39❤️‍🩹

650 74 2
                                    

"Ku pikir kau orang yang baik."

Langkah Jaeyoon terhenti begitupun Kyungjun yang berjalan di belakangnya, menoleh ke arah samping kanan.

Jungwon sedang bersandar pada sebuh pohon sembari melipat tangannya ke depan. "Apa kurangnya sahabatku hingga kau meninggalkannya?"

"Dia selalu menuruti keputusanmu, padahal saat kecil dia orang yang keras kepala dan tidak pernah mau di atur."

Jungwon terus mengomel pada anak bungsu Shim Taehyung tersebut, bahkan yang dia lakukan sangat berbeda dengan kebiasaannya saat pagi.

Jaeyoon menghela nafas, memutar bola matanya malas. "Sepertinya saat kecil kau perlu satu guru lagi, kau sama saja dengan suamimu. Permisi."

Kyungjun memberi hormat dahulu sebelum pergi menyusul tuannya tersebut, meninggalkan Jungwon yang terlihat tidak percaya.

"Sepertinya dia kerasukan, aku harus mencari dukun untuk menyembuhkan orang itu." Jungwon membersihkan pakaiannya, mengibaskan dahulu hanboknya sebelum pergi kembali ke kamar.

Semua pelayan tengah menunggu di depan, sebenarnya mereka disuruh mencari oleh Kaisar. Hanya saja tidak mereka lakukan karena tahu kemana si Permaisuri pergi.

"Apa yang terjadi, Mama?"

"Tidak ada." Dengan kesal Jungwon masuk, melewati pelayan serta pengawalnya begitu saja. Dilihat-lihat tidak ada pelayan dan pengawal Kaisar, dia aman.

Kembali berganti pakaian dan memilih tidur lebih dulu tanpa menunggu sang suami. Dia masih kesal karena jawaban Jaeyoon tidak menjawab apapun, daripada rencananya diketahui Jongseong lebih baik tidur lebih dulu.

"Memangnya perpisahan itu harus mengakhiri rumah tangga?" Pertanyaan Riki membuat sang kakak diam, dia dipanggil untuk menjelaskan apa yang terjadi di Gangwon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Memangnya perpisahan itu harus mengakhiri rumah tangga?" Pertanyaan Riki membuat sang kakak diam, dia dipanggil untuk menjelaskan apa yang terjadi di Gangwon.

"Aku tidak tahu maksud Jaeyoon hyung-nim, tetapi sepertinya ada sesuatu hingga dia mau kembali ke istana."

"Sesuatu bagaimana? Seharusnya dia memberitahu aku jika memang ada hal yang membahayakan Kekaisaran." Ujar Jongseong tak terima.

Riki menghela nafas. "Anda baru mendengar seperti ini saja sudah berpikiran jika Jaeyoon hyung-nim memiliki rencana buruk."

"Tidak ada yang berpikir seperti itu, kalaupun ada itu kau."

Sang adik yang dituduh tak terima. "Jaeyoon hyung-nim masih aktif dalam kemiliteran saat di Gangwon-do, dia pasti tahu segala bahaya yang akan datang ke istana."

Jongseong berpikir cukup lama. Jika Jaeyoon sampai kembali dalam jajaran keamanan istana, itu tandanya bukan bahaya kecil. Kemungkinan bahaya yang bisa menghancurkan keluarga mereka.

Dia harus memancing Jaeyoon untuk memberitahu bahaya itu dan apa yang Jaeyoon rencanakan, mereka harus bekerjasama, bukan?

Saat malam hari, pekerjaannya telah selesai dan Jaeyoon akan kembali ke kediaman Shim. Dia terlebih dahulu meminta Jaeyoon untuk berbincang sejenak.

"Aku meminta maaf."

Jaeyoon menaikkan satu alisnya. "Untuk apa?"

"Semua kesalahan yang ku lakukan padamu, terutama masalah terakhir."

"Aku sudah melupakannya."

Jongseong tahu betul bagaimana sepupunya itu, dia belum benar-benar dimaafkan, buktinya saja kesalahannya dilupakan. Kapan saja bisa diungkit kembali oleh Jaeyoon jika dia melakukan kesalahan lagi.

"Pasti ada alasan kau kembali."

"Memang. Ku harap kau bersiap dan bisa lebih memilih orang-orang di istana, jika kau menyayangi keluargamu maka lindungi mereka. Lingkungan kita banyak yang mengawasi, permisi."

Jaeyoon tidak bisa menjelaskan langsung, dia yakin pengawal keluarga Shim pun sudah ada yang berkhianat. Meskipun mereka hanya mengobrol berdua, bisa saja ada orang yang mengawasi dari jauh.

Jongseong kembali ke kamarnya sembari memikirkan perkataan Jaeyoon tentang bahaya. Dia tidak bisa mencurigai Jaeyoon lagi, pasti sepupunya itu tidak memiliki niat buruk.

Ia pikir sekarang harus lebih berhati-hati lagi pada Ibu Suri Agung. Baik, dia sudah mulai tersadarkan akan keberadaan Ibu Suri Agung yang akan memanfaatkan dirinya saja.

Harus dilakukan dengan hati-hati dan perlahan agar mereka tidak curiga, mengikuti alur rencana Jaeyoon yang lebih tau bahaya itu.

Jaeyoon yang telah sampai di kediaman keluarganya pun langsung dilempar pertanyaan seperti hari-hari sebelumnya, bahkan keluarganya tidak paham permainan kata yang dia buat mengenai berita rumah tangganya.

Riki yang tidak diberitahu saja paham maksudnya, karena dia memikirkannya tanpa ada emosi, memahami satu persatu setiap kata dengan baik.

To be continued….

Family SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang