja tidak berani melawan apalagi dia yang seorang menantu.

To be continued….

To be continued…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Family SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang