𝐭𝐰𝐞𝐧𝐭𝐲 𝐬𝐢𝐱

401 49 32
                                    

40+ votes30+ comments

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

40+ votes
30+ comments

Kalo terpenuhi salah satunya kita lanjut cepet, kalo lamaaa ya ya udah ga ada perkembangan paling

°°°

⚠️Warning⚠️

This story contains sex, drugs, alcohol, violence, promiscuity, drunk, smoke, juvenile delinquency, harsh words, unwed pregnancy, married by accident, etc...

Harap disesuaikan dengan usia anda

Ingat, ini juga fiksi. Tidak menyangkut kehidupan nyata karakter juga tidak bermaksud menyinggung siapa pun atau menyindir kejadian apapun.

°°°

Malam ketika Sehun menemani sang istri yang telah lelap tidur di sampingnya, selain tangannya yang lembut mengusap-usap kepala Yoona yang memang bersandar di dadanya yang bidang — Sehun tengah memikirkan apa yang telah ia lalui hari ini ketika ia menghabiskan waktunya di bengkel untuk bekerja. Satu situasi di sana membuatnya merenung dan berpikir seperti saat ini. Tangan Sehun memang sibuk mengelus-elus rambut dan lengan Yoona supaya istrinya itu lelap tertidur, akan tetapi isi kepala Sehun terus bergerak memikirkan wanita yang usianya sepantar dengan ayahnya — Yeonseok Sanjaya.

Tetes bening butiran kristal dari matanya pun jatuh ke pipi lagi. Sehun mengingat wajah yang sekian lamanya hanya dapat ia kenali lewat selembar foto usang saja. Seperti mimpi yang menjadi kenyataan ketika wanita itu berhadapan langsung dengannya setelah hampir delapan belas tahun lamanya ia tak pernah bersua dengan perempuan itu.

Maka izinkan alur ceritanya ini kembali mundur pada situasi saat hari masih siang di mana sang surya masih bersinar terik menghujankan tetesan keringat bagi mereka yang tengah keras bekerja membanting tulang dan mencari nafkah untuk keluarga tercinta di rumah. Kembali kepada situasi ketika Sehun dikenalkan Soohyuk kepada seorang perempuan yang mirip dengan masa lalu papanya.

"S-saya... saya... saya..."

Sehun mengenali wajah itu karena ia pernah melihatnya meski hanya lewat foto saja. Air mata Sehun tak sengaja menetes kala ia tatap wajah perempuan itu lebih jelas ketika ia mengajak wanita itu bicara. "Lho kenapa malah nangis, akang lagi sedih?" Tanya perempuan itu yang membuat Sehun langsung menyeka air matanya.

"A-anu... enggak kok, saya gak nangis." Katanya berpura-pura. "Saya cuma kelilipan aja, kayaknya ada debu yang masuk ke mata saya." Lanjutnya, berbohong.

"M-motor ibu yang ini kan bu?"

Salah tingkah, Sehun berpura-pura menunjuk pada sepeda motor berjenis scooter warna merah muda yang jelas-jelas adalah kendaraan yang bermasalah milik wanita yang usianya nyaris paruh baya itu. "Iya kang, itu motor saya. Sering tiba-tiba mati sendiri kalau saya jalanin sekarang mah."

[M] WE FOUND LOVE (IN HOPELESS PLACE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang