31⚔️

972 93 3
                                    

Pada suatu hari, kediaman keluarga Shim mendapatkan undangan dari istana. Dan hanya ada Sunghoon bersama sang anak serta beberapa pelayan dan penjaga, yang lain sedang berada di Jeolla-do.

Mau tidak mau, Sunghoon harus menginjakkan kakinya lagi di istana. Sebelum itu, dia perintahkan seorang pelayan untuk bersembunyi dengan sang anak. Karena khawatir pengawal istana akan datang menggeledah kediaman keluarga Shim.

Sunghoon terdiam menatap bangunan yang paling ia benci, dengan langkah pasti dan mencoba untuk memasang ekspresi angkuh. Dia memasuki ruangan.

"Tuan Park, apa Anda tau maksud undangan tersebut?" Tanya pelayan kepercayaan Jongseong. Dia sudah tau dan jika Sunghoon yang datang, maka akan mengulang kejadian masa lalu.

"Aku datang untuk tau."

"Apa kau tau jika Shim Jaeyoon menjadi penyebab Jungjeon mama mengalami keguguran?" Dengan berat hati si pelayan bertanya.

Dahi Sunghoon mengkerut bingung. "Suamiku bukan dalang Jungjeon mama mengalami keguguran. Kenapa dia harus melakukan itu disaat leluhurnya mempertahankan garis keturunan? Dia tidak butuh posisi Kaisar, dia bukanlah orang yang suka diatur oleh orang-orang yang seolah sangat mengerti keadaan."

"Park Sunghoon-ssi!!" Bentak seorang menteri dengan marah. "Jika kau yakin suamimu tidak bersalah, cobalah untuk buktikan."

"Dan berikan bukti jika memang suamiku bersalah." Balasnya tak kalah tegas. "Aku memberikan nyawaku, aku akan menerima apapun hukuman yang seharusnya suamiku terima. Aku Park Sunghoon, putra dari Park Chanyeol, istri dari Shim Jaeyoon dan menantu dari keluarga Shim Taehyung, menyatakan jika suamiku tidak ada sangkut-pautnya dengan keguguran Jungjeon mama."

"Jika memang dia dalangnya, lebih baik dia membunuh Anda, Yang Mulia Kaisar."

Tentu Ibu Suri panik melihat itu, bagaimanapun ia sendiri yang membuat rencana ini. Ia pikir dengan menuduh Jaeyoon akan memisahkan keduanya, ia masih mengharapkan dukungan dari keluarga Park.

"Tahan dia." Titah Jongseong tanpa ekspresi. Beruntung sekali sepupunya itu memiliki Sunghoon dan dapat memilih cintanya sendiri.

Sunghoon tanpa rasa takut menerima para pengawal yang menariknya ke tempat tahanan, ia harus menjaga nama Jaeyoon agar tetap bersih dan membuktikan jika orang yang mereka tuduh adalah salah. Karena dia sendiri tahu siapa Jaeyoon.

Para dayang Sunghoon merasa bingung, sedangkan pengawalnya terlihat sangat marah. "Anda kembali mengibarkan bendera perang pada tuang termuda, Jeonha." Ujar pemimpin pengawal Sunghoon sebelum pergi.

Sunghoon hanya duduk bersila dan berdoa untuk keselamatan suaminya, keluarga Shim, keluarganya sendiri, anaknya dan orang-orang terdekatnya.

"Mereka benar-benar tidak menghargai perjuanganmu. Kau yang bukan anggota kerajaan resmi pun harus besar dengan peraturan itu dan mereka membuatmu tidak bisa melihat anakmu tumbuh."

Tiba-tiba ada seseorang berpakaian hitam, Sunghoon mengabaikan itu karena sudah tahu pengirimnya. Dia tidak akan menjadi pengecut.

"Penjagaan sedang lengah, lebih baik sekarang Anda keluar dan menyelamatkan diri."

"Aku memang bukan seorang prajurit lagi, bukan berarti aku akan mundur seperti seorang pengecut. Mati atau hidup, ini milikku, aku yang memutuskan nya."

"Ibu Suri yang meminta Anda-"

"Seumur hidupku hanya ada 1 orang yang memiliki cintaku bahkan diriku sendiri, yaitu Shim Jaeyoon. Lebih baik kau saja yang pergi dan katakan pada Ibu Suri untuk tidak mengganggu keluarga ku lagi."

Orang itu akhirnya menyerah dan pergi begitu dengan tangan kosong, ada kemungkinan Ibu Suri sendirilah yang datang untuk membujuknya.

Seorang pelayan tengah membawakan teh untuk Jungwon dan tiba-tiba ia terjatuh, hampir mengenai sang Permaisuri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pelayan tengah membawakan teh untuk Jungwon dan tiba-tiba ia terjatuh, hampir mengenai sang Permaisuri. Segera ia berlutut meminta maaf.

Tapi, Jungwon hanya diam. "Perasaan ku semakin tidak enak." Ujarnya dengan nada penuh kekhawatiran.

Mereka sedang beristirahat dahulu untuk malam ini, Jungwon sendiri sudah melewatkan makan malamnya karena perasaan tidak enak yang ia rasakan semenjak melewati kediaman keluarga Shim di Gangwon.

"Anda hanya kelelahan saja, mama." Ujar seorang dayang senior.

Jungwon mengangguk, ia mencoba berpikir yang baik.

Dilain tempat, Jaeyoon tengah diobati lukanya. Karena kurang fokus saat bertarung, ia mendapatkan luka dari serangan prajurit dari musuh. Jaeyoon hanya ingin segera kembali dan menemui putranya begitupun suami manisnya.

Tapi, dia tidak bisa kembali tanpa membawa kemenangan. Nama keluarganya dipertaruhkan.

"Kau kenapa?" Tanya Heeseung memasuki tenda sepupunya tersebut.

"Hanya beban pikiran saja."

Si Lee tampak bingung mendengar jawaban nya. "Kekuatan musuh sudah melemah, dalam waktu dekat kita bisa kembali dan membawa berita baik. Tenanglah."

Jaeyoon mengangguk, ia perhatikan cincin pernikahan nya. "Aku merindukan nya."

"Itu sudah pasti, sudah hampir 1 tahun kalian terpisah dan syukur-syukur kau pulang tidak membawa selir."

"Aniyo, Sunghoon saja sudah cukup."

Heeseung hanya tersenyum dan memutar matanya. "Istirahatlah, tapi tetap berhati-hati. Karena musuh bukan hanya dari luar, bisa dari dalam."

"Kalau begitu aku harus membunuhmu, hyung?"

"Bukan seperti itu."

To be continued….

To be continued…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Family SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang