23💔

1.1K 133 10
                                    

Jongseong langsung pergi dari ruang kerjanya. Entah kakinya melangkah kemana, yang terpenting harus menghindari orang-orang dari keluarga Shim.

Hingga ia berhenti di depan sebuah bangunan besar yang menjadi tempat tinggal sang istri, sayangnya hal tersebut dijaga ketat oleh orang-orang Shim.

"Maaf Seja—"

"Kalian berani menentangku?!"

Pertanyaan yang terdengar bodoh. Tentu prajurit dibawah keluarga Shim akan berani melawan, jika perintah yang mereka dapatkan itu hal yang mutlak.

"Seja, tolong jangan buat kami harus menarik Anda ke kamar Anda dengan paksa."

"Aku hanya ingin menemui istri ku sebentar." Ujarnya dengan nada yang tidak lagi marah, dia sudah lelah malam ini.

Pemimpin penjagaan malam itu menghela nafas. "Baiklah, karena bagaimanapun Sejabin tidak ingin menemui Anda, Seja." Ia menyuruh prajurit yang menutupi pintu untuk memberikan jalan pada sang Putra Mahkota.

Jongseong pun masuk, ia diikuti oleh si pemimpin penjagaan kediaman sang Putri Mahkota.

Ia melihat Jungwon yang tidur dengan tenang, diusapnya rambut yang lebih muda.

Bahkan seorang prajurit saja bisa melihatnya dengan tatapan tidak suka, sudah hal biasa bagi Jongseong jika berhadapan dengan orang-orang Shim, termasuk sang paman.

"Tidur nyenyak, sayang." Sebelum pergi, dia memberi kecupan pada kening si Yang.

Jika bisa jujur, dia merindukan suasana saat tidur bersama Jungwon. Tapi, dia sadar dengan kesalahan yang telah dia lakukan sangat pantas dihukum berat.

"Sebaiknya Anda tidak mengganggu waktu istirahat Sejabin." Ujar si penjaga.

Jongseong melirik tajam si penjaga, percuma saja. Perintah keluarga Shim memang sulit dibantahkan, apalagi dengan keadaan Istana tanpa seorang Kaisar. Bisa dengan mudah mereka menguasai dan memposisikan diri pada puncak jabatan pemerintahan.

Sayangnya, Taehyung tidak gila jabatan. Yang terpenting dia memiliki sedikit kuasa pada Kekaisaran dan memastikan apa yang dijaga oleh kakeknya tetap baik-baik saja.

Jungwon mendatangi pertemuan yang dilakukan ibu mertuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungwon mendatangi pertemuan yang dilakukan ibu mertuanya. Sayang sekali, kursi yang biasa ia tempati sudah ditempati orang lain.

"Sejabin—"

"Tak apa." Ia akhirnya duduk di tempat lain.

"Sejabin, seharusnya seorang selir yang masih berstatus pelayan tidak ada hak duduk dekat Junjeong Mama." Ujar salah seorang putri.

Jungwon menatap dihadapannya. "Biarkan saja, itu belas kasihan dariku." Perkataannya membuat ekspresi perempuan itu berubah kesal.

"Sejabin, bukan Anda yang ada di sini."

"Siapapun bisa di sini, tapi tidak untuk orang-orang yang tidak memiliki rasa malu." Minghao pun datang, dilihat dari wajahnya yang tidak suka.

Yah, bagaimanapun perempuan itu sudah melakukan hal yang tidak senonoh dihari kematian suaminya. Meskipun putranya pun salah, tapi orang itu sudah mendapatkan hukumannya.

"Mama, itu karena kami—"

"Saling mencintai? Apa harus dilakukan saat berduka? Bukankah kau hanya pelampiasan nafsu Seja? Kau saja berani menyangkut pautkan masalah dulu dengan keberadaan Sejabin, tapi kau ada di sini juga karena hal itu."

Minghao langsung ditenangkan oleh pelayannya, karena keadaannya pun tidak baik. Anak bungsunya yang pergi dari istana, suaminya meninggal, dan anak sulungnya melakukan kesalahan fatal.

"Kau belum berhak berada di sini, kau belum menjadi seorang selir. Jaga sikapmu atau kau akan mati!"

"Memangnya Seja akan mau menyetujuinya?"

"Aku akan minta Shim Taehyung-ssi yang memutuskannya."

Perempuan itupun langsung tediam, siapa yang berani menentang keputusan keturunan mendiang Putra Mahkota sebelumnya? Sama saja mempercepat kematian.

Jungwon masih diam karena perkataan ibu mertuanya. Apa masih ada rahasia yang belum Sunghoon beritahu tentang masalah di istana?

Dia harus bertanya pada siapa? Sunghoon dan Soobin tidak diizinkan pergi ke istana. Jaeyoon? Semoga saja.

"Sejabin, Anda baik?" Tanya salah satu pelayan Minghao.

Jungwon tersenyum meyakinkan. "Iya, aku baik-baik saja."

"Perjamuannya batal, lebih baik Anda istirahat saja." Ujar pelayan tersebut dengan lembut, sepertinya dia paham apa yang terjadi pada sosok Yang.

Jungwon mengangguk, iapun pergi dari sana dan masih memikirkan perkataan ibu mertuanya tentang masa lalu Jongseong.

To be continued….

To be continued…

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Family SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang