29❤️‍🩹

877 103 3
                                    

Jongseong tidak diam saja saat mengetahui Jungwon mengalami keguguran, tanpa sepengetahuan siapapun dia menyuruh seseorang menyelidikinya.

Sialnya orang yang dia suruh adalah pengikut Ibu Suri, tanpa dia ketahui. Tentu, hal tersebut menjadi kesempatan Ibu Suri membuat Kaisar menjadi di pihaknya.

Dan seperti biasa di paviliun ada Jungwon, kali ini Jongseong juga berada di sana. "Kenapa Anda mengirim tuan termuda Shim?" Tanya Jungwon pada sosok di seberang tempatnya duduk.

Jungwon sudah menahan pertanyaan ini dalam waktu lama, dia sendiri tidak pernah tau keadaan Sunghoon lagi setelah sosok suami dari sahabatnya telah pergi berperang.

Jongseong tidak mungkin memberitahu hal sebenarnya, dimana alasannya agar Jaeyoon tidak mengetahui apa yang dilakukan olehnya. Dia tau betul jika Jaeyoon memiliki tugas untuk mengawasinya.

"Karena dia sudah memiliki pasukannya, tidak mungkin mengirim Yeonjun hyungnim yang baru kembali dari penyerangan musuh di gunung."

Jungwon mengangguk paham, tidak ada rasa curiga sama sekali. Dia menikmati teh yang disediakan, dimana teh tersebut telah dicampur obat untuk mempercepat penyembuhan organ dalam tubuhnya.

"Kakak perempuan mu akan menikah, bukan?" Tanya Jongseong mencoba mengalihkan topik pembicaraan mereka.

"Ah iya."

"Aku tidak bisa hadir, tapi kau bisa jika ingin."

"Siapa yang tidak ingin menghadiri pernikahan saudaranya sendiri, Jeonha? Jika Anda mengizinkan aku akan pergi, jika tidak maka aku hanya akan mengirimkan hadiah dan surat saja."

"Kau boleh pergi, aku akan menyiapkan penjagaan yang ketat untukmu nanti. Beberapa pasukan keluarga Shim telah pergi berperang dan kemungkinan penjagaan mu melemah."

"Terima kasih."

"Malam nanti aku akan ke kamar mu."

Jungwon yang mendengar itu langsung tersedak. Dia tau arti lain dari perkataan suaminya itu, apalagi kalau bukan….

"Kenapa?"

"Ah, tidak apa-apa, hamba hanya terlalu cepat meminum." Jungwon kembali minum sembari melirik ke arah Jiheon dengan pandangan meminta tolong.

Jiheon hanya tersenyum, dia tidak tau bagaimana cara menolong tuannya itu. Biasanya yang menyarankan sesuatu itu Sunghoon, tapi mereka tidak bisa bertanya pada sosok Park itu karena tidak ada perantaranya, Kyungjun ikut dengan tuannya ke meda perang.

Jongseong menatap jamuan yang disediakan oleh Jungwon, terutama arak yang berada di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jongseong menatap jamuan yang disediakan oleh Jungwon, terutama arak yang berada di sana. Jungwon selalu menyediakan hal seperti ini.

Dayang yang masih berada di dalam pun mendapat perintah untuk keluar. Jungwon meremas hanbok yang ia gunakan di bawah meja.

"Kenapa harus menyajikan makanan saat akan tidur?"

"Karena hamba pikir Anda belum makan."

Jongseong bangkit dari duduknya, ia mendekati sang istri. Jungwon sedikit memundurkan tubuhnya dengan kedua tangan menahan di belakang.

"Kenapa?"

"Jeonha—"

"Aku ingin kita melakukannya dengan kondisi sama sama sadar." Jongseong mengungkung yang lebih muda, mendekatkan wajahnya.

Jungwon meneguk ludahnya, matanya tertutup saat bibir keduanya saling menempel. Ini kali pertama mereka melakukan bukan dalam kondisi mabuk.

Jungwon memukul kepalanya dengan kesal, para dayang sudah memasang ekspresi khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungwon memukul kepalanya dengan kesal, para dayang sudah memasang ekspresi khawatir. Karena sejak pagi Jungwon selalu memukul kepalanya tiba-tiba.

"Mama, Anda menyakiti diri Anda sendiri." Ujar Jiheon pelan.

Laki-laki bermarga Yang tersebut menghela nafas lelah. Dia tidak ingin mengingat kejadian semalam, tapi hal tersebut selalu muncul disaat dia sedang berpikir.

"Keluarga Shim sedang berkunjung." Ujar seorang dayang paruh baya. "Tapi, tidak ada tuan Park Sunghoon."

Jungwon yang awalnya senang langsung berubah sedih, dia hanya ingin bertemu dengan sahabatnya itu. Kenapa lebih sulit bertemu dengan Sunghoon daripada orang-orang Kekaisaran?!

"Anda bisa menulis surat, Mama. Hamba memiliki seorang teman yang merupakan pelayan dari tuan Choi, hamba akan menitipkan nya." Ujar Jiheon pelan dengan posisi berlutut.

Jungwon berpikir sejenak. Lalu, bagaimana dia mendapatkan balasannya? Choi Soobin ada di istana karena keluarga Shim memiliki urusan dengan Kekaisaran, dia juga tidak bisa meminta si Choi untuk berkunjung tanpa alasan yang jelas.

"Untuk masalah balasan itu hal mudah bagi tuan Park Sunghoon, Mama. Dia selalu memiliki cara dan memiliki banyak koneksi dengan orang-orang yang bergabung pada pasukan keluarga Shim." Perkataan Jiheon seolah mengetahui apa yang ia pikirkan.

"Karena dia menantunya."

Jiheon tersenyum tanpa beban. Tidak salah, tapi juga tidak benar. Karena anggota pasukan keluarga Shim tidak akan melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan tugas mereka, jika mereka diberi tugas untuk menjaga Kaisar, maka tidak akan melakukan hal lain.

"Baiklah." Jungwon mengambil kertas baru, mulai menuliskan surat untuk sosok yang tinggal di luar istana. Semoga dia benar-benar mendapatkan surat balasannya.

To be continued….

Family SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang