12🔒

1.2K 150 4
                                    

Jongseong menatap malas orang yang berani menghalanginya, siapa lagi kalau bukan Jaeyoon. "Pergilah, fokus dengan tugas mu."

"Ini tugas ku."

"Shim Jaeyoon, sepertinya kau ingin aku mati muda dan bisa merebut posisi Kaisar."

Kyungjun menatap sang tuan, topik seperti ini sangat sensitif untuk Jake. Dia harus memastikan jika Jake tidak melakukan sesuatu yang fatal.

"Jangan jadikan keluarga mu sebagai alasan." Tambah Jongseong.

"Aku tidak pernah menginginkan posisi Kaisar, aku diberi amanah maka aku harus menjaga itu. Sebenarnya, aku muak dengan sikap mu sekarang. Aku lupa dengan sikap teman masa kecil ku."

"Selama bertahun-tahun aku mencoba mempertahankan pertemanan kita, bagaimana bisa Kerajaan ini memiliki Kaisar seperti mu. Bagaimana bisa ayah mu yang meratukan Permaisuri nya, sedangkan kau meratukan seorang pelayan."

"Sejabin adalah teman masa kecil istri ku, seseorang yang sudah di anggap adik oleh istri ku. Kehidupan Sejabin juga berpengaruh pada kehidupan istri ku, mana bisa aku membiarkan seseorang yang ku cintai ikut hancur dengan keegoisan mu."

"Aku bodoh, kau akan mengatakan itu, bukan? Karena kau tidak pernah mencintai seseorang."

"Baik, kita lihat apa pelayan itu bisa menjaga dirimu serangan musuh mu." Jaeyoon pergi diikuti pasukannya, mereka meninggalkan Jongseong yang terdiam setelah melihat kemarahan sepupu terdekatnya.

Sunghoon terbangun karena suara gaduh, ia melihat Jaeyoon yang entah sedang apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunghoon terbangun karena suara gaduh, ia melihat Jaeyoon yang entah sedang apa. "Kenapa?" Tanya nya dengan perasaan bingung, Kyungjun diambang pintu hanya diam.

"Aku akan pindah tugas, kau akan ikut." Nada bicara nya berbeda.

"Tapi, bagaimana dengan Jungwon?" Pertanyaan di abaikan. "Ada apa? Kau tidak pernah seperti ini."

"BISA KAH KAU DIAM DAN MENURUT SAJA?!" Diluar kendalinya, Jaeyoon membentak sang istri. Ia tersadar setelah melihat mata Sunghoon yang berkaca-kaca. "Sayang, maafkan aku."

Di peluknya si Park. "Maaf, aku tidak berniat membentak mu. Maafkan aku."

Sunghoon mengangguk, tapi dia tetap menangis karena untuk pertama kalinya Jaeyoon berbicara dengan nada tinggi padahal dia sedang mengandung dan sangat sensitif.

Jungwon memperhatikan danau yang tenang, ia merasa bosan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungwon memperhatikan danau yang tenang, ia merasa bosan. Apa yang harus dilakukan sekarang? Tidak ada yang menyenangkan, Pangeran kecil pasti sedang belajar.

"Jiheon-ya, tolong panggilkan istri Pengawal Shim." Sesuai dengan perkataan Sunghoon dulu, Jungwon melakukan nya.

"Maaf mama." Seorang kasim bersuara. "Pengawal Shim beserta istri dan pasukannya sudah pergi dari ibu kota menuju kota Gangwon pagi hari tadi."

Senyuman Jungwon seketika luntur. "Pergi? Pagi hari tadi? Kenapa?"

"Tidak ada yang tahu, mama."

Jungwon segera bangkit dan melangkahkan kakinya dengan cepat, dia harus bertanya pada Paman Taehyung atau Paman Jungkook. Bagaimana bisa Sunghoon meninggalkan nya?

"Kau akan pergi kemana, Sejabin?" Sebuah suara menginstrupsi.

Kakinya berhenti melangkah, segera berbalik dan memberi hormat pada wangdaebi. "Saya akan pergi ke kediaman keluarga Shim, mama." Ujarnya takut.

"Tetaplah di istana. Pergi ke kediaman keluarga Shim atau menemui seseorang?"

Jungwon tidak menjawab, ia bingung. Ia membutuhkan Sunghoon, dia tidak tau harus berbuat apa sekarang. Sunghoon lah yang menuntunnya selama ini.

"Kembali ke kamar mu."

"Ne, mama." Jungwon kembali melangkahkan nya pergi ke istana utama. "Jiheon-ya, panggilkan pengawal Choi Soobin."

"Baik, mama."

Jungwon kembali duduk di paviliun dekat danau, menunggu orang yang ia panggil. "Hyung, kau mengatakan akan tetap dekat dengan ku. Kau akan ada di saat aku ingin bercerita atau membutuhkan bantuan, kenapa kau meninggalkanku sekarang?"

"Mama, memanggil ku?" Soobin dengan pakaian pengawal nya datang. Keluarga Shim memang tetap mempertahankan profesi menantu mereka, Sunghoon tidak menjadi pengawal karena sedang mengandung saja.

"Sunghoon hyung...." Ujarnya lirih.

"Aku tidak tau yang sebenarnya, tapi hal ini membuat keluarga Shim menarik beberapa pasukan nya dari istana. Sepertinya ada masalah antara Seja dan Jaeyoon, Kyungjun juga hanya bersuara pada abeonim. Kau tenang saja, Sunghoon pasti akan mencoba memperbaiki masalah mereka berdua."

Soobin tersenyum tipis. "Kau tidak sendiri, jika memerlukan sesuatu jangan sungkan merepotkan ku. Oh iya, jangan tanyakan masalah ini pada Seja."

"Gomawo-yo, hyung-nim. Maaf, aku malah merepotkan keluarga kalian."

"Jangan berkata seperti itu, jika Sunghoon mendengarnya dia akan marah padamu juga." Soobin mencoba menghibur yang lebih muda. "Maaf, aku tidak bisa berlama-lama."

Setelah mendapatkan izin, Soobin pergi untuk kembali menemui sang suami untuk melanjutkan tugas nya.

To be continued....

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Family SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang