38❤️‍🩹

738 67 2
                                    

Ditengah kesibukannya, Jongseong sempatkan untuk bermain dengan kedua anaknya. Dia pastikan anak-anaknya tidak akan kehilangan peran seorang ayah, memberikan masa anak-anak yang baik.

Jungwon hanya memperhatikan mereka. Sekarang, dia sadar jika suaminya tidak seburuk itu. Lingkungan dan orang-orang disekitar saja yang membuatnya buruk.

Mengingat kembali cerita pelayan tentang masa kecil Jongseong, membuatnya bertanya-tanya dari mana Jongseong bisa menjadi peran seorang ayah yang baik untuk anak-anaknya?

Sedangkan masa kecil Jongseong penuh dengan belajar, bahkan jauh dari sosok sang ayah. Pendapat dan ceritanya tidak pernah di dengar siapapun, dia hanya memiliki Jaeyoon sebagai teman.

Bagaimana Jongseong menghadapi kehidupan penuh tekanan dan ancaman diberbagai arah?

Meskipun masa kecilnya juga harus belajar banyak hal tentang istana, dia tetap memiliki peran orang tua dan kakak-kakaknya.

Seongjung berlari ke arah sang ibu dan bersembunyi di belakang. "Selamatkan aku."

Jungwon langsung tersadar dari lamunannya, ia mengusap kepala anak sulungnya tersebut. "Apa yang perlu dilakukan?"

"Apa saja, asalkan Aba mama tidak menjahili aku lagi."

"Apakah Anda tidak ada pekerjaan, Jeonha?"

"Tentu saja ada." Jongseong berjalan menghampiri mereka sembari menggendong putrinya. "Dilarang bersembunyi pada seseorang, apalagi ibumu."

"Itu tidak adil, aku masih kecil dan Aba mama itu besar."

"Itu baru satu orang."

"Satu?"

Jongseong tersenyum kecil. "Iya, yang kau hadapi sekarang baru ayahmu. Tapi nanti…."

Seongjung menatap sang ayah bingung, menunggu lanjutannya.

"Adik-adikmu yang akan menyerang mu."

Junsoo dalam gendongan sang ayah tertawa saat dia di dekatkan pada sang kakak, Seongjung pun langsung menghindar dengan berpindah posisi ke depan.

"Kau baru menghadapi satu adikmu saja sudah lari."

"Memangnya dia akan memiliki berapa adik?"

Jongseong menatap Jungwon dengan tatapan yang sulit dibaca. Jika dikatakan akan menyakiti perasaan Jungwon, karena bagaimanapun dia perlu kekuatan dari banyak orang dan biasanya menjadikan putri mereka sebagai selir.

"Hamba paham." Jungwon mengusap kepala anak sulungnya. Anak yang masih kecil ini harus berhadapan dengan orang-orang rakus akan kekuasaan.

Jungwon yang sedang mengawasi putranya belajar tiba-tiba didatangi oleh seorang pelayan yang terlihat sangat panik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungwon yang sedang mengawasi putranya belajar tiba-tiba didatangi oleh seorang pelayan yang terlihat sangat panik.

"Ada apa?"

Family SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang