2🐈

2.5K 210 0
                                    

Jungwon baru saja kembali membeli apa yang ia inginkan setelah mendapat uang dari sang ayah. Tetapi… kenapa rumahnya seperti sedang kedatangan tamu penting?

Banyak prajurit yang berjaga.

"Apa hyung-deul pulang?"

Dengan semangat ia melangkah memasuki rumah besar itu, para prajurit memberi hormat padanya. Sudah hal biasa, ayahnya seorang mantan Jenderal dan sekarang menjabat sebagai gubenur.

"Junjeong mama, bagaimana keadaan Kaisar?"

"Tidak ada perubahan dan kedatangan ku ke sini atas permintaan nya."

Seungcheol melirik orang disisinya, sepertinya berhubungan dengan pembicaraan dahulu.

"Tuan Yang, Kaisar sendiri sudah meminang anak anda untuk menjadi pasangan Wangseja. Kedatangan ku untuk membicarakan kelanjutan rencananya."

"Dengan keadaan kesehatan nya sekarang, Kaisar hanya ingin melihat pernikahan Wangseja."

Jeonghan tersenyum. "Mama, Kaisar pasti akan sembuh. Kami akan memberitahu anak kami tentang rencana ini, dia pasti mengerti." Ujarnya dengan lembut.

"Aku akan meminta pendeta mencari tanggal baik dalam waktu dekat, apa kalian tidak masalah?"

"Kami sendiri tidak masalah, tetapi untuknya mungkin sedikit keberatan. Tetapi Mama tenang saja, aku akan berbicara dengannya." Ujar Seungcheol tak enak.

Jungwon yang sejak awal menguping segera masuk, ia memberi hormat pada seorang wanita yang berstatus Permaisuri. "Appa, eomma, noona akan menikah?"

Jimin yang baru saja datang dari dapur terkejut mendengar perkataan sang adik. "Aku? Aku belum memiliki calon." Ujarnya dengan sinis.

"Tapi, noona—"

"Itu kau, Jungwon-ah." Perkataan Seungcheol menghancurkan kebahagiaan anak bungsu nya yang mengira jika kakak kesayangan nya akan segera menikah.

"Aku?"

Jadi… ini alasannya ia diperlakukan seperti anak Putri Kerajaan. Karena keluarga kerajaan telah meminangnya untuk Putra Mahkota, yang berarti di masa depan dirinya akan menjadi Permaisuri.

Jimin sudah lelah membujuk sang adik yang tidak mau pulang, memilih berdiam diri di sebuah tanah lapang, duduk di bawah pohon rindang dengan perasaan kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin sudah lelah membujuk sang adik yang tidak mau pulang, memilih berdiam diri di sebuah tanah lapang, duduk di bawah pohon rindang dengan perasaan kesal.

"Mau sampai kapan kau di sini?" Tanya nya yang sudah lelah berdiri.

"Sampai eomma dan appa membatalkannya." Jawab Jungwon dengan kesal dan memainkan rumput-rumput di sekitarnya untuk melampiaskan kekesalan.

"Kau tidak mau tinggal di istana? Semua orang ingin."

"Tidak, aku tidak akan bebas."

"Kau akan bertemu dengan Sunghoon."

"Dalam kondisi yang berbeda." Jawabnya dengan marah.

"Kau yakin?" Seseorang tiba-tiba datang dari arah belakang Jimin. "Sebelum kau, aku dulu yang akan menikah." Orang itu adalah Sunghoon, bersama dua orang pelayan yang mengikuti nya.

"Noona, kau pulang saja, aku akan membujuk dia dan kalian juga kembali ke rumah."

"Tapi, tuan—"

"Tenang saja."

Kedua pelayan tersebut mengangguk, mereka memberi hormat sebelum pergi meninggalkan si tuan di sana. Semoga keluarga Shim tidak tau, mereka bisa terkena masalah karena meninggalkan calon menantu mereka.

"Baiklah, terima kasih Sunghoonie."

"Ne."

Jimin pergi, harap-harap Jungwon akan pulang setelah mengobrol dengan teman lama nya. Karena hari sudah mulai sore dan Jungwon dalam bahaya jika musuh Kaisar tahu akan keberadaan nya

Dengan mudah Sunghoon menaiki sebuah pohon dan duduk di ranting yang menurutnya kuat. "Dasar anak kecil." Ia meledek dengan kaki yang berayun-ayun.

"Bisa-bisa nya kau masih nakal, hyung."

"Memang salah? Setidaknya aku masih tau bagaimana bersikap didepan keluarga Kerajaan. Lagipula tidak ada yang melarang, aku bebas." Ujar Sunghoon dengan bangga nya.

"Bagaimana bisa?"

"Bisa, buat dia jatuh cinta dengan begitu kau bisa mendapatkan apa yang kau inginkan. Tapi, jangan lupa untuk membalas perasaan nya juga."

Jungwon menatap bingung orang di atas sana, dia tidak bisa memanjat pohon. Karena Sunghoon sedari kecil bebas bermain, sedangkan dia terkurung dengan kegiatan Putri Kerajaan.

Sunghoon mengeluarkan sebuah kantung berisi makanan ringan yang dia curi dari dapur, makanan itu untuk acara besar yang akan diadakan di rumah. "Hidup di istana tidak masalah."

"Hyung, kau tau bukan kita berbeda."

"Ah iya. Setelah menikah aku lebih banyak menghabiskan waktu di luar istana, sedangkan kau di dalam istana." Ujar Sunghoon meledek.

Jungwon mendengus dengan kesal, ingin sekali dia lempar sesuatu ke arah yang lebih tua.

"Sesuatu yang dilakukan orang di kerajaan pasti memiliki sebuah alasan, termasuk alasana pernikahan mu dengan Putra Mahkota." Sunghoon melanjutkan perkataannya.

"Apa?"

"Tidak lain adalah memperkuat keamanan di sisi Kaisar dan Putra Mahkota, kau akan paham kehidupan di istana. Karena itu aku meminta kekasih ku untuk tinggal di luar istana jika kami sudah menikah."

"Bagaimana bisa kau memiliki hubungan dengan orang lain di saat kau sudah memiliki calon." Ujar nya dengan kesal, Sunghoon benar-benar bisa berbuat seenaknya.

Yang lebih tua memutar bola matanya. "Kekasih ku itu calon ku. Apa Jimin noona tidak memberitahu mu alasan aku di bebaskan dan di perbolehkan menjadi prajurit istana?"

Ah, dia lupa itu.

To be continued….

Family SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang