5🐈‍⬛

1.8K 180 3
                                    

Jaeyoon sampai di istana, ia langsung pergi ke tempat tinggal Putra Mahkota untuk menemui Jongseong. "Tetap di kediaman mu dan jangan mencoba keluar."

"Berani sekali kau mengaturku."

Ia menghela nafas. "Seja, keluarga calon mu sudah sampai di ibu kota. Sekali saja jangan memikirkan diri sendiri, pikirkan yang lain." Ujarnya dengan malas.

Jongseong berdecak kesal, ia menatap sepupunya itu. "Kehidupan ku seharusnya tidak seperti ini, seharusnya aku bebas seperti pangeran yang lain."

"Tapi sekarang kehidupan mu berubah, terima dan jalani. Jangan membuat keributan di antara kita berdua, atau yang mendukung mu akan berkurang."

Jongseong tidak percaya dengan perkataan seorang Prajurit dihadapannya. "Bagaimana bisa kau memutus hubungan dengan begitu mudah?"

"Karena aku dari keluarga Shim. Dukungan keluarga ku berpengaruh terhadap kelangsungan pihak mu di Kerajaan, jangan lupa kakek mu naik menjadi Kaisar karena dukungan keluarga ku."

"Lalu kenapa keluarga mu tidak merebut kekaisaran?"

"Kami memang berpengaruh, tapi kami tidak akan merebut sesuatu yang memang bukan milik kami. Seja…."

"Semenjak menikah kau berubah." Ujar Jongseong dengan nada kecewa.

Jaeyoon menghela nafas. "Selama ini aku serius, hanya menyesuaikan keadaan saja. Kaisar dan Permaisuri bersusah payah mempertahankan garis keturunan, jangan rusak itu Seja."

"Kau tidak bisa memaksaku." Ujar Jongseong penuh penekanan.

"Kalau begitu ibu yang memaksa mu." Seorang pria baya dengan paras cantik dan tampannya berdiri di belakang Jongseong, berjalan diikuti pelayan dan kasim. "Tetaplah di istana mu hingga hari pernikahan, ini permintaan terakhir ayahmu."

Jungwon termenung di kamar nya, ia memikirkan segala perkataan Sunghoon sore tadi. Calon suaminya memiliki rasa pada orang lain, keluarganya terancam, dan cinta yang dimaksudkan Sunghoon.

"Tuan, sudah waktunya makan malam. Keluarga Shim selalu makan bersama, jadi anda di minta untuk datang ke ruang makan." Ujar pelayan keluarga Yang.

Jungwon mengangguk, ia pergi mengikuti pelayannya yang tau di mana letak ruang makan. Sudah banyak yang berkumpul, dia memberi hormat pada mereka.

"Sunghoonie, Jaeyoon akan pulang larut." Seorang laki-laki berperawakan tinggi dengan dimple di kedua pipinya yang baru saja datang.

"Aku tau."

"Lalu kenapa dia menyuruhku memberitahu mu?"

"Dia itu pelupa."

Boleh kah Jungwon iri? Ia melihat keluarga suami Sunghoon sangatlah harmonis, mereka bahagia, tidak ada beban, dan Sunghoon bisa berbuat semaunya.

Sedangkan dia… tinggal di istana pasti tidak menyenangkan. Semua yang dia lakukan akan dinilai oleh orang-orang, dia harus hidup teratur dan tidak akan merasakan suasana sebuah keluarga lagi.

"Jungwon-ssi, duduklah." Seorang perempuan yang memiliki paras cantik menginstruksi nya untuk duduk.

Jungwon duduk di kursi yang sudah di sediakan, pelayan menuangkan makanan yang terlihat menggiurkan. Tapi ia tidak ada nafsu untuk makan sedikit saja.

"Makanlah." Taehyung mempersilahkan semuanya makan.

"Tuan Sunghoon, tuan Jaeyoon pulang lebih cepat." Seseorang yang merupakan asisten Jaeyoon mendatangi ruang tamu.

Jungwon lihat wajah senang sahabatnya itu.

"Sunghoonie, makan dulu."

"Aniyo, bawa saja ke kamar." Sunghoon langsung pergi setelah menjawab ibu mertuanya itu.

Jungwon rasa jika Sunghoon diperlakukan berbeda. Jika di rumahnya Sunghoon sering di omeli karena sulit di atur, di sini Sunghoon sama sekali tidak di marahi dan di bebaskan. Dia benar-benar ingin kehidupan seperti Sunghoon.

To be continued….

To be continued…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Family SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang