32⚔️

832 88 4
                                    

Matahari sudah terbit, pagi yang menandakan keputusan Kaisar tentang hukuman yang akan ia berikan pada Jaeyoon yang dimana Sunghoon menggantikan nya untuk membuktikan seluruh tuduhan itu tidak benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari sudah terbit, pagi yang menandakan keputusan Kaisar tentang hukuman yang akan ia berikan pada Jaeyoon yang dimana Sunghoon menggantikan nya untuk membuktikan seluruh tuduhan itu tidak benar.

"Telah diputuskan jika Shim Jaeyoon putra Shim Taehyung akan mendapatkan hukuman mati, sebelum itu dia harus menerima 100 cambukan."

Sunghoon masih tidak gencar, bersyukurlah keluarga Shim sedang tidak berada di Ibu Kota. "Anda akan menyesal karena lebih percaya pada orang-orang tua yang seolah mereka lebih tau, daripada seseorang yang menemani kesendirian Anda saat kecil."

"Cukup suamiku yang kau khianati, jika kau sampai menyakiti adikku. Jiwaku akan merasuki seseorang untuk membunuhmu." Ujar nya dengan kata yang kurang sopan di ucapkan pada Kaisar.

Sunghoon berlutut dengan kedua tangan terlilit, raut wajahnya tidak pernah kelihatan takut. Bukti jika dia benar-benar membuktikan bahwa suaminya tidak Melakukan hal keji seperti itu.

"Tuhan, tolong jaga putraku, suamiku, Jungwon dan orang-orang terdekat ku. Jika benar hari ini kematian ku, aku tidak masalah karena mati dalam kondisi membela suamiku."

Seseorang yang ditugaskan untuk memberikan hukuman cambuk sudah mengayunkan tangannya, hingga benda panjang tersebut mengenai punggung si Park yang berlutut dan masih memasang ekspresi angkuhnya.

"BERHENTI!!"

Semua orang di sana melihat ke asal suara, Jaeyoon yang datang bersama prajurit yang diperintahkan kemarin. Jaeyoon terkejut melihat sang istri, dengan langkah berat ia menghampiri Sunghoon dan memeluk tubuh yang telah menerima banyak luka cambukan.

"Ani… bertahanlah."

Bukan hanya Jaeyoon, tapi keluarganya pun berada di sana setelah mendapatkan kabar tentang masalah di istana. Jungwon yang telah sampai karena semalam memaksa untuk melanjutkan perjalanan mereka.

Jongseong kembali melihat sepupunya yang hancur dan menangis didepan semua orang, Jaeyoon bukanlah orang yang akan memperlihatkan kelemahannya.

Tak peduli dengan darah yang berada di pakaiannya, ia menatap penuh kebencian pada Jongseong. "Bertahun-tahun aku mengabdi pada tugas mendiang Kaisar untuk menjaga putranya, bertahun-tahun aku melakukan tugasku. Dengan mudahnya mengkambing hitamkan aku dan membuat istriku terluka."

"Aku sudah berusaha memaafkan mu karena kejadian dahulu dan sekarang membuatku kembali membenci mu. Mulai hari ini, aku berhenti menjadi pengawal pribadimu. Senjata yang selalu ada di hadapanmu untuk melindungi dirimu, maka mulai hari ini senjata itu akan berbalik menyerang mu."

Jungwon sangat terkejut mendengar keputusan Jaeyoon. Meskipun ia juga merasa sangat sedih atas apa yang menimpah sahabat masa kecilnya, tapi sosok Jaeyoon di sisi Jongseong… sangat berarti.

Para pengawal kerajaan langsung menodongkan senjata mereka karena ucapan Jaeyoon terdengar seperti ancaman, tapi segera di tepis oleh pasukan keluarga Shim.

Dengan usahanya sendiri, Jaeyoon menggendong tubuh Sunghoon yang akhirnya melemah saat ada sang suami. Sebelumnya ia melepas baju perang milik Kerajaan dan melempar nya.

Taehyung berjalan ke tengah. "Kami akan membicarakan keputusan apa yang akan keluarga Shim berikan." Ujar nya sebelum pergi

Jungwon seketika terjatuh, ia menatap Jongseong dengan binar berkaca-kaca. Kenapa… kenapa harus seperti ini? Kenapa sosok yang mendukungnya paling depan meninggalkan nya?

Jongseong tak bergerak sedikitpun dari kursinya. Sesuatu yang tidak pernah ia lihat sekarang dilihatnya. "Bukankah kau berjanji akan terus berada di samping ku dan menjagaku, Jaeyoon-ah?"

Ibu Suri yang awalnya khawatir sekarang merasa senang, karena pendukung terkuat Kaisar sudah mengumumkan hubungan permusuhan di antara mereka dan akan membalas atas apa yang terjadi. Meskipun yang mengatakan itu baru Jaeyoon.

"Mama, bangunlah." Jiheon mencoba membujuk sang tuan.

Jungwon masih diam di posisinya bahkan saat dilewati oleh Jaeyoon yang membawa sang sahabat.

"Mama, jangan seperti ini, tidak baik." Kali ini dayang paruh baya lah yang berujar, dia memang yang paling menjaga sikap Jungwon.

Dibantu oleh Jiheon, Jungwon bangkit dan menatap ke arah posisi Jongseong. Matanya seolah bertanya tentang hal ini.

To be continued….

To be continued…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Family SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang